Liputan : Launching Film ” We Are Monsters”

Mendapat undangan untuk screening perdana dari film dokumenter yang digagas oleh Captain Jack di malam sebelumnya tentu saja sangat sayang buat di tolak. Selasa, 4 november 2012 lalu tepatnya pemutaran film ” We Are Monster” di Lembaga Indonesia Prancis (LIP), dan juga bertepatan dengan ulang tahun ke-13 Captain Jack. Agak ngaret dari yang dijadwalkan, pemutaran film ini dibuka dengan konfrensi pers dari personil Captain Jack sendiri dan Sutradara dari film “We are Monster” ( Devri Dinarto ).

Siang itu personil Captain Jack yang turut hadir adalah: Momo, Surya Ismeth, dan Andibabon, sedangkan Novan dan Zudhil berhalangan hadir. Konfrensi pers berjalan dengan jual beli pertanyaan seputar proses pembuatan film dan album baru mereka. Momo yang merupakan vox dari Captain Jack sedikit menceritakan tentang biaya pembutan film dokumenter “We Are Monster” yang sangat minim, dan bisa dikatakan cuma seharga Uang muka motor baru, Namun bukan berarti kualitas film-nya juga minim.  Devri menceritakan Bagaimana Dia selama dua tahun mengumpulkan kepingan – kepingan gambar dari panggung ke panggung yang dihentak oleh Captain Jack. Selain itu juga ada beberapa footage kiriman dari Monster Jackers yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

Jengjeetttt… Film dimulai. Ruangan yang tadinya riuh langsung menjadi senyap. Mata – mata terpaku ke layar screen. Dimulai dengan sejarah awal terbentuknya Band Captain Jack yang sudah berumur 13 tahun, berasal dari kota yang sama yaitu, Samarinda, dan kala itu mereka sama – sama akan menuntut ilmu di Jogjakarta. Setelah 13 tahun berkarya dan menelurkan 3 album termasuk 2 EP : Unmindless (EP/2004), Somethink about (2005), The fall of concept (EP/2008), Highend Compilation Album (2010), dan Yang terakhir Captain Jack 4th album (2012). Band yang belum pernah bongkar – pasang personil seumur hidupnya ini juga berkampanye didalam film-nya tentang tren positif bahwa tanpa drugs dan alkohol musik Rock tetap akan menggema.

Lanjut, Difilm ini diceritakan tentang bagaimana Inspirasi dari album terbaru mereka adalah para “Monster Jackers” yang merupakan sebutan dari penggemar Captain Jack, dan bagaimana terbentuknya sebutan Monster Jackers mulai di kampanyekan oleh para teman – teman pendengar setia Mereka. Monster Jackers adalah kumpulan – kumpulan remaja tanggung yang sedang mencari jati diri di tempat yang tidak mendukung, tempat penuh kekangan, tapi sekaligus tempat yang mengarahkan generasi mereka ke dalam sebuah kepicikan dan kesempitan berpikir, namun pada akhirnya merekan menemukan sebuah “ide” kesamaan persepsi dari dalam lirik dan musik Captain Jack. Terdapat juga penjelasan beberapa kesalahpahaman bagi Monster Jackers mengartikan lirik lagu Captain Jack, seperti pada lagu Postcard untuk Tuhan, yang beberapa orang mengganggap bahwa Captain Jack anti Tuhan, sedangkan maksud dari lagu tersebut adalah sebaliknya, supaya jika kita dilanda masalah agar berserah pada Tuhan.

Selain tentang Monster jackers, juga menceritakan proses rekaman album 4th Captain sedari awal. Mulai dari rekaman di Studio “Lahan Eros” yang mana studio milik Eros Candra  (SO7), Momo yang cuma mendapat Soul untuk take vokal pada tengah malam, yang mana merupakan bukan waktu yang tepat buat rekaman. Terdapat kasus file Take drum yang rusak, dan harus take ulang, Proses Brainstorming antar personil dalam meramu album 4th Captain Jack juga tak luput dari rekaman Devri. Beberapa testimoni dari orang – orang  yang sudah lama bergelut didunia musik Indonesia, sebut saja Wendy Putranto (RollingStone Magz), Bongki dari (BIP), Andre Opa, wawancara dengan para Monster Jackers yang tersebar di Jogjakarta, Jawa tengah, hingga Jakarta. Semua terangkum dalam film dokumenter “We Are Monster” ini. Film yang disengaja akan disebar secara gratis di Internet ini akan di launching dalam waktu dekat, agar semua orang dapat menikmatinya.

Film Dokumenter yang layak tonton, menggelitik, dan penuh kejutan. Regards!!

 

 

Karyawan Magang

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *