Di bulan Agustus 2013, industri musik Indonesia mencatat sebuah sejarah penting; Frau kembali ke arena dengan album kedua berjudul Happy Coda.
Setelah sukses merilis debut fenomenal Starlit Carousel beberapa tahun yang lalu, Happy Coda menjadi lanjutan cerita yang menjawab pertanyaan banyak orang tentang lanjutan kisah Frau, alter ego musisi brilian bernama Leilani Hermiasih.
Benang merah yang merajut seluruh perjalanan musiknya tetap sama; kepercayaan penuh pada dentingan piano serta lirik-lirik sederhana tentang rekaman hidup dan tidak lupa terus menempelkan harmonisasi vokal dan melodi yang berpadu-padan dengan indah.
“Happy Coda banyak bercerita tentang kisah sehari-hari yang sederhana yang ada di sekitar saya,” tutur Frau ketika ditanya tentang deskripsi singkat album keduanya ini.
“Ia dibangun dari sebuah konstruksi kehidupan yang berjalan beberapa tahun belakangan ini. Saya menulis apa yang saya rasa dan lihat. Memang perlu waktu agak lama karena terpotong berbagai macam kesibukan lain. Tapi, ini tanggung jawab terhadap diri sendiri; untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai beberapa tahun yang lalu,” lanjutnya lagi.
Ya, Happy Coda memang dirilis dengan jeda waktu yang sangat panjang. Ada banyak potongan sela yang merintangi persiapan album ini. Tapi, lupakan saja semuanya, karena penantian panjang itu telah berakhir.
Mulai 19 Agustus 2013, pukul 10.00 WIB, Happy Coda sudah tersedia untuk diunduh secara gratis via Yes No Wave Music (www.yesnowave.com). Metode yang sama juga digunakan untuk mengawali proses perilisan Starlit Carousel di era awal dulu.
Secara musikal, Frau menunjukkan kepada dunia luas bahwa ia sudah berjalan lebih jauh. Sekaligus mengukir lebih banyak cerita sepanjang proses tersebut. Ada delapan lagu di Happy Coda yang secara gamblang mewakili banyak fase yang terjadi di kurun waktu beberapa tahun ia absen dari industri musik.
Single Tarian Sari adalah contohnya. Langgam yang ia pilih tidaklah biasa. Mungkin tidak baru, tapi terdengar khas dan jarang dijadikan ruang eksplorasi bermain oleh seniman sejenis. Lengkingan vokalnya terasa unik dan itu membuat lagu ini spesial.
Begitu juga beberapa lagu lain yang punya kemampuan menjadi single berikut mengikuti Tarian Sari. Diantaranya sebuah lagu manis berjudul Water dan Arah.
“Membuat album adalah sebuah usaha untuk tetap menjawab dorongan kuat dari salah satu bagian diri saya yang selalu minta diperhatikan. Happy Coda adalah perwujudan dari semua hal itu. Tetap memproduksi musik memberikan keseimbangan bagi pribadi saya,” tutur Frau tentang bagaimana musik mengambil peran penting dalam kesehariannya.
Itu menjelaskan kenapa pada akhirnya ia kembali ke arena dan menghadirkan musiknya terbuka pada publik.
Selain versi unduh gratis, Happy Coda juga akan dirilis dalam bentuk buku partitur yang menjadi sebuah penghormatan pada era awal musik dibuat dan didistribusikan secara komersil kepada publik yang lebih luas.
“Saya ingin mengingatkan orang bahwa musik pernah didistribusikan dengan cara super tradisional seperti ini,” ujarnya tentang keputusan ini. Tentunya, buku partitur ini akan dicetak dalam jumlah terbatas. Pastikan anda tidak kelewatan ketika barang ini dirilis.
Selamat menikmati Happy Coda, selamat bergabung di dunia Frau. (Felix Dass)
Album “Happy Coda” bisa diunduh disini
Frau “Happy Coda”:
Daftar Lagu
1. Something More
2. Water
3. Empat Satu
4. Tarian Sari
5. Mr. Wolf
6. Arah
7. Suspens
8. Whispers
Eksekutif Produser: Joan Miyo Suyenaga
Produser: Leilani Hermiasih
Ko-produser: Yes No Wave Music
Seluruh lagu diciptakan oleh Leilani Hermiasih
Keyboard dan vokal oleh Leilani Hermiasih
Rekam, mixing dan mastering oleh Anton Gendel di KuaEtnika Studio, Yogyakarta
Manajer produksi: Adi Adriandi
Direktur artistik: Wok The Rock
Ilustrasi foto karya Edwin Roseno, diambil dari seri “Green Hypermarket”, koleksi Queensland Art Gallery, Brisbane, Australia
Desainer grafis: Seto SW
Kontak:
Adi Adriandi
Komplek Sabo Centre No. 9,
Sopalan, Maguwoharjo,
Sleman, Yogyakarta 55282