Hari Ketiga, 11th Jogja-Netpac Asian Film Festival
Yogyakarta, 30 November 2016, Hari ketiga pelaksanaa JAFF berlangsung dengan begitu meriah, penonton selalu memadat setiap venue pemutaran bahkan ketika slot pemutaran pertama sekalipun. Antrian panjang selalu terjadi di setiap film yang JAFF hadirkan, beberapa film Indonesia pada hari ini menjadi bintang bagi para penikmat festival. Di Empire XXI program The Faces of Indonesian Cinema Today hadir dengan membawakan Prenjak (Wregas Bhanuteja) dan Tiga Dara (Usmar Ismail) di Studio tiga yang diikuti dengan sesi tanya jawab yang menarik bersama Wregas. Selain The Faces of Indonesian Cinema Today, film Sunya dalam program Asian Feature berhasil merebut hati penonton dan membuat panitia terpakasa menolak penonton karena sudah tidak tersedianya tempat duduk di dalam studio. Pemutaran program Focus on Djenar di Societet Taman Budaya juga selalu dipenuhi penonton dan diikuti dengan sesi diskusi yang menarik dan berbeda bersama Djenar Maesa Ayu di pelataran Societet Taman Budaya Yogyakarta. Program terakhir Light of Asia yang memutarkan serangkaian film pendek Asia, salah satunya film Indonesia, Memoria karya Kamila Andini pun berhasil menjadi penutup yang manis dan meriah dengan tidak ada satu kursi pun yang tak terisi.
Public Lecture pada hari ini dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta, dengan tema “Ocenanic Culture in Asian and Pasific Cinema” dan diikuti dengan peluncuran buku Laut Bercermin. Novi Kurnia, Dosen UGM menyatakan sangat terkesan dengan isi buku tersebut yang tidak hanya menampilkan review film seperti kebanyakan tulisan tentang film lainnya, namun juga membawa permasalahan lingkungan, anak, perempuan dan lokalitas. Proses peluncuran buku ini ditandai dengan penyerahan buku kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam program lain yang cukup menjadi perhatian banyak masyarakat adalah Forum Komunitas X BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) yang mengadakan public sharing bersama teman-teman komunitas film seluruh Indonesia yang hadir di JAFF dan pelaku kreatif Yogyakarta. BEKRAF turut hadir dalam sesi temu komunitas film yang berlangsung di Ruang Auditorium Grahatama Pustaka Jogja, Rabu (30/11) pagi hingga sore tadi dan menjadi bagian penting salah satu program dalam perhelatan JAFF. Mengusung tema “Arah Pengembangan Perfilman Di Daerah”, forum ini seakan membawa angin segar bagi keberadaan komunitas film yang ada di daerah-daerah yang sedang mengalami banyak kendala. Forum dibuka dengan sambutan wakil kepala Bekraf, Bapak Ricky Joseph Pesik kemudian Sutradara sekaligus Executive Director JAFF Ifa Isfansyah juga turut menyampaikan apresiasinya terhadap pejuang sinema, yang ditandai dengan geliat komunitas-komunitas film di berbagai daerah.
Berbagai masalah dan fakta terkait usaha pengembangan perfilman di daerah dipaparkan oleh Endah W. Sulistianti, ST, MFA sebagai deputi hubungan antar lembaga & wilayah di Bekraf. Salah satu hal yang menjadi catatan penting dalam paparan beliau adalah bagaimana memajukan perfilman khususnya supaya komunitas-komunitas film nantinya memiliki badan hukum. Tentu ini hal yang sangat dirindukan oleh insan perfilman, karena tak sedikit komunitas film di daerah yang begitu sulit berkembang dan kesulitan melakukan aktivitas gelar karya karena apresiasi pemerintah daerah begitu minim, bahkan ada yang sama sekali tak mendukung. Menjawab masalah tersebut, Endah terus mendorong komunitas untuk tak berhenti “mencari perhatian” pemerintah daerah setempat. Didukung ataupun tidak, produktifitas komunitas harus kian menjadi, dengan harapan nantinya pergerakan komunitas itu bisa lebih populer dibanding dengan pemerintah daerah itu sendiri. Dengan begitu, dukungan akan mudah didapatkan. Kecintaan dan semangat terhadap perfilman adalah kunci, spirit itu pulalah yang akan membuat Bekraf siap senantiasa untuk bermitra.
Hujan pun tidak menyurutkan keinginan penonton untuk hadir menyaksikan seluruh rangkaian JAFF. Termasuk salah satunya adalah Open Air Cinema yang merupakan program JAFF untuk mendekatkan film kepada masyarakat pada umumnya. Open Air Cinema dilaksanakan di depan gedung Grhatama Pustaka dengan menghadirkan film pendek Indonesia pilihan dan berhasil mencuri perhatian 100 penonton untuk hadir di pemutaran.
Keesokan hari, pada 1 Desember 2016 JAFF akan kembali menawarkan banyak film menarik. Beberapa diantaranya merupakan film yang secara penjualan tiket online terhitung sangat cepat habis terjual. Tercatat seperti Ziarah (BW Purba Negara), Istirahatlah Kata-Kata (Yosep Anggi Noen) serta progam Tha Faces of Indonesian Cinema Today yang mengahadirkan film pendek Worked Club (Tunggul Banjaransari) dan Moammar Emka’s Jakarta Undercover (Fajar Nugros). Dalam Forum Komunitas, akan kembali bekerjasama dengan BEKRAF dengan berbagi dalam Forum Film Market.