RANGKAIAN KARYA TERBARU RIRI RIZA “HUMBA DREAMS” DILUNCURKAN DI YOGYA

RANGKAIAN KARYA TERBARU RIRI RIZA “HUMBA DREAMS” DILUNCURKAN DI YOGYA

Humba Dreams hadir dalam karya lintas medium; “Film Humba Dreams” yang akan diputar perdana dan “Humba Dreams (un)Exposed”, sebuah instalasi seni akan dapat disaksikan pada ArtJog MMXIX – Arts in Common: common|space

Film terbaru karya Riri Riza, HUMBA DREAMS, kini akan tayang perdana untuk penonton Indonesia. Pada bulan Juni lalu, HUMBA DREAMS diputar World Premiere pada ajang Shanghai International Film Festival 2019 dan mendapat sambutan baik di sana. Film HUMBA DREAMS akan mengawali perjalanan rilisnya di Indonesia pada JAFF Movie Night 3.2 yang diadakan pada 27 Juli 2019 (khusus undangan) dan 3-4 Agustus 2019 (untuk umum). Selanjutnya, HUMBA DREAMS akan diputar secara bergiliran di kota-kota lainnya.

Humba, sebutan untuk Sumba yang lebih akrab, telah menjadi tempat istimewa bagi sutradara Riri Riza dan Miles Films. “Sumba telah menjadi bagian cerita dari banyak film Indonesia. Film ini adalah sebuah sisi dari Sumba masa kini, yang masih setia dengan tradisi namun menghadapi tantangan jaman modern,” tutur Mira Lesmana, produser Miles Films. HUMBA DREAMS adalah catatan pribadi Riri Riza tentang Sumba, khususnya Sumba Timur dan juga tentang impian dan harapannya akan film.

Film HUMBA DREAMS, yang memenangkan CJ Entertainment Award di Asian Project Market (APM) Busan International Film Festival pada tahun 2017, bercerita tentang MARTIN (J.S Khairen), seorang mahasiswa sekolah film Jakarta, yang pulang ke Sumba untuk sebuah tugas yang tak mudah. Perjalanan mempertemukan Martin dengan ANNA (Ully Triani) dan berbagai pertanyaan tentang Humba dan dirinya perlahan menemukan jawaban.

Ketika menggarap ide untuk HUMBA DREAMS, Riri Riza mencoba menangkap dan menggali budaya masyarakat Sumba dan menemukan bagaimana kematian dalam kepercayaan lokal Marapu adalah peristiwa penting yang menjadi sentral dalam kehidupan masyarakat Sumba. Bersamaan dengan itu, masyarakat Sumba juga dihadapkan pada isu-isu kontemporer, seperti kesulitan perekonomian, konsumerisme, dan persoalan pengelolaan limbah. “Pada titik inilah saya merasa ada banyak hal yang ingin saya sampaikan, dan saya tidak ingin membatasi diri pada keterbatasan satu medium seni,” demikian tutur Riri Riza. “Mengutip D.A Peransi, seorang perupa dan esais Indonesia, bahwa sinema diciptakan dalam serangkaian proses dan eksperimen, lampu dan ilusi, seperti zoetrope atau camera obscura. Instalasi seni ini adalah upaya saya untuk menerjemahkannya ke dalam sebuah karya”, lanjut Riri Riza.

Instalasi seni karya Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed akan dapat disaksikan pada perhelatan seni kontemporer terbesar di Indonesia, ARTJOG 2019 (selanjutnya ditulis ARTJOG MMXIX) yang akan digelar sepanjang 25 Juli hingga 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum. Selama 12 tahun perjalanannya, ARTJOG selalu berupaya menciptakan ruang-ruang pertemuan bagi publik seluas-luasnya melalui aktivitas kesenian. Citra perhelatan yang selama ini dikenal meriah dan membuka wawasan pada akhirnya telah mendorong ARTJOG untuk menegaskan posisinya sebagai sebuah festival seni rupa kontemporer internasional.

