WORLD PREMIERE MOBIL BEKAS DAN KISAH-KISAH DALAM PUTARAN DI BUSAN INERNATIONAL FILM FESTIVAL

WORLD PREMIERE MOBIL BEKAS DAN KISAH-KISAH DALAM PUTARAN DI
BUSAN INERNATIONAL FILM FESTIVAL

Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran, sebuah film crowdfunding pertama dalam
program Bosan Berisik Lab : Picnic Cinema bersiap melakukan perjalanannya lewat world
premiere dan lauching novel.

Film kedua Bosan Berisik Lab yang
berjudul Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran ( Inggris : The Carousel Never Stops
Turning ), kerja sama dengan Panji Prasetyo Pictures, dan disutradarai oleh Ismail Basbeth
masuk dalam seleksi A Window on Asian Cinema, program yang memperkenalkan film-film
pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year, sekaligus menjadi salah satu dari
sepuluh film kategori world premiere pertama yang dinominasikan dalam Kim Jiseok Award
di Busan International Film Festival (BIFF) yang akan diselenggarakan pada Oktober 2017
mendatang.

Bersamaan dengan world premiere di Busan International Film Festival, Bosan Berisik Lab
akan melakukan launching novel adaptasi dari film Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam
Putaran karya penulis Bernard Batubara, penyunting oleh Dhewiberta, dan akan diterbitkan
oleh Bentang Pustaka.

Tentang Bosan Berisik Lab
Bosan Berisik Lab adalah sebuah laboratorium kreatif yang digagas untuk
mengeksplorasi hubungan, garis batas, gagasan, dan bahasa tutur seni dan sinema.
Kerangka kerja yang digunakan dalam laboratorium ini berlandaskan jaringan, berbagi
pengetahuan dan informasi oleh para pelaku seni dan sineas. Kerangka kerja ini digagas
untuk memberdayakan semangat karya-karya yang kreatif , ekperensial, dan eksperimental
yang dilaksanakan melalui program-program Bosan Berisik Lab ; Picnic Cinema, Workshop
Jalan Dahlia No. 122 A, Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman
Yogyakarta – Indonesia 55584 ll E : bosanberisik@gmail.com
Fun Film Making, Creative Development Laboratory, dan Forum Creative : Dirembug
Penak.

Tentang Picnic Cinema
Picnic Cinema adalah pembuatan film dengan metode alternatif, sangat fleksibel,
eksperimental, eksperensial, dan mengedepankan gagasan-gagasan kreatif; disebut
alternatif dan sangat fleksibel karena metode pembuatan film yang dilakukan bisa saja tidak
lazim digunakan dalam pembuatan film pada umumnya. Sifat-sifat tersebut lahir dari citacita
program ini dibuat; untuk mengutamakan ekperimentasi gagasan dan/atau bahasa
tutur yang digagas oleh filmmaker terpilih.

Produksi dan pendanaan film ini dilakukan secara crowdfunding; film ini dibuat
dengan membuka kesempatan kepada publik dan tenaga ahli dalam pembuatan film untuk
ikut berpartisipasi, bukan hanya untuk pendanaan tapi juga tenaga kreatif seperti pemain
dan tenaga ahli pembuatan film, serta fasilitas production dan post-production.

Tentang Kim Jiseok Award
Kim Jiseok Award dilaksanakan pertama kali pada tahun 2017 untuk menghormati
dan juga mengenang Program Direktur Busan International Film Festival yang berpulang Mei
2017 lalu. Terdapat sepuluh film dari kategori World Premiere yang masuk dalam seleksi
program A Window on Asian Cinema. Tiga orang juri, yaitu Tony Rayns, Darcy Paquet dan
Garin Nugroho akan memilih dua film terbaik yang akan berhak menerima awarding prize
sebesar 10,000,000 Korean Won atau 10,000 US Dollar.

Tentang Ismail Basbeth
Saat ini Ismail Basbeth sedang mempersiapkan film terbarunya yang berjudul ARINI,
sebuah adaptasi dari novel klasik karya Mira W yang berjudul Arini: Masih Ada Kereta Yang
Akan Lewat, yang juga pernah diangkat ke layar lebar oleh Sophan Sophiaan dan Wim
Umboh.

Karya adaptasi terbaru ini akan diperankan oleh Aura Kasih sebagai Arini, Morgan
Oey sebagai Nick, Olga Lidya sebagai Ira dan Haydar Saliz sebagai Helmi. Dalam film ini
Ismail Basbeth akan bekerja sama dengan tim belakang layar yang juga mengerjakan Mobil
Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran; seperti misalnya Penata Kamera Satria Kurnianto,
Penata Musik Charlie Meliala, Penata Gambar Dwi Agus Purwanto dan lain sebagainya yang
juga sudah sering terlibat dalam karya-karya film Ismail Basbeth sebelumnya.

