DEBUT ALBUM MAFIA PEMANTIK QOLBU

Menyelami Ke-Aku-an Di Dalam Rebahan

Kapan terakhir kali kalian terjaga hingga larut menembus batas antara hari ini dan hari esok?
Merebah, sembari bercengkrama dengan pikiran-pikiran yang lalu lalang di dalam kepala. Namun
memang, obrolan-obrolan dengan isi kepala yang terjadi kerap bukanlah untuk mendapatkan jawaban,
bagi sebagian orang setiap obrolan ini hanyalah akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Bukan untuk menyuarakan suara orang banyak, namun lebih menonjolkan ‘Aku’ di dalam kepala.

Mafia Pemantik Qolbu, unit art-rock Jakarta, menangkap suara-suara ke-Aku-an di kepala
mereka dalam debut albumnya yang berjudul Di Dalam Rebahan yang rilis pada hari Jumat ini (18/10).

Sisi ke-Aku-an Mafia Pemantik Qolbu mereka tonjolkan cukup jelas pada baris-baris lirik dan
narasi yang disampaikan. Salah satunya pada penggalan lirik ‘place to rest our head’:

“Whatever he would feel, he just wanted to heal. His unseen wound inside that starts to
peel, it makes him want to kill. He needs a place to rest his head, he loves tranquility.”

Bait-bait di atas menggambarkan sekaligus membawa pendengarnya untuk hanyut ke dalam
narasi seseorang yang sedang ‘berperang’ dengan luka dan kejadian -yang tidak digambarkan- orang itu
sendiri. Bahkan lebih angkuh lagi pada De La Fleur, ‘Gods above speaks too much’.

“Karena bagi kita, atau bagi gue sendiri se-engganya, gue ga bisa bersuara untuk orang lain
ketika gue dan masalah-masalah di dalam diri dan kepala gue belum selesai. Gue malah ngerasa egois
ketika gue sendiri belum selesai, tapi gue menyuarakan untuk orang lain.”, jelas Rakha Agung (Drum)
mengenai narasinya.

Pada debut album yang berisi sebelas lagu ini, band yang terlahir di Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (entah ada hubungannya atau tidak dengan kompleksitas pikiran mereka) ini menggambarkan
dan membagi lagu-lagu mereka menjadi tiga fase. Empat lagu pertama mewakili sebuah suasana
seseorang yang melepaskan diri dari segala aspek di luar dirinya (rutinitas) dan menyelami inner-self.

Empat lagu berikutnya adalah penggambaran dari subjek yang mendapatkan pembelajaran dan
pertanyaan baru dari hasil dialognya dengan isi kepalanya. Sedangkan tiga lagu terakhir menjadi sebuah
penutup rebahan yang tidak menyediakan jawaban dari segala pertanyaan dan keresahan, menutup
dialog dengan rebahan. Mencoba mengutip Arcade Fire, “Sleeping is giving in, no matter what the time
is”. Bagi Mafia Pemantik Qolbu, tidur merupakan bentuk mengikhlaskan diri untuk istirahat supaya
mampu menjalani permasalahan yang belum selesai.

“Kita (Mafia Pemantik Qolbu) sejujurnya pengen orang-orang dengerin album ini ketika
urusan-urusan dan kegiatan mereka udah selesai. Udah di rumah, udah nyisa tinggal tidur doang mereka
dengerinnya. Karena ketika udah tenang di malam hari, bagi kami, dan mungkin bagi beberapa orang itu
adalah waktu mereka untuk ngobrol sama pikiran-pikiran mereka sendiri.”, ujar mereka.

Melengkapi keresahan dalam pikiran mereka, Mafia Pemantik Qolbu kembali mengajak Fahreza
Aditya sebagai penanggung jawab visual Mafia Pemantik Qolbu sejak rilisan-rilisan single terdahulu
mereka menggambarkan album ini dengan anggun.

“Ide dasarnya secara sederhana kita pengen ngegambarin seseorang lagi rebahan, tapi nggak
nyaman. Model di cover album ini rebahan dalam posisi yoga, di sana ada tangan dia, dan tangan lain
sebagai gambaran permasalahan-permasalahan si orang ini.”, jelasnya.

Segala penggambaran dan cerita dari kurang lebih 45 menit total keseluruhan durasi dari album
ini memang tidak membawa kita ke mana-mana. Karena memang pada akhirnya, saya mengamini
penjelasan Rakha (beserta setelah membaca 12 halaman tuangan pikiran rebahan tanpa konklusi
miliknya), seseorang yang belum usai dengan dirinya sendiri akan cenderung membawa-bawa
ke-Aku-annya pada orang lain. Album Di Dalam Rebahan dapat didengarkan melalui seluruh kanal
streaming musik digital mulai hari Jumat, 18 Oktober 2019.

Selamat Merebah.

Mafia Pemantik Qolbu:
Alit Djarot – Vokal, Gitar
Daniel Hasudungan – Gitar, Keys, Synth
Dion isius Abram – Gitar
Raka putra – Bass
Rakha Agung – Drum

Instagram: @mafiapemantikqolbu
Twitter: @pemantikqolbu
E-mail: mgmt@putratimur.com
Phone: +62-812-8878-1497 (Katagana)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *