Manusia Pemberani: Membunuh Ketakutan
“I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear”
Nelson Mandela
Selamat pagi/siang/sore/malam,
“Menjadi manusia adalah menjadi penakut”
Kutipan kalimat tepat di atas tulisan ini adalah kutipan saya sendiri/ Kutipan dari Nelson Mandela di atas hanya buat menarik kalian saja untuk membaca tulisan saya ini (mengikuti trend di media sosial). Kutipan saya ini saya buat tepat ketika saya mendengarkan lagu “Manusia Pemberani” dari Max Havelaar. Coba dibaca liriknya:
Manusia Pemberani
Pagi hari
Dengan segelas kopi
Tak ada dingin tetaplah pagi
Tak ada embun tetap elegi
Matahari
Mulai tinggalkan hari
Malam ini
Ketakutanku tak khan menjadi
Esok hari kudatang kembali
Menjadi manusia pemberani
Engkau disini menjadi saksi
Semua hikayatku khan abadi
Lirik sederhana dengan penekanan hanya di beberapa baris kata bahwa semua orang sebenarnya bisa dengan sangat mudah mengalahkan ketakutannya sendiri. Wajar bila manusia punya ketakutan. Tidak perlu dikhawatirkan berlebihan, asalkan ditemani dengan orang yang tepat dan sedikit keberanian menghadapi hari esok niscaya akan bertemu dengan hari yang lebih baik.
“Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu jauh lebih kuat.”
Kalimat ini yang diucapkan bapak saya saat saya selesai kuliah dan takut tidak mendapatkan pekerjaan. Dan ini juga yang diulang oleh kekasih saya ketika saya mulai berani mencicil KPR dan takut tidak bisa mendapatkan penghasilan tiap bulannya untuk menutup cicilannya. Kalimat ini juga yang saya ucapkan berkali-kali saat saya menemukan ketakutan-ketakutan baru. Dan ketika hari ini saya berdiri di titik ini, saya selalu menemukan jalan untuk menimbun semua ketakutan-ketakutan yang datang silih berganti dan menggantinya dengan semangat-semangat baru. Kalimat sederhama bisa mengubah manusia penakut seperti saya menjadi seorang menjadi manusia pemberani.
Cukup membicarakan lirik, kita sekarang bicara tentang musik dari lagu Manusia Pemberani. Mendengarkan lagu ini sepertinya Max Havelaar memang pandai sekali menempatkan konsep lirik di tiap-tiap aransemennya, semua aransemen punya makna dan tidak asal untuk dibunyikan.
Dibuka lirih dengan piano disambut vokal, saya bayangkan seorang penakut merintih dan merengkuh di pojokan. Ketika drum dan alat musik lainnya masuk, dia lalu bangkit dan tersenyum. Begitu bagian refrain masuk, dengan melangkah pasti dia menuju jendela, membukanya, menghirup napas dalam-dalam dan tertawa. Dan bagian paling menarik adalah di bagian terakhir: ketika selepas piano, solo gitar meliuk-liuk bak gelombang masuk, lantunan strings megah menyambar di belakang dan vokal mulai naik, itulah inti dari lagu ini. Seperti seorang lelaki yang berteriak berkali-berkali “Pergi kau wahai ketakutan-ketakutan!!!”.
Melengkapi rilisnya single “Manusia Pemberani” dari sisi visual, Max Havelaar juga merilis video musik lagu tersebut. Saat saya berbincang-bincang dengan mereka di suatu taman daerah Tebet beberapa saat lalu, mereka telah menceritakan tentang pembuatan video musik tersebut. Berawal dari bincang-bincang santai sambil ditemani kopi dari salah satu personil Max Havelaar dengan sutradara Yogi Sumule, akhirnya Yogi yang juga pemilik warung kopi Coffeewar, tertarik untuk menyutradarai video musiknya. Saya ingat waktu itu saya menanyakan ke mereka bagaimana mereka akan mendanai video musik tersebut karena sangkaan saya membuat suatu video musik membutuhkan biaya yang besar. Mereka kompak menjawab bahwa pembuatan video musik mereka didanai dari uang kas band hasil mereka manggung selama ini. Dengan sistim swadaya dan mengoptimalkan sumber yang mereka punya (jangan lupa, dua orang dari mereka adalah fotografer), biaya pembuatan video musik ini bisa ditekan.
Proses pembuatan videonya hanya memakan waktu sehari penuh, lanjut cerita personil Max Havelaar (lokasi kami berbincang masih di taman yang sama tapi saat ini bergelas-gelas kopi sachet sudah dihabiskan). Dimulai di sebuah kolam renang dan berakhir di rumah salah satu personil Max Havelaar. Cerita dari videonya sendiri adalah tentang ketakutan manusia bahwa kita semua mempunyai ketakutannya sendiri-sendiri, kadangkala hal-hal yang remeh-temeh bagi orang lain atau sedemikian personalnya sehingga tidak dapat dipahami oleh banyak orang, bahkan oleh orang terdekat sekalipun. Salah satu cara paling efektif untuk melawan ketakutan adalah dengan memulai membuat daftar ketakutan-ketakutan tersebut dan menghadapinya satu-persatu. Videonya dibuat hitam putih sebagai penggambaran cara manusia menyikapi masalah, diselesaikan atau kabur.
Selamat buat Max Havelaar, sukses buat single dan video musik “Manusia Pemberani” dan jaya selalu!
Tabik!
Indra Batara
Penikmat musik, kopi dan taman
Credit:
Manusia Pemberani
Musik: Muhammad Asranur dan dedidude
Lirik: dedidude
Manusia Pemberani – Max Havelaar
Sutradara: Yogi D. Sumule
Produser/Editor: Dipo Alam
Sinematografer: Rico Nadeak
Max Havelaar adalah
dedidude: vocal dan gitar
Muhammad Asranur: keyboard dan piano
David Q Lintang: gitar
Teddy Satrio: Bass
Timur Segara: Drums
Manusia Pemberani adalah satu lagu dan single kedua album Perdana Max Havelaar yang rilis tahun 2016, direkam di tahun 2014 – 2015 dengan bantuan drummer: Akbar Efek Rumah Kaca
Video Musik “Manusia Pemberani”
bit.ly/ManusiaPemberani
Sutradara: Yogi D. Sumule.
Produser/Editor: Dipo Alam.
Sinematografer: Rico Nadeak.
Produksi: Max Havelaar dan Sebelas Films.
Pemeran: Ricky Bure’ Santino, Danilla Riyadi, Azizah Hanum, Ria Septiani.
Instagram: MaxHavelaarID
facebook: https://www.facebook.com/MaxHavelaarID/
Twitter: MaxHavelaarID
Contact:
Andito Andy
087887005939
081289361452