Cornelio Sunny yang biasa bekerja sebagai aktor, dan sempat menjadi ko-produser
dari karya film pertama Ismail Basbeth yang berjudul Another Trip to the Moon (2015), di
film ini Ia bekerja kembali sebagai produser dari Matta Cinema bekerja sama dengan Ody
Mulya Hidayat dari Max Pictures sebagai rekan ko-produksi, dengan Titien Wattimena
sebagai penulisan naskahnya. Film ini akan memulai perjalanan syutingnya mulai tengah
September ini untuk bagian cerita di kota Yogyakarta dan tengah Oktober 2017 untuk
bagian cerita di Jerman. Film tersebut direncanakan rilis tahun depan.

Yayasan Laboratorium Kreatif Bosan Berisik Media Contact :
Nusieta Ayu Dirdjopranoto
bosanberisik@gmail.com / nusieta.ayu@gmail.com
+6281327267206
Jalan Dahlia No. 122 A, Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman
Yogyakarta – Indonesia 55584

Pernyataan Sutradara

MOBIL BEKAS DAN KISAH-KISAH DALAM PUTARAN

oleh Ismail Basbeth

Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran punya inti gagasan yang masih sama dengan proyek kami sebelumnya yang berjudul Indonesia Dalam Berita. Film ini menampilkan sekelumit persoalan Indonesia saat ini, yang terpaut dengan begitu banyak persoalan-persoalan di masa lampau yang tidak juga selesai dan terus menghantui, sejarah panjang kekerasan politik dan eksploitasi sumber daya manusia dan ekonomi yang begitu merugikan rakyat banyak dan dinikmati segelintir orang saja. Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran berbicara tentang Indonesia saat ini dari berbagai macam sisi – ekonomi, politik, seni-budaya, sosial-kemasyarakatan, hukum dan sejarah – yang dipaparkan dalam beberapa fragmen yang saling terikat dan saling mempengaruhi. Tentang realitas keseharian masyarakat yang masih saja penuh luka yang tak kunjung sembuh, membusuk dan dipelihara oleh negara sebagai senjata penebar ketakutan. Tentang kelas atas yang tak tersentuh dan hidup di langit, tentang kelas menengah yang tak sadar dan terperdaya. Tentang kelas bawah yang tak mampu lagi menahan amarah karena terus menerus dihinakan hidupnya.

Dalam film ini, saya membuat ulasan atas situasi Indonesia dari masa ke masa, mulai negara ini lahir di tahun 1945 hinggasaat ini tahun 2016. Ketidakadilan yang berkelanjutan pada orang-orang miskin dan yang tak memiliki tanah, pekerja kerah putih yang kehilangan daya pikirnya, kesenjangan antar generasi tua dan muda yang begitu lebar, kebebasan berbicara yang memabukkan, perempuan-perempuan yang tertindas, persoalan orang-orang Cina dalam sejarah, dan adanya tangan-tangan yang bekerja dalam bayang-bayang untuk memastikan seluruh persoalan ini terus berputar tanpa henti. Itulah mengapa saya membuatnya dalam urutan sekuen; tiap bagiannya adalah pemahaman dan interpretasi saya atas setiap persoalan yang tidak juga terselesaikan sejak Indonesia lahir, bahkan mungkin jauh sebelum itu. Saya ingin penonton memahami apa yang saya rasakan sebagai warga negara Indonesia dalam situasi ini, yang secara subjektif saya terjemahkan menjadi film ini, secara jujur dan bebas.

Film ini adalah film pertama saya setelah ‘lulus’ belajar film dan hal-hal di sekelilingnya selama 10 tahun (2006 – 2016); film pertama saya sebagai seniman, pembuat film, sutradara, suami, bapak dan warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, juga sebagai manusia warga dunia. Saya berharap mulai dari karya film ini saya mampu meleburkan dan mendayagunakan segenap pengetahuan dan energi yang saya miliki untuk membuat karya-karya film yang sekaligus berfungsi sebagai sebuah catatan dan pernyataan politis pribadi saya, sebagai catatan atas persoalan-persoalan sosio-kultural di sekeliling saya, sebagai bagian dari komoditas industri hiburan. Film ini adalah persembahan saya yang memilih membangun ruang yang berada di antara film sebagai karya seni dan film
sebagai komoditas, juga adalah sebuah persembahan dari kami yang percaya pada dan bekerja untuk sinema, pengetahuan dan kemanusiaan.

Film ini adalah penutup fase awal sekaligus pembuka fase baru bagi saya, Bosan Berisik Lab dan Matta Cinema. Rayakan!

Original Title : Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran
International Title : The Carousel Never Stops Turning
Duration : 84 minutes/01:24:00
Aspect Ratio : 2.35:1
Color : Color
Language : Bahasa Indonesia & Javanese
Subtitle : English
Screening Format : DCP
Preview Format : HD .mov & .mp4

———————————————————————————————–

Production Houses : Bosan Berisik Lab, Panji Prasetyo Pictures
Prod. Supporters : Hide Project Films, FOCUSED equipment, Super 8mm Studio, Crossfade Audio Post, Renée Pictures
Executive Producer : Panji Prasetyo, Henricus Herianto
Producers : Ismail Basbeth, Suryo Wiyogo
Co-Producers : Ade Irwan, Ajish Dibyo, Albert Halim, Arifin Putra, Asmayani Kusrini, Astit Pramadani, Budi Arifianto, Dicky Kartawinata, Derby Romero, Dewi Piay, Erna Pelita, Fajar Nugross, Hans Treffers, Iman Kurniadi, Imanzah ‘Iboy’ Nurhidayat, Kemala Atmojo, Keluarga Bebek, Keluarga Cala, Keluarga Cosuneda, Keluarga Laksono, Keluarga Neni-Agung ‘Leak’, Nadia Budiono, Putri Ayudya, Putut Widjanarko, Racco Emanuel Bucek, Robert Ronny, Sandy Pardede, Sastha Sunu, Shadia Pradsmadji, Sidharta Tata, Wulan Guritno, Yan Widjaya (in alphabetical orders)
Line Producer : Lija Anggraheni
Production Manager : Nusieta Ayu Dirdjopranoto
Writer & Director : Ismail Basbeth
D.o.P : Satria Kurnianto
Production Designer & Art Director : Edy Wibowo
Wardrobe & Make Up : Pradani Ratna
Music Director : Charlie Meliala
Sound Designer : Crossfade Sound
Editor : Dwi Agus Purwanto
Casts (Exe. Producers) : Cornelio Sunny (as The Accountant), Dea Ananda (as The Girl Band 1), Gandhi Fernando (as The Photographer), Giras Basuwondo (as The Farmer 2), Ibnu ‘Gundul’ Widodo (as The Farmer 1), Karina Salim (as The Newlywed 1), Leilani Hermiasih (as The Girl Band 2), Natasha Gott (as The Prostitute), Paul Agusta (as The Food Truck Owner), Rukman Rosadi (as The Fisherman), Sekar Sari (as The Girl on Fire), Shalfia Fala Pratika (as The Girl Band 3), Verdi Solaiman (as The Wanderer Ghost), Yan Widjaya (as The Newlywed 2) (in alphabetical orders)

———————————————————————————————–

Indonesian Synopsis :

Film ini bercerita tentang seorang akuntan yang tak mampu melupakan mendiang istrinya, tentang sepasang kekasih yang baru menikah dan berbulan madu ke kebun binatang, tentang tiga sekawan anggota band perempuan yang berjalan-jalan ke pinggiran desa untuk mencari inspirasi, tentang seorang pelacur yang menimbang rencana pelariannya, tentang seorang perempuan yang mencari pembunuh ibunya dan bertemu hantu gentayangan. Tentang dua orang petani yang menuntut Negara atas penggusuran paksa rumah mereka. Tentang sebuah mobil yang menyaksikan segalanya.

English Synopsis :

It’s a film about an accountant who cannot leave behind the memory of his late wife, about the newlyweds spending their honeymoon at a zoo, about three girl band members who travel across the countryside for an inspiration, about a prostitute who contemplates her escape plan from her current life, about a woman seeking her mother’s murderer and her encounter with a wandering ghost. About two farmers who protest against the eviction done by the State. About a car that witnesses everything.

———————————————————————————————–

Director’s Bio :
Born in Wonosobo, a mountain city in north of Yogyakarta, Indonesia in 1985. He studied traditional music and communication studies before falling in love with filmmaking. He is a self-taught filmmaker, alumni of Berlinale Talent Campus in Germany and Asian Film Academy in South Korea where he won the BFC & SHOCS Scholarship Fund for having great potential and enthusiastically participating in the program.

Since 2008, he had directed and produced ten short films which have been highlighted in the national and international film festivals before making feature-films. Later, he made a remarkable debut by making three feature films in a year: ANOTHER TRIP TO THE MOON (2015), his first feature-film was nominated for Hivos-
Tiger Award and NETPAC Award of the International Film Festival Rotterdam 2015, THE CRESCENT MOON (2015), his second feature was nominated for Asian Future Award at Tokyo International Film Festival 2015, and in seven categories, including Best Picture, Best Original Screenplay and Best Director at Indonesian Film Festival 2015, and TALAK 3 (2016) a critically acclaimed film that is listed on the Top 15 of Indonesian box-office in 2016, also nominated for Best Original Screenplay at Indonesian Film Festival 2016. THE CAROUSEL NEVER STOPS TURNING (2017) is his fourth feature film.

He is a producer and co-founder of Matta Cinema, a production house which focus on producing audience and artistic films by working with unique and creative directors for global audiences. He is also the co-founder of Bosan Berisik Lab, a non-profit inter-disciplinary laboratory that empowers young filmmakers and artists to create creative and experimental works. Other than filmmaking, he is also one of the co-founder and the program director of Jogja-NETPAC Asian Film Festival, a premiere film festival that highlights the development of Asian cinema and screens it in the cultural city Yogyakarta, Indonesia annually.

Sales & Festival
Matta Cinema mattacinema@gmail.com
Ismail Basbeth mr.basbeth@gmail.com

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *