RIPSTORE.ASIA RILIS ALBUM TRIBUTE TO EFEK RUMAH KACA

Artwork Cover - Album Tribute to Efek Rumah Kaca (Kredit ilustrasi oleh Yosep Rendi)

Dalam rangka mengkampanyekan penghargaan dan kesadaran hak intelektual bagi musisi Indonesia, Creative Commons Indonesia dan Ripstore.Asia resmi merilis Album Tribute to Efek Rumah Kaca pada acara Local Wisdom bersama Felix Dass di RURUradio pada 14 Juli kemarin. Dirilis sekaligus merayakan hari kelahiran mp3 sedunia, atau dikenal juga sebagai Netlabel Day, album ini tersedia untuk diunduh gratis di situs Ripstore.Asia (https://www.ripstore.asia/netlabelday).

Album Tribute to Efek Rumah Kaca ini diisi oleh 14 cover song dari 14 band/ artist dengan berbagai genre yang menggubah lagu Efek Rumah Kaca yang terpilih lewat program Cover Song Challenge. Band/ artist tersebut yakni Salma Nurul & Muhammad Ilham, O.K. Bro, Tashoora, Antartika x Sociophonic, Sungai, Nailtriple, Fiersa Besari, Puti Chitara, Elliona, Karnivulgar, Jionara, LastElise, Hamzah Bagja Kusuma, dan Christabel Annora.

Adapun program Tribute to ERK: Cover Song Challenge adalah project kolektif non-profit yang diinisiasi oleh Ripstore.Asia dan Creative Commons Indonesia sebagai bentuk penghargaan untuk grup musik independen Efek Rumah Kaca. Memulai kiprahnya di kancah musik independen pada 2001, band pop minimalis ini telah banyak menghasilkan karya yang tak hanya memiliki pesan kuat dari segi estetis dan politis lewat musik, tapi juga dianggap mampu memberi pengaruh pada corak produksi dan konsumsi produk seni kreatif mandiri menjadi kian diperhitungkan di ranah musik kita hari ini dalam satu tesis singkat: Pasar Bisa Diciptakan, Cipta Bisa Dipasarkan. (Simak juga Prinsip Kerja Lisensi Creative Commons yang kami gunakan di kegiatan ini pada tautan berikut: http://creativecommons.or.id/2016/06/prinsip-kerja-lisensi-creative-commons-di-coversongchallenge-tribute2erk)

Program yang juga bertujuan untuk memperkenalkan kembali secara meluas penggunaan lisensi Creative Commons pada karya musik di Indonesia ini mengundang siapa saja untuk mengirimkan karya cover songnya di situs Ripstore.Asia. Berlangsung selama sebulan penuh yakni 14 Juni dan 14 Juli 2016, program ini telah menerima 65 karya Cover Song atas 23 lagu Efek Rumah Kaca yang digubah dalam 15 Genre oleh 63 partisipan dari 17 Kotamadya dan 8 Kabupaten di Indonesia. (Daftar lengkap partisipannya bisa dilihat di sini: https://www.ripstore.asia/tribute2erk/participant)

Komponen penilaiannya sendiri dirangkum dari skor juri atas 4 elemen dasar yang menjadi tolak ukur untuk menentukan mana karya yang outstanding dan mana yang layak didapuk ke dalam album tribute. Empat elemen ini yakni teknis rekaman teknis rekaman yang disajikan masing-masing partisipan agar menghasilkan kualitas audio yang bisa didengar publik dengan apik, pemilihan dan penguasaan alat musik yang cermat, ketepatan improvisasi dan tafsir dari karya asli, serta preferensi juri yang berasal dari berbagai kompetensi dan latar belakang masing-masing.

Para juri yang terlibat dalam project ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu pertama juri umum yang terdiri dari pewakilan Ripstore.Asia, Creative Commons Indonesia dan Efek Rumah Kaca. Yang kedua, juri media terdiri dari para redaktur musik dari 5 webzine independen dari berbagai kota besar di Indonesia yakni Kanal Tigapuluh (Yogyakarta), Ronascent (Surabaya), Jakartabeat (Bandung), Surnalisme (Bandung) dan Disorder Zine (Jakarta). Kehadiran para juri media ini kami nilai penting selain karena konsistensinya dalam mengembangkan jurnalisme dan kritik musik di Indonesia serta perannya yang tidak sedikit sebagai agen informasi yang juga membentuk kultur musik independen di berbagai daerah tersebut. (Simak profil juri di tautan berikut: https://www.ripstore.asia/blog/penutupan-voting-publik-dan-perihal-penjurian)

Menyusul telah dirilisnya album ini dan mengingat kegiatan ini sepenuhnya dijalankan secara kolektif dan swadaya, bila memungkinkan, kami juga akan mengadakan kegiatan tambahan yakni acara offline Tribute to Efek Rumah Kaca bekerjasama dengan salah satu universitas di Jakarta lewat kegiatan live music performance dari para partisipan serta diskusi/ talkshow dengan sejumah narasumber terkait tema free culture dan penerapan lisensi creative commons di ranah musik, serta pembuatan album tribute versi rilisan fisiknya berupa CD atau kaset sebagai rewards untuk partisipan dengan sistem Crowdfunding.