Melalui karya Humba Dreams (un)Exposed, film Humba Dreams diartikulasikan lebih jauh oleh Riri Riza dalam bentuk instalasi berupa 3 patung jasad duduk dari tradisi Marapu yang hadir dengan semacam lubang kecil yang cukup untuk diintip. Di dalamnya terputar B-Roll dari rol-rol filmnya yang tersisih dari pembuatan film HUMBA DREAMS. Pengunjung yang ingin menikmati karyanya harus menikmatinya dengan cara yang tidak lazim, yaitu mengintip ke dalam patung tersebut. Karya ini hadir sebagai karya lintas medium dan displin seni yang akan memberikan pengalaman tersendiri bagi publik. Dalam pembuatannya, Riri Riza berkolaborasi dengan Studio Batu serta didukung oleh sederetan talenta-talenta dari industri seni, yaitu Wulang Sunu, Taba Sanchabakhtiar, dan Satrio Budiono.

AKUN MEDIA SOSIAL
Twitter : @milesfilms
Facebook : Miles Films
Instagram : @milesfilms
Youtube : Miles Films
Hashtag : #FilmBebas
Website : milesfilms.net

Tentang Miles Films
Miles Films, yang didirikan pada bulan Maret 1995 dan kini dipimpin oleh Mira Lesmana bersama Riri Riza, merupakan sebuah rumah produksi Indonesia yang terkenal dengan prestasi karya-karyanya. Perusahaan independen ini telah memproduksi sejumlah film yang berhasil mendulang kesuksesan di tanah air. Seperti Petualangan Sherina (2000), drama remaja Ada Apa Dengan Cinta? (2002/2016), Laskar Pelangi (2008), dan juga film Athirah (2018) dan film pendek Kado (2019) yang menuai perhatian kritikus film.

Tentang Studio Batu
Studio Batu adalah sebuah kolektif seni berbasis di Yogyakarta dengan latar belakang seni yang beragam, seperti seni rupa, film, musik, arsitek. Namanya mulai banyak dikenal setelah terlibat dalam film pendek “Lembusura” dan “Prenjak” karya Wregas Bhanuteja, sebuah film pendek yang memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery prize for short film di Semaine De La Critique Cannes 2016. Studio Batu juga dikenal aktif mengeksplorasi karya seni lain. Karyanya yang terakhir adalah sebuah pertunjukan visual “While You Away”, yang ditampilkan di beberapa venue pada tahun 2018-2019.

Tentang Wulang Sunu
Wulang Sunu, lulusan Institut Seni Indonesia, adalah co-founder Studio Batu, sebuah kolektif seni berbasis di Yogyakarta. Bersama Studio Batu, Wulang Sunu mengembangkan karya-karya seni dari beragam disiplin, seperti film pendek, pertunjukan visual, dan seni visual sebagai medium penyampaian ide-ide kreatifnya. Dalam karya-karyanya, Wulang Sunu selalu memanfaatkan beragam medium, dari gambar, lukisan, instalasi, pertunjukan visual, video mapping, dan animasi.

Tentang Taba Sanchabakhtiar
Sejak 1997, Taba Sanchabakhtiar mendedikasikan karirnya dalam bidang videografi dan mencapai beberapa penghargaan, salah satunya VMI Best Director Award pada tahun 2000. Taba kemudian memperluas portofolionya ke ranah seni video dan industri multimedia; bidang yang menjadi keahliannya sampai saat ini. Taba terlibat dalam berbagai karya terbaik tanah air, seperti Musikal Laskar Pelangi, Matah Ati, Musikal Tari Ariah, Opening Sea Games 2011, Opening Asian Para Games 2018, dan banyak konser musik di Indonesia.

Kontak Media:
Michael Ratnadwijanti
Publicist Miles Films
+62 811 909 417
milespublicist@gmail.com

INFORMASI TEKNIS
Sutradara & Penulis Naskah : Riri Riza
Produser : Mira Lesmana
Produser Pelaksana : Toto Prasetyanto
Sinematografi : Bayu Prihantoro
Penata Artistik : Asep Suryaman
Editor : Sastha Sunu
Penata Suara : Satrio Budiono & Yusuf Patawari
Musik : Aksan Sjuman

PEMAIN
J.S. Khairen sebagai Martin
Ully Triani sebagai Ana

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *