ENGLISH DAYS 2017: THE ETERNAL WISDOM OF FOLKTALES
English Days yang berlangsung beberapa tahun terakhir, akan kembali diadakan untuk membuktikan eksistensi Program Studi Sastra Inggris UGM di bidang seni pertunjukkan. Pada English Days 2017, kami kembali mempersembahkan rangkaian acara dalam rangka melaksanakan acara tahunan Program Studi Sastra Inggris UGM. Dengan tema “The Eternal Wisdom of Folktales”, kami mengajak para pemerhati sekalian, baik, anak-anak, pelajar, maupun orang dewasa untuk ikut melestarikan nilai kearifan dalam cerita rakyat yang tak lekang oleh waktu dan harus senantiasa kita junjung dalam upaya menjadi insan yang lebih baik. Melalui teater musikal kami yang berjudul “Queen at Last, Beyond The Folktale of Lutung Kasarung” akan menampilkan sisi lain dari cerita daerah dari Jawa Barat yaitu Lutung Kasarung dengan memfokuskan ke ikatan persaudaraan antara Purbasari dan Purbararang. Teater musikal ini akan berkolaborasi dengan sutradara dan aktor besar Indonesia “Landung Simatupang” serta berbagai komunitas tari tradisional Indonesia. Acara kami akan dilangsungkan pada hari Minggu, 12 November 2017 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta.
Tak hanya menampilkan pertunjukan drama musikal, kami juga memiliki rangkaian acara yang mendukung tema kami untuk melestarikan nilai kearifan dalam cerita rakyat seperti, Talkshow yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2017 bertemakan “Each Movie Has It Own Beauty”, Story Telling Competition yang akan dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2017 yang ditujukan untuk siswa-siswa SMP di Yogyakarta; lalu Creative Writing Competition yang membuka peluang untuk para penulis-penulis hebat yang bersedia mengirimkan karya terbaiknya untuk kami seleksi, dan yang terakhir, Charity atau bakti sosial. Untuk Charity tahun ini, kami akan menyumbangkan mainan tradisional anak-anak yang akan diserahkan kepada komunitas Kali Code Yogyakarta.
Acara ini kami selenggarakan dengan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, seperti UC Browser, PT Rijen Cahaya Mulia, Klick, Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Maestro Pro, D’gejrot, Happy Puppy, Movie Box, Jolie,…
Demikian, rangkaian acara kami dalam English Days 2017 dapat menjadi bahan edukasi bagi generasi sekarang untuk meningkatkan rasa cinta terhadap cerita-cerita rakyat Indonesia dan melestarian budaya Indonesia.
ENGLISH DAYS 2017 : The Eternal Wisdom of Folktales
Pada tahun ini, Program Studi Sastra Inggris UGM kembali mempersembahkan rangkaian acara dalam rangka melaksanakan acara tahunan Prodi, yaitu English Days. Dengan tema “The Eternal Wisdom of Folktales”, kami mengadaptasi cerita rakyat dari Jawa Barat dan memberinya sedikit sentuhan Shakespearean. Kami mengemasnya menjadi sebuah pertunjukan teater drama musikal megah dan mewah. Pertunjukan ini merupakan kolaborasi dari komunitas-komunitas seni di Program Studi Sastra Inggris, seperti Terasi (Teater Sastra Inggris), Icety (Komunitas Tari), Kombantrin (Komunitas Musik dan Band), dan Prasasti (Komunitas Musik Jawa/Gamelan). Satu hal yang paling membanggakan pada musical teater tahun ini adalah keterlibatan aktor Landung Simatupang. Beliau akan berkolaborasi penuh dengan aktor aktris sastra inggris lainnya dalam pementasan kali ini. Pertunjukan akan dilangsungkan pada hari Minggu, 12 November 2017 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta. Hanya dengan tiket presale1 25K, presale2 30K, dan on the spot 35K, kami mengajak para pemerhati sekalian dari segala golongan untuk mengingat pentingnya melihat lebih dalam cerita rakyat yang kita punya dengan menyaksikan pertunjukan kami. Tiket sudah bisa dibeli dari tanggal 1 Oktober di ticket box gedung MEC lantai 1 Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Fanny (082367537329), line : 24rf03, atau instagram : englishdays.ugm.
Sinopsis:
Queen at Last (Beyond the folktale of Lutung Kasarung) bercerita tentang persaudaraan dua orang putri kerajaan, Purbasari dan Purbararang. Suatu hari, hubungan kakak-beradik yang penuh kasih harus terpecah sehingga mengakibatkan terusirnya salah satu putri dari istana. Dengan bantuan seekor lutung dan terungkapnya akar kebencian di dalam Kerajaan, kedua putri bangkit dengan caranya masing-masing. Mereka pun menyadari bahwa keluarga adalah tempat bernaung yang sesungguhnya.
Ekspositoris:
Purbasari dan Purbararang merupakan dua orang kakak-beradik yang saling mencintai. Purbasari dengan karakternya yang ceria namun menyebalkan mampu melengkapi Purbararang yang tidak percaya diri namun penuh kasih. Hubungan mereka begitu dekat, hingga suatu hari persaudaraan mereka diuji ketika iri dan dengki menyelimuti hati salah satu putri.