Predikat Yogyakarta bermacam-macam, mulai dari kota budaya, pendidikan, pariwisata, perjuangan, dan sebagainya. Dan sepertinya predikat itu akan bertambah lagi (semoga) dengan sebutan Kota Film/Sinema. Mengingat akhir-akhir ini banyak film yang lahir dari Jogja. Baik film yang diproduksi oleh production house Jakarta, maupun film yang diproduksi oleh production house dari Jogja.
Teknologi digital mampu menambah akselerasi produksi film, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Digital telah “membumikan’ film dan mendekatkannya pada pembuat maupun penontonnya. Banyak sineas baru lahir dari era digital ini. Dan SDM dari Jogja telah mampu berbicara dan berkarya di dunia industri film bioskop maupun festival-festival film.
Perkembangan teknologi digital sangat pesat. Hampir setiap saat muncul kamera-kamera baru dengan spesifikasi yang semakin canggih. “Hal ini tentu saja harus diimbangi dengan upgrading SDMnya, terutama yang job desc nya berkaitan dengan kamera,” demikian dipaparkan oleh Budi Arifianto, ketua panitia workshop. Oleh karena itu, atas kehendak baik dan semangat belajar, maka Paguyuban Filmmaker Jogja bekerjasama dengan Focuseducation (dari Focused Equipment Rental Jakarta) menyelenggarakan Digital Filmmaking Workshop dengan tema: Standard Digital Workflow & Introduction to Redcam System, yang berlangsung pada tanggal 9-10 Maret 2016, bertempat di Studio Audio Visual Yogyakarta. Workshop ini bersifat teknis, berlangsung selama 2 hari, dan diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari DoP (Director of Photography), Cameraman, Asisten Cameraman, Gaffer (penata cahaya), DIT (pengolah data digital). Seluruh peserta berasal dari Jogja dan yang dibesarkan secara kreatif di kota ini. Hari pertama, workshop akan membicarakan masalah standard workflow pada saat menggunakan digital camera, dan di hari ke 2 akan membicarakan tentang Red Camera (sistem dan workflow). Pemateri dihadirkan dari Focuseducation Jakarta, antara lain Gunnar “Unay” Nimpuno, DoP dari film Pendekar Tongkat Emas, Atambua 39 celcius, dan banyak film lainnya.
Workshop ini didukung oleh seksi film Dinas Kebudayaan DIY, Studio Audio Visual Puskat, Laboratorium Audio Visual UMY, dengan media partner radio Istakalisa dan radio Geronimo. “Semoga dengan workshop ini akan menambah pengetahuan bagi rekan-rekan yang telah berkecimpung di dunia kamera/visual dan bisa menambah daya saing mereka di kancah produksi perfilman Indonesia.”pungkas Budi Arifianto, ketua panitia workshop.
Publicist: Lidia Nofiani (0853-3000-600)