Pagar (oleh-oleh dari li.bs.tud, 13/02/2020)
Niat kasih kejutan, malah kami yang dibikin jantungan. Kalian semua keterlaluan mengharukan.
Awalnya, kami cuma ingin bikin hajat kecil dadakan yang tak butuh banyak persiapan, tak perlu berusaha bikin ramai. Kami salah, karena minta bantuan teman-teman di Liberates Creative Colony @li.bs.tud
Komunitas ini kalau bermain sungguh bukan main, selalu tidak main-main. Gas pol, knalpot meledak-ledak, mesin kami gemetar di kaki-kaki. Untungnya @sisirtanah dan, yang sudah lama kami rindukan, @silirwangi baik hati mau menemani kami.
Lalu kalian, di hari pertama keran karcis tanda masuk dibuka, mengubah yang sudah gagal kecil-kecilan ini jadi perayaan dadakan. Bukan main dan tidak main-main, kalian malam itu bermain-main bersama kami, mengharukan.
Baiklah.
Tapi seusai pentas, Mas Danto duduk bersama kami demi mengingatkan: perayaan ini pelepasan menyenangkan yang diperlukan, tapi keadaan sekeliling kita secara umum tidakkah demikian. Apa yang bisa, yang perlu, yang harus kita lakukan? Ini pertanyaan besar. Begitu besar sehingga kami butuh bantuan kalian untuk menjawabnya bersama-sama.
Lagu “Pagar” ini kami pilih sebagai oleh-oleh dari perayaan di malam itu. Lagu ini ditulis sebagai bagian dari kampanye 37Suara untuk kasus penggusuran di Kulon Progo yang sungguhpun sepertinya berakhir belum pantas dilupakan. Penggusuran dimana-mana sedang terus berlangsung: penggusuran rumah, penggusuran hak ekonomi politik, hak ketubuhan, hak sejarah, hak atas masa depan. Terima kasih sudah memungkinkan kami untuk pertama kali memainkannya secara langsung di atas panggung.
Oya, gak perlu khawatir, ini gak akan sering2. Kami paling paham, kalian sibuk.
Videography : @wandirana, @krisnaeputranto, dan @kurniayudhaf
Tata suara : @tebleh dan @antongendel
Tata lampu : @banjarrow
