Deredia Siap Mencuri Perhatian Penikmat Musik Indonesia melalui YouTube
Jakarta, 23 Juli 2016 – Setelah sukses menghibur penikmat musik tanah air melalui rangkaian video “live performance” yang membawakan lagu-lagu tempo dulu, Deredia kini sudah siap mengeluarkan rangkaian video “live performance” volume kedua.
Rangkaian video “live performance” volume pertama berhasil mencuri perhatian penikmat musik Indonesia sehingga membuat nama Deredia semakin dikenal di industri musik tanah air. Di antara 7 video musik yang dikeluarkan pada volume pertama, terdapat beberapa video musik yang sangat mendapatkan atensi seperti Hari Lebaran, Lagu Gembira ft. Alsant Nababan, dan Bersuka Ria.
Pada volume kedua, Deredia juga akan mengeluarkan 7 video musik dengan tetap menampilkan format “live performance” seperti Ayam Den Lapeh, Xxxx, dll. Deredia menampilkan format “live performance” dengan tujuan untuk mempertunjukkan kualitas musik Indonesia ke dunia internasional, bahwa banyak musisi dan band Indonesia yang memiliki kualitas, tidak hanya lip-sync dan “tertolong” oleh proses pasca produksi saja.
Deredia tetap konsisten menampilkan dan membawakan kembali (cover) musik tahun 50an dengan tujuan untuk menghadirkan kembali musik Indonesia pada era tersebut karena pada era tersebut banyak musisi/band Indonesia yang berkualitas yang mencuri perhatian industri musik internasional. “Musik tahun 50an adalah roots dari musik pop yang kita dengarkan saat ini, dan banyak musisi/band Indonesia yang sangat berkualitas pada era tersebut,” kata Yosua, gitaris Deredia.
Konsistensi Deredia ini juga tercermin dari pilihan lagu cover yang dibawakan. Deredia tidak membawakan kembali (cover) lagu yang kekinian seperti Post Modern Jukebox, Deredia hanya membawakan kembali (cover) lagu-lagu tahun 50an saja.
Deredia merupakan gabungan dua kosakata dari bahasa Flores, Dere (nyanyi) dan Dia (merdu). Deredia melahirkan kembali bunyibunyian
yang dahulu banyak dinikmati oleh masyarakat pada umumnya. Pop klasik dengan sentuhan warna manouche, jazz, rockabilly, ragtime, dixie,
dan country dihadirkan dalam alunan musik Deredia.
Terinspirasi dari duet “Les Paul dan MaryFord”, Dede dan Yosua berinisiatif untuk membentuk band dengan warna musik di era
duet manis itu. Raynhard, Aryo, dan Ical bergabung di dalam band ini atas ajakan Yosua dan bersama-sama mereka mulai berkarya.
Setelah beberapa waktu, terbentuklah empat karya. Perpaduan lima musisi dengan latar belakang yang berbeda-beda ini menghasilkan
musik yang khas sehingga dibutuhkan penyanyi dengan warna vokal yang selaras dengan musik yang dimainkan.
Pencarian penyanyi dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun hingga akhirnya Louise bergabung dalam band ini. Dengan lengkapnya
personil dari band ini, proses produksi album pun dimulai. Ada sembilan lagu yang dituangkan dalam debut album Deredia, “Bunga & Miles”.
Tema lagu yang unik dengan pemilihan kata yang sedikit puitis dituangkan oleh Louise pada sembilan lagu di album ini. Beberapa diantaranya
adalah “Fantasi Bunga”, lagu yang mengisahkan tentang seorang wanita cantik yang tidak menikah hingga masa tuanya;
“Sugabucks”, yang menceritakan tentang kerakusan para koruptor; dan ada juga lagu yang mewakili ungkapan hati para pegawai yang
merasa tertekan oleh pimpinannya yang otoriter, “Sir, Yes Sir”.
YOSUA (GITAR)
Kepiawaianya bermain gitar berawal dari paksaan ibunya. Latar belakang ibu yang merupakan seorang pianis klasik, membawa Yosua untuk mendalami musik tersebut. Namun pada akhirnya musik rock-lah yang menumbuhkan kecintaanya terhadap gitar.
Dalam kesehariannya, Yosua bekerja sebagai seorang mixing engineer di Studio Palu. Ia pernah bekerja sama dengan banyak musisi besar seperti,
Pay, Once, Kotak, Viky Sianipar, Sherina dan banyak musisi lainya
PAPA ICAL (BASS),
Lahir di kota Ruteng-Manggarai, Flores, Papa Ical sangat menyukai musik dari kecil. Hingga sekarang, lagu-lagu yang biasa ia dengarkan
semasa kecil masih mempengaruhi Papa Ical hingga saat ini. Musik selalu memanggilnya untuk belajar tentang hidup dan menghargai semua ciptaan
Tuhan. Bagi Papa Ical, bermain musik dengan banyak musisi membuatnya belajar tentang banyak hal. Saat ini ia tergabung dalam rumah produksi
milik Viky Sianipar
ARYO (DRUM),
Mulai mencintai drum sejak usia dini, membawa Aryo pada profesi sebagai session drummer untuk Viky Sianipar dan Melly Mono. Namun karirnya sebagai session drummer tidak cukup untuk menyalurkan kemampuan yang ia miliki seutuhnya. Bergabungnya Aryo bersama
Deredia menjadi titik dimana ia bisa menumpahkan seluruh rasa dalam permainan drumnya. Drummer yang permainannya dipengaruhi oleh Peter
Erskine ini, mempunyai prinsip hidup yang cukup berbeda, “hidup sudah susah, jangan digampangkan.” begitu kata Aryo.
RAYNHARD (PIANO),
Personil termuda dalam band ini memulai permainan pianonya di gereja. Ia semakin ingin mendalami musik setelah ia mendengar lagu “What A Wonderful World” dari Louis Armstrong yang diperdengarkan oleh kakeknya. Ia pernah bekerja sebagai music arranger dalam rumah produksi milik Viky Sianipar. Di situ ia mendapatan pengalaman bekerja dalam acara Harmoni SCTV, Urban Jazz Crossover, bermain bersama Rossa, Elfa
Singers, Putri Ayu, dan musisi besar lainnya. Raynhard sangat mencintai jazz dan musik dengan gaya tempo dulu
LOUISE (VOKAL),
Besar di kota kecil yang indah, Tembagapura, Louise menghabiskan banyak waktu untuk menikmati musik. Kecintaanya terhadap musik diturunkan
dari sang Ayah yang dulu sempat terjun ke dalam dunia musik. Louise memutuskan untuk menjadi seorang penyanyi karena pengaruh besar dari musik Soundtrack film-film Disney. Ia memulai karir bernyanyinya dengan mengikuti beberapa komunitas musik seperti, Susvara Opera Company dan Indonesian National Orchestra. Ella Fitzgerald dan Beyonce memiliki peran besar hingga akhirnya Louise menemukan karakternya sendiri
Contact Us:
Email
info@derediamusic.com
Phone
+6281310238844 (DENI)
www.derediamusic.com