Ripstore.Asia
Distribusi Konten Digital untuk Musisi Indonesia
http://www.ripstore.asia
Raka Autocare Building Block A 2nd Floor
Jalan Terusan Buah Batu Nomor 54
Bandung 40288
Phone (022) 7531225 Fax. (022) 7513771
Whatsapp 081224221357

Follow Us:
Twitter: @Ripstore
Facebook: Ripstore.Asia

———————————————————–

Liner Notes Album Tribute to Efek Rumah Kaca

Ada sensasi yang berbeda ketika kami akhirnya resmi merilis album Tribute to Efek Rumah Kaca tepat di hari perayaan kelahiran MP3 sedunia 14 Juli kemarin yang juga dikenal sebagai Netlabel Day.
Pasalnya, ketika awal Cover Song Challenge dibuka untuk umum, tidak ada satupun diantara kami yang punya gambaran bakal seperti apa saja lagu cover song yang akan tampil, ragam genre yang akan diusung, bagaimana kualitasnya secara keseluruhan, serta siapa band/ artist dari kota mana saja yang akan diapuk untuk mengisi keempat belas track listnya.
Maka alih-alih ini sekedar project senang-senang, tanpa sadar kami sedang mempertaruhkan banyak hal di sini; kredebilitas kami sebagai penyelenggara serta kemahsyuran nama Efek Rumah Kaca itu sendiri sebagai salah satu band independen terbaik yang dimiliki Indonesia hari ini dengan banyak prestasi dan basis fans yang besar.
Sensasi lain juga kami rasakan karena album tribute ini lahir dari semangat berbagi yang melibatkan partisipasi banyak pihak; para juri yang tak mengenal satu sama lain dan terpisah di berbagai kota, para partisipan yang dikejar tenggat waktu submission, publik umum yang turut diberi kesempatan menilai dan mengapresiasi semua karya yang telah masuk, serta kawan-kawan yang bergerak di balik layar bahu membahu demi kelancaran acara ini sejak hari pertama.
Kami bahkan masih takjub mengingat proses kelahiran album ini kami jalankan dalam timeframe singkat (satu bulan saja, 14 Juni s/d 14 Juli 2016, dengan pertimbangan kegiatan ini terpotong oleh bulan Ramadhan serta libur lebaran). Nyatanya semua proses bisa kami jalakan dengan lancar berkat kerjasama kolektif antara penyelenggara, juri, partisipan dan publik.
Lantas setelah 14 karya terbaik diumumkan dan album ini resmi dirilis dan tersedia untuk diunduh gratis dengan lisensi Creative Commons sebagai bagian dari kampanye kesadaran untuk menghagai hak cipta musisi… lalu whats next?
Felix Dass dalam wawancara dengan kami di Local Wisdom RURUradio Kamis malam kemarin sempat bertanya tentang hal ini, terutama mengenai apa ada rencana album ini bakal dibuatkan format fisik dan bagaimana antusiasme publik. Mengenai rilisan fisik sendiri, sejak awal project ini berjalan kami memang sudah mengumumkan bila memungkinkan, kami selaku penyelenggara juga akan mencetak format rilisan fisiknya baik dalam bentuk CD ataupun kaset melalui sistem crowdfunding.
Meski belum ada obrolan lebih lanjut dengan manajemen Efek Rumah Kaca tentang hal tersebut, yang jelas sampai liner notes ini kami tulis, statistik kami mencatat dari sekitar 2000 lebih pengunduh dari 200 wilayah kota/ kabupaten di 8 negara (Australia, Egypt, Indonesia, Isle of Man, Italy, Malaysia, New Zealand, Singapore, Sudan), baru sepertiganya yang setuju agar album ini dijadikan format fisiknya, baik dalam format CD maupun Kaset. Statistik tersebut memang sedang terus bertambah, dan ini akan menjadi bahan masukan bagi kami.
Dalam artian, keputusan untuk merilis album fisik ini ada di tangan Efek Rumah Kaca sebagai pemegang lisensi, persetujuan dari para partisipan yang lagunya akan dijadikan album fisik, serta animo publik yang akan muncul nantinya. Adalah tugas kami selaku penyelenggara untuk menjembatani ketiganya.
Sehingga apapun keputusannya nanti, yang patut dicatat adalah kami tetap komitmen seperti di awal project yakni menjadikan kegiatan ini sebagai sarana edukasi lisensi karya intelektual, penghargaan bagi musisi dan project kolektif yang bersifat non-profit.
Akhir kata, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan dengan kehadiran album ini kami berharap bisa mewarnai secuil bagian dari dunia musik independen di Indonesia yang kami yakin akan semakin berkembang ke arah yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
16 Jul 2016

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *