Tukik – Bowsprit Sail
Bowsprit Sail, kugiran yang memainkan surfing music berbentuk instrumental ini berasal dari kota Yogyakarta. Gandrungnya mereka dengan musik surf sudah tak tanggung-tanggung. Sedikit bocoran informasi dari “dapur”, bahwa Bowsprit Sail sudah menyiapkan 8 lagu untuk debut albumnya kelak. Kali ini, Bowsprit Sail akan mengenalkan kita dengan lagunya yang berjudul Tukik.
Secara terminologi, tukik adalah sebutan untuk anak penyu. Sedikit cerita, bahwa mereka para tukik memiliki naluri alami ketika menetas keluar dari sarangnya. Mereka memanfaatkan sinar bulan pada kaki langit sebagai navigasi dalam lajunya menuju lautan, sebagai rumah barunya setelah menetas. Secara naluri tukik akan keluar pada malam hari. Tujuannya untuk mengurangi bahaya dari para pemangsa.
Sebagai representasi dari cerita tukik tersebut, Bowsprit Sail mencoba menafsirkannya melalui bebunyian. Bunyi-bunyi yang diharapkan bisa menggambarkan segerombol makhluk lautan lucu yang baru menetas dan berusaha mencari lautan melalui sinar bulan. Bunyi-bunyi yang menyimbolkan gairah akan kelahiran, kesenangan, sekaligus keceriaan dalam pelukan lautan. Bunyi-bunyi yang memancing indra kita untuk bersinestesia palsu dalam membaui sebuah lautan di dalam pikiran.
Mengapa memilih instrumental?
Bowsprit Sail mantap memilih bentuk instrumental karena sabda dari nabinya musik surf sendiri yaitu Dick Dale adalah “..the real surfing music is instrumental”. Dick Dale adalah salah satu figur yang berjasa mempopulerkan musik surf pada saat itu. Ia berhasil menginterpretasikan aspek budaya di dalam populernya olahraga selancar air (surf culture), dicangkok ke dalam sebuah musik, dan menghasilkan sesuatu yang unik. Menurutnya, jika surfing music itu berlirik, maka yang merepresentasikan itu bukan musiknya, melainkan hanya sekedar narasi dari liriknya saja. Semenjak itu padanan kata surf lolos disematkan di awal terminologi rock, pop, punk (menjadi surf rock, surf pop, surf punk, dll.). Hingga akhirnya surfing music populer menginvasi ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Tukik merupakan rilisan kedua setelah sebelumnya Bowsprit Sail merilis Ba(r)barsari. Perbedaan kedua lagu ini sangat nampak. Ketika Ba(r)barsari menunjukkan sisi chaos-nya, Tukik menunjukkan sisi damainya. Ragam vibes yang ditawarkan oleh Bowsprit Sail bertujuan untuk melebarkan daya apresiasi seluas-luasnya dari berbagai pendengar musik di seluruh dunia, terutama penggemar musik surf yang terlanjur terdikotomi sebagai tim pendengar musik “bad boy” dan “soft boy”.
Semoga dengan dirilisnya Tukik ini juga dapat memantik setiap pendengar untuk bisa lebih menghargai kekayaan biota laut yang begitu indah, termasuk populasi penyu dan pasukan tukiknya. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, maka itu sudahlah cukup untuk membantu menjaga laut dan semua isinya. Dengan upaya seperti itu, menjadi harapan bersama bahwa gambaran lautan yang terbunyikan oleh musik Bowsprit Sail terasa integral dengan kenyataan dan menghasilkan vibes yang sangat positif.
Kalian bisa mendengarkan Tukik melalui berbagai platform digital kesukaanmu! Jangan lupa untuk follow Instagram kami di @bowsprit_sail19 dan subscribes akun Youtube Bowsprit Sail. Salam!