Di awal 2016 ini LIVEFOREVER telah sampai pada edisinya yang kedelapan. Seperti edisi-edisi sebelumnya pertunjukan musik ini menawarkan keintiman dengan tidak membatasi ruang gerak komunikasi antara penonton dan pengisi acara. Pada beberapa edisinya LIVEFOREVER juga menghadirkan menu tambahan seperti diskusi seputar musik, artwork exhibition, dan pemutaran video/film dengan tema tertentu. Deretan penampil pada edisi kali ini adalah HEALS, HANYATERRA, dan KLOPEDIAKUSTIK.
Datang dari Bandung, HEALS menawarkan sajian musik Alternative Rock/Nu-gaze. Grup yang dibentuk pada tahun 2013 ini mengaku banyak dipengaruhi oleh band-band seperti Amusement Parks On Fire, My Vitriol, Cocteau Twins, dan Tokyo Shoegazer dalam berkarya. Salah satu band yang debut albumnya ditunggu oleh banyak pihak setelah single mereka yang berjudul Void banyak mendapat ulasan positif dari media musik tanah air.
Di tengah gempuran pembangunan kawasan industri serta menurunnya kualitas tanah, Jatiwangi tetap bertahan sebagai salah satu sentra penghasil genteng di Indonesia. Hal itulah yang mendorong trio Tedi En (vokal, gitar, octarina), Iwan Maulana (bass), dan Ami Iyang (sadatana) untuk membentuk HANYATERRA dan bereksplorasi membuat alat musik dari genteng, menciptakan bebunyian dari keramik. Melalui albumnya yang bertajuk Janji Tanah Berani, HANYATERRA mencoba membangun tradisi baru lewat musik keramik, sebuah kerja budaya di Jatiwangi.
Bermain di ranah folk/acoustic, KLOPEDIAKUSTIK yang berasal dari Kuningan dibentuk pada Mei 2015, beranggotakan Anto (gitar), Puja (gitar), dan Gina (vokal). Melalui lagu-lagu seperti Looking Ahead, This Is Morning, serta Rain and Star, KLOPEDIAKUSTIK banyak bercerita tentang kehidupan yang terinspirasi dari kejadian-kejadian sederhana sehari-hari.
Edisi kedelapan ini akan diselenggarakan pada Sabtu (27/02) mendatang dan kembali bertempat di Famouz Café Jalan Tuparev No. 11 Cirebon. Dengan sajian terbarunya, LIVEFOREVER diharapkan dapat menjadi sebuah medium perkenalan wajah-wajah baru ranah musik lokal untuk dapat dikenal lebih luas di Cirebon dan sekitarnya.
