Menuju Mitos Melankolia: Sebuah Pengantar
Melancholic Bitch
Menurut kabar, sebagian orang menjuluki band ini band hantu, band yang namanya selalu terdengar tapi jarang terlihat wujudnya. Bagaimana bisa terlihat jika sang vokalis, Ugoran Prasad lebih sering menghabiskan waktu di luar negeri untuk menimba