Dandelions (feat Marsetio Hariadi) – Reformasi Dibajak
Dandelions resmi merilis video lirik terbarunya, Reformasi Dibajak. Video ini resmi dirilis pada channel youtube Dandelions Official. Dalam lagu ini Dandelions berkolaborasi dengan penyair muda dari Surabaya, Marsetio Hariadi. Untuk video lirik dibuat oleh videografer Qembones.
Video lirik ini resmi dirilis pada 5 Juni 2021, bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia. Banyaknya masalah lingkungan hidup yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di Indonesia, menginspirasi Dandelions untuk merespon masalah ini. Video lirik ‘Reformasi Dibajak’ adalah bentuk kepedulian Dandelions akan persoalan kerusakan lingkungan hidup yang berdampak merugikan masyarakat.
Video lirik berdurasi 4:45 ini berisi potongan-potongan klip dan footage problem sosial terkini. Judul lagu ini terinspirasi dari aksi demo besar-besaran elemen masyarakat pada 2019 yang masih berlangsung hingga sekarang.
Dari kekerasan yang dilakukan aparat, kesewenang-wenangan yang dilalukan pemerintah, hingga kerusakan lingkungan yang semakin masif hingga hari ini.
Lagu ‘Reformasi Dibajak’ nantinya akan menjadi salah satu lagu di album terbaru Dandelions ‘Kanan/Kiri’ yang akan dirilis pada Juli 2021. Video lirik ini juga merupakan peluncuran pertama lagu dari album baru kepada khalayak.
Reformasi Dibajak
Janjinya mau berantas korupsi
Katanya pungli mau digebuki
Institusi KPK diamputasi
Apa bisa negeri ini bersih?
Janjinya mau lestarikan alam
Katanya mafia gak dikasih ruang
Kebakaran hutan makin parah lagi
Hey, lihat itu siapa yang bermain api?
*Janji janji janji janji janji janji tinggal janji
Janjinya mau tegakkan kebenaran
Katanya hukum si pelanggar HAM
Bikin undang-undang yang untungkan setan
Apa mungkin masih ada keadilan?
*Janji janji janji janji janji janji tinggal janji
Monolog:
api membakar penghidupan, orang utan, dan paru-paru bayi-bayi
lubang-lubang tambang menjelma hantu yang teramat ngeri
traktor-traktor menyapu benih semangka
tua ditekan stigma menghabiskan sisa hidup dalam sepi
korban perkosaan menutup diri, menyusun nyali
korban pelanggaran HAM tidak lelah berdiri di depan istana negara, menagih janji
sementara media menjadi penyiar utama pertunjukan sirkus kerajaan investasi bersama korporasi
perbincangan sembako, semangkuk bakso, dan bahan bakar yang naik-turun harganya di tanah Papua
sementara nyawa-nyawa di sana yang tak terhitung jumlahnya, terbunuh dan tidak pernah diberitakan, karena memang lebih murah dari itu semua!
maka, jangan diam. Lawan!
dalam persoalan yang serasa tiada ujung, yang sama sekali tidak bisa disimpulkan dari layar kaca ponsel maupun dari balik kaca mobilmu.