Yogyakarta adalah kota yang memiliki keistimewaan yang nyata menjangkau semua lini dalam lapisan masyarakat, mulai dari pendidikan, pariwisata, hingga kebudayaan dan kesenian. Tak diragukan lagi Yogyakarta mampu menjadi barometer kesenian di Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut, beberapa pelaku budaya dari beragam kalangan berkumpul dan sepakat untuk mengenalkan kebudayaan dan kesenian pada generasi penerus sejak dini. Terfokus pada kesenian teater , para seniman dan pelaku budaya membentuk sebuah wadah sebagai proses pengenalan dan pendidikan teater sejak dini. Setelah melalui perancangan dan persiapan yang matang mereka sepakat membentuk ANAK EMAS dramatic treatment .
PERAN ORANG TUA DAN TEMAN TERGANTIKAN OLEH TELEVISI, GAME DAN GADGET
MEMBENTUK ANAK-ANAK MENJADI GENERASI ANTI SOSIAL
Modern ini sering didapati kasus anak-anak memiliki tingkatan emosi yang tidak wajar, Misalnya menjadi sangat pemalu, pemarah, minder, temperamen, bahkan sampai melakukan tindakan-tindakan tidak tepat seperti mencuri, berbohong, dan asusila. Apa penyebabnya?
Beberapa anak yang tumbuh di era modern seperti sekarang cenderung memiliki referensi-referensi yang sangat kaya. Bayangkan jika dengan alasan agar anak tidak rewel lalu kita menyuguhi tontonan televisi, game, dan gadget yang kita sendiri belum tentu bisa aware atas hal-hal yang akan diserap oleh anak kita. Memang, dengan semua itu anak kita akan diam dan tidak akan mengganggu kesibukan kita sebagai orang tua. Yang kita sering lupa adalah, bagaimana jika anak terlalu sering dipertontonkan adegan perselingkuhan, penipuan, balas dendam dan perceraian, peperangan, perebutan kekuasan, sadistic, dan anarkisme dalam game, bahkan mengakses pornografi melalui gadget yang kita berikan? semakin dia menikmati distraction itu semakin besar pula resiko anak-anak untuk mencontoh hal-hal tersebut.
Generasi anti sosial merupakan ketakutan berikutnya. Anak Emas dibentuk dengan melibatkan ahli psikologi anak, motivator, dan beberapa psikolog yang mempelajari pengembangan otak dan karakter anak. Mereka concern melakukan riset terhadap perkembangan generasi anti sosial dan dampak jangka panjangnya. Benar saja, hasil riset ini mengejutkan.
Apa itu generasi anti sosial?, Anti sosial yang dimaksud adalah tindakan membuat “block” atau batasan diri untuk melakukan aktivitas sosial. Faktornya banyak, diantaranya adalah sikap pemalu, minder, trauma, takut, dan lain-lain. Jika kita kupas lebih lanjut, sikap yang terbentuk pada anak kita adalah representasi dari apa yang kita (sebagai orang tua) sajikan/terapkan kepada anak kita. Di era modern ini ruang bermain anak diperkaya oleh aktivitas individu (internet,les privat, home schooling, dll) namun aktivitas sosialnya dipersempit. Beberapa anak yang tinggal diperumahan tidak memiliki hubungan sosial yang kuat dengan anak-anak di sekitarnya. Bahkan Anak Emas menemukan tidak sedikit orang tua yang membatasi area bermain anaknya dengan ketakutan-ketakutannya (takut dengan penculikan, kecelakaan, tindakan kriminal dll) tanpa mereka sadari bahwa anak butuh ruang sosial untuk menumbuhkan sikap-sikap kesetiakawanan, saling berbagi, menolong, dll.
Kewaspadaan orang tua sangat Anak Emas hargai dan sama sekali tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah. Menjadi sebuah kesalahan besar apabila para orang tua tidak membuat keseimbangan antara batasan-batasan yang mereka buat dengan kebutuhan sosial anak-anak mereka. Dan ini mampu menjadi bahan prediksi kita, apa yang terjadi jika anak tidak pernah bergaul, tidak memahami rasa kesetiakawanan, dan tidak mendapatkan referensi yang cukup tentang arti saling berbagi?
Operet
“GENTA MENGGAPAI MIMPI”
Gedung Societet Military Taman Budaya Yogyakarta
27 Februari 2017 pukul 19.00 WIB
Naskah dari Puntung CM Pudjadi.
Naskah ini lahir dari kepedulian dan kesadaran tentang betapa pentingnya dukungan dan motivasi terhadap anak-anak. Naskah ini mampu membawa kita untuk menemukan cara terbaik menyeimbangkan imajinasi anak dan bagaimana mengarahkanya.
Dengan mengaplikasikan naskah tersebut dalam bentuk drama musikal, Anak Emas yakin akan mampu membius para orang tua untuk kembali berkaca dan menemukan referensi terbaik untuk mendidik anak-anaknya. Visualisasi, kostum, musik dan setting panggung akan Anak Emas kemas semenarik mungkin, kemasan ini akan menjadi jembatan untuk mengunci imajinasi anak-anak agar tertarik dan mau mendalami seni peran dan teater.
Proses latihan dan penokohan dalam pementasan ini adalah salah satu goal Anak Emas. Dalam proses kreatif yang dilewati, Anak Emas memberikan ruang interaksi sosial bagi semua yang terlibat dalam prosesnya. Terutama bagi anak-anak. Dasar-dasar nilai kemanusiaan adalah materi pokok dari semua referensi dan sugesti yang Anak Emas tanamkan pada anak-anak.
Interaksi sosial ini adalah sebuah wadah aman bagi para orang tua yang mengalami krisis kepercayaan terhadap lingkungan sekitar Disamping itu, interaksi sosial ini adalah mekanisme paling tepat untuk meminimalkan kecenderugan anak terhadap sajian-sajian yang mampu menjadi referensi buruk. Misalnya Televisi, game, gadget,dll
Di Anak emas, Anak-anak secara tidak sadar diajarkan bagaimana memiliki dan meraih tujuan/cita-citanya (dalam hal ini bisa kita analogikan sebagai pementasan nanti). Dalam prosesnya Anak Emas tanamkan nilai-nilai positif tentang arti kesetiakawanan, perjuangan, saling berbagai, menghargai dan menghormati, dan yang paling penting adalah sikap pantang menyerah terhadap apa yang menjadi tujuan/cita-cita nya.
Dengan melalui drama musikal sebagai sarana hypnoparenting, pementasan ini ditujukan khususnya kepada para orang tua dan anak-anak. Meskipun begitu, para penonton dari semua kalangan juga dipersilahkan untuk menonton pementasan ini.