GROUP EXHIBITION : THERE IS NO MIRACLE

Untitled-1

THERE IS NO MIRACLE
“Sebuah ruang untuk membicarakan harapan dan kemungkinan apa yang bisa dilakukan di masa mendatang”
Sebagai pembuka awal bulan September, Jogja Galeri kedatangan beberapa calon wisudawan civitas akademika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang akan mengekspansi galeri dengan sejumlah karya seni rupa, lima orang diantaranya adalah M. Hafidz Dwi C.U, Isnugroho Ghany, Nuri Atmoko, Khatulistyanto Wibowo, Suluh Pamungkas yang menginisiasi sebuah pameran bertajuk There Is No Miracle dan akan berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 1 – 3 September 2016. Tak hanya menyuguhkan pameran lukisan saja, pada prosesi pembukaan pameran pun disuguhkan sebuah pertunjukan menarik dari beberapa kelompok seni, hari kedua akan tampil Post-Wayang show yang bercerita seputar tantangan zaman para generasi masa kini, dan hari terakhir dilengkapi dengan sesi artist talk untuk membongkar gagasan-gagasan mereka dalam pameran ini. Kuratorial pameran ini ditulis oleh Arga Aditya dan dibuka oleh Drs. B T Dewobroto, M. Sn selaku wakil dari civitas akademika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Kurang lebih 40 karya seni rupa siap disuguhkan untuk para penikmat seni yang hadir di Jogja Galeri, selain lukisan ada beberapa karya instalasi yang interaktif dan bisa dimainkan oleh para pengunjung yang turut meramaikan gelaran ini. Semua gagasan yang diusung oleh masing-masing seniman merupakan hal penting dalam melihat dampak perubahan jaman yang terjadi, meski masing-masing seniman membawa gagasan yang berbeda-beda namun tetap memiliki suara yang seirama dalam memberi pandangan kritis tentang dampak globalisasi. Bagi mereka There Is No Miracle bisa jadi sebuah ruang untuk membicarakan harapan dan kemungkinan apa yang bisa dilakukan di masa mendatang. Lewat proses estetis yang dikemas secara artistik, dengan kesadaran yang ingin coba dibagi pada sekitar lewat narasi tentang semangat lokalitas untuk bertahan dari intervensi arus global. Perlahan tapi pasti nilai-nilai yang menjadi dasar pijakan kehidupan masyarakat kini mengalami perubahan yang signifikan. Pameran ini mereka pakai sebagai media komunikasi kepada publik demi terciptanya kesadaran kolektif dalam skala besar, karya rupa mereka sudah sangat menyiratkan ekspresi semangat zaman (zeitgeist) dari para perupa muda yang peduli akan sekitar mereka. Sejauh apa urgensi globalisasi di mata mereka? dan sepenting apa masyarakat perlu tahu tentang hal ini? Karya-karya mereka sudah siap saji di awal bulan yang ceria, jangan sampai terlewatkan momen berharga ini.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *