DOMESTIC FORMATION
Presentasi Seni Performans
69 Performance Club
April-Mei 2020
Instagram @69performanceclub
Proyek “Domestic Formation” telah berjalan selama seminggu. Para partisipan telah dan akan terus membuat fotografi performans selama proses karantina mandiri ini berlangsung. Fotografi performans ini merupakan rekaman visual yang merekam tubuh ruang-ruang domestik para partisipan, atau ruang-ruang privat yang dapat diimajinasikan menjadi ruang-ruang yang lebih luas; ruang sosial.
Tubuh-tubuh yang hadir dalam bingkai bisa secara utuh hadir sebagai objek tubuh, namun dapat juga berelasi dengan benda-banda dan ruang di mana tubuh itu hadir, sebagai salah satu cara menginterprestasi tanda-tanda antropologis dari ruang domestik kita. Medium fotografi membekukan tangkapan tubuh, ruang, dan benda-benda menjadi gerak imajinatif, yang dibungkus dalam permainan cahaya, kecepatan tangkapan kamera, frame, fokus, dan berbagai kemungkinan teknis di dalamnya.
Dalam keadaan physical distancing akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan kita untuk tinggal di ruang-ruang yang privat, proyek ini mencoba merefleksikan apa-apa yang bisa dibaca dari peristiwa-peristiwa situasi sosial yang paling aktual saat ini dalam karya seni fotografi performans. Proyek ini akan berlangsung selama bulan April – Mei 2020. Setiap karya partisipan akan diunggah secara berkala ke akun Instagram @69performanceclub sebagai bentuk presentasinya.
Presentasi
April – Mei 2020
Tempat
Akun Instagram
@69performanceclub
Partisipan
Dhanurendra Pandji. Dhuha Ramadhani. Maria Deandra. Pingkan Polla.
Prashasti Wilujeng Putri. Robby Ocktavian. Syahrullah. Theo Nugraha. Ufik Taufiqurrahman
Kurator
Hafiz Rancajale
Tentang 69 Performance Club
69 Performance Club adalah sebuah inisiatif yang digagas oleh Forum Lenteng untuk studi fenomena sosial kebudayaan melalui seni performans. Kegiatan 69 Performance Club berupa workshop dan performans setiap bulan, diskusi, serta riset tentang perkembangan performans di Indonesia. Inisiatif ini terbuka untuk para pemerhati, peminat dan pelaku performans untuk terlibat secara aktif menjadi bagian dari program-program 69 Perfomance Club.
Karya-karya 69 Performance Club telah dipresentasikan di beberapa tempat, antara lain SMAK Museum, Ghent, Belgium, TranzitDisplay Gallery, Prague, Czech Republic, Ministry of Foreign Artists, Geneva, Switzerland, Teater Garasi, Yogyakarta, Indonesia, Ilmin Museum of Art, Seoul, South Korea, dan GoetheHaus, Jakarta. Karya-karya para partisipan dapat dilihat di www.performanceart.id.
Bio Seniman
Dhanurendra Pandji (23 Agustus 1997) adalah seniman yang berbasis di Jakarta. Ia tergabung dalam Milisifilem Collective, 69 Performance Club, dan menjadi anggota aktif di Forum Lenteng. Karya-karya visualnya telah dipamerkan di Indonesia Contemporary Art and Design 2018 dan 2019 dan Pameran Fiksimilisi di Orbital Dago pada 2019.
Dhuha Ramadhani (Jakarta, 23 Februari 1995) adalah seorang penulis dan pembuat film. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Anggota Forum Lenteng aktif. Ia adalah salah satu kurator ARKIPEL untuk program Candrawala. Sekarang, dia juga seorang partisipan di Milisifilem Collective dan 69 Performance Club.
Maria Deandra (Jakarta, 11 Februari 2000), mahasiswa Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Saat ini tenggelam dalam kesibukan dan usahanya menyeimbangkan hidup perkuliahan dan tetap aktif sebagai partisipan Milisifilem Collective.
Pingkan Polla (Magelang, 3 April 1993), seniman yang berfokus pada seni performans dan seni rupa. Anggota Forum Lenteng sebagai seniman dan peneliti di Milisifilem dan 69 Performance Club. Ia memulai praktik artistiknya semenjak tergabung dalam proyek seni AKUMASSA-Diorama dengan melakukan observasi visual terhadap diorama-diorama yang ada di Museum Nasional. Pengetahuan itu kemudian berkembang ke arah seni performans semenjak ia tergabung dalam platform 69 Performance Club. Karya-karya performansnya berfokus pada studi tubuh dan kerja, media sosial, dan studi atas performans di ruang privat hingga ruang publik. Pada tahun 2019, ia sempat melakukan residensi di Bangsal Menggawe di Pemenang, Lombok Utara, dan melakukan riset tentang persinggungan antara seni pertunjukan dan seni performans. Selain itu, ia pun telah mengikuti residensi di Bulukumba, dalam rangka Makassar Biennale 2019.
Prashasti Wilujeng Putri (Jakarta, 5 Desember 1991) adalah seorang seniman dan manajer seni. Ia seorang lulusan Kriminologi, Universitas Indonesia. Penari dari Komunitas Tari Radha Sarisha dan Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah. Ia memulai proses artistiknya sendiri sejak bergabung di 69 Performance Club pada 2016. Ia pernah melakukan residensi di Silek Art Festival di Solok, Sumatra Barat pada 2018, melakukan riset tentang silek (silat) dalam kehidupan tubuh-tubuh kontemporer. Hasil residensinya berupa karya video, dan dilanjutkan dengan karya performance yang dibawakan di Ilmin Museum of Art, Seoul, Korea Selatan.
Robby Ocktavian (Samarinda, 20 Oktober 1990), seorang seniman dan organisator seni. Gemar menayangkan filem di celah-celah kota Samarinda bersama kawan-kawan Sindikatsinema. Direktur MUARASUARA – Sound Art Festival dan Naladeva Film Festival di Samarinda. Menyelesaikan studi Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman Samarinda dan kemudian belajar memahami dan memproduksi visual di Forum Lenteng dalam program Milisifilem Collective.
Syahrullah. (Samarinda, 28 Juni 1988) lulusan Teknik Sipil Universitas Tujuh Belas Agustus di Samarinda. Ia aktif mengorganisir gigs di Samarinda secara independen. Ia juga adalah anggota Sindikat Sinema, Samarinda, dan Lagu Lama Kolektif, Balikpapan. Ia kini mempelajari eksperimentasi visual di Milisifilem Collective sejak 2018.
Theo Nugraha menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Ekonomi di Palangka Raya pada 2017. Ia telah menjadi Bagian dari skena seni bunyi sejak 2013. Diskografinya telah berjumlah hampir 200 rilis. Ia terlibat sebagai wakil direktur artistik MUARASUARA wadah pertunjukan yang membingkai eksperimentasi dalam seni bunyi, baik dalam eksplorasi bebunyian maupun sifat pertunjukannya. Theo saat ini mempelajari eksperimentasi visual di Milisifilem, Seni performans di 69 Performance Club Dan menjadi editor pada kolom VJ>Play di Visual Jalanan (play.visualjalanan.org).
Taufiqurrahman (Palu, 25 September 1994), bekerja sebagai desainer grafis. Aktif berkegiatan di Forum Sudutpandang di Palu, berkarya bersama di kelompok Serrupa. Kini menjadi salah satu partisipan Milisifilem Collective. Ia lulus dari Ilmu Komunikasi, Universitas Tadulako, tahun 2017.
DOMESTIC FORMATION
Pada edisi XIX ini, 69 Performance Club menghadirkan proyek fotografi performans yang membingkai rekaman-rekaman fotografis tubuh ruang-ruang domestik para partisipan. Tubuh-tubuh yang hadir dalam bingkai bisa secara utuh hadir sebagai objek tubuh, namun dapat juga berelasi dengan benda-banda dan ruang di mana tubuh itu hadir, sebagai salah satu cara menginterprestasi tanda-tanda antropologis dari ruang domestik kita. Medium fotografi membekukan tangkapan tubuh, ruang, dan benda-benda menjadi gerak imajinatif, yang dibungkus dalam permainan cahaya, kecepatan tangkapan kamera, frame, fokus, dan berbagai kemungkinan teknis di dalamnya.
Dalam keadaan physical distancing akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan kita untuk tinggal di ruang-ruang yang privat, proyek ini mencoba merefleksikan apa-apa yang bisa dibaca dari peristiwa-peristiwa situasi sosial yang paling aktual saat ini dalam karya seni fotografi performans. Proyek ini akan berlangsung selama bulan April – Mei 2020. Setiap karya partisipan akan diunggah secara berkala ke akun Instagram @69performanceclub sebagai bentuk presentasinya.
Metadata karya (berdasarkan urutan foto)
1. EXPOSED SERIES: DI DEPAN KARYA. 2020. Dhuha Ramadhan (Jakarta). Difoto di pameran Raras Umaratih “Mengintip Dokumen2 Hitam Putih” di Forum Lenteng.
2. STUDY ON SANJA IVEKOVIĆ: PRACTICE MAKES A MASTER (Photograph edition). 2020. Pingkan Polla (Jakarta)
3. BIG FETUS.2020. Dhanurendra Pandji (Jakarta)
4. REFLECTED REFLECTION. 2020 Robby Ocktavian (Samarinda)
5. UMPET. 2020. Syahrullah (Samarinda)
6. SERI BERJEMUR. 2020. Maria Deandra (Jakarta)
7. SERI TIDUR. 2020. Prashasti Wilujeng Putri (Jakarta)
8. INSTALLING MY BODY. 2020. Taufiqurrahman (Palu)
9. EXPOSED SERIES: DI DAPUR. 2020. Dhuha Ramadhani (Jakarta)
10. PLAGUE (Photography). 2020. Theo Nugraha (Samarinda)