Lahirkan Album Perdana, Tirant Berbagi Sudut Pandang lewat ‘Anomali’
Grup band rock asal Malang, Tirant, berhasil merilis album perdana mereka pada 13 November 2020. Selama lebih dari setahun eksis dalam belantika musik Kota Malang, Tirant yang beranggotakan Rojak (vokal & gitar), Cyndy (vokal), Izzul (gitar), Satrio (gitar), Pahri (bass) dan Diki (drum) akhirnya berkesempatan untuk melahirkan album yang bertajuk Anomali. Album ini menyajikan sudut pandang masing-masing personil Tirant yang tergambarkan dalam setiap materi lagu.
“Anomali berkisah tentang suatu perihal yang dianggap biasa namun belum tentu lazim untuk orang lain, begitu pula sebaliknya,” ujar Pahri.
“Kita menganalogikan album ini bagaikan sebuah teropong yang mengamati suatu fenomena tanpa ada maksud pro ataupun kontra,” imbuhnya.
Anomali bermaterikan 8 lagu yang terdiri dari Anomali, Imaji, Gelam, Selancar, Kelambu, Senandika, Nokturnal, dan Ego. Kedelapan lagu tersebut menceritakan pelbagai fenomena yang kadang tidak terbesit dalam benak khalayak ramai.
“Terdapat 3 lagu yang menjadi andalan pada album perdana Tirant ini yaitu, Selancar, Nokturnal, dan Ego dikarenakan materi mereka yang lebih fresh daripada lagu lainnya,” ucap Izzul.
Lagu Selancar contohnya, mengisahkan soal media sosial yang berkembang pesat pada era digital ini, mampu menciptakan 2 kutub yang tidak kasat mata. Ketikan ibu jari dari pengguna yang dilontarkan dalam dunia maya mampu menyihir netizen untuk mempola sedemikian rupa sehingga tercipta kubu protagonis dan antagonis. Ucapan apapun yang dituangkan dalam No Man’s Land yang bersifat daring ini akan selalu memunculkan konsekuensi yang harus dihadapi.
Selanjutnya, Nokturnal, berkisah tentang pandangan lain soal kehidupan malam yang selama ini mendapat stigma oleh masyarakat. Persepsi “hitam tak selamanya gelap” memberi pengertian bahwa sejatinya insan yang menggantungkan hidupnya pada sang malam tak lebih buruk dari orang yang bekerja saat fajar menyingsing. Apapun yang terjadi, malam dan siang punya sisi koinnya masing-masing.
Terakhir lagu penutup album Anomali yang berjudul Ego, bercerita tentang individu yang hidup dalam balutan ambisinya. Hidup yang fana menjadi katalisator untuk selalu menggapai milestone dalam perjalanan karir hidupnya. Hingga lupa akan kondisi sekitar dan tak jarang menggadaikan nyawa sendiri demi menyuapi hasrat pribadi.
“Setelah memakan waktu pengerjaan hampir setahun lebih, dari konsep sampai teknisnya, akhirnya berhasil juga kita menciptakan ‘si sulung’ ini,” ujar Satrio.
Album teranyar Tirant masih memuat musik khas mereka yaitu power/alternative rock dengan harmonisasi vokal yang manis dari dua orang vokalisnya.
“Tak hanya substansi dari isi lagu, kami juga membawakan album Anomali tetap dengan nuansa rock yang selama ini menjadi nyawa dari Tirant,” tambah Izzul.
“Untuk mengetahui rock yang seperti apa? Silahkan kawan-kawan dengarkan dan tafsirkan sendiri,” imbuhnya.
Pengerjaan album Anomali dibantu oleh Rama Project Studio untuk mixing & mastering, selain itu seluruh proses perekaman dilakukan oleh crew Tirant sendiri. Anomali bisa didengarkan di berbagai layanan music streaming mulai tanggal 13 November 2020. Perilisan Anomali juga dibarengi Music Video yang akan segera dirilis setelahnya. Stay tuned!
IG & Twitter: Tirantmusic
Penulis & Editor: Naufal Hilmy F. G. (Tim Produksi Tirant)
Naufal29hilmy@gmail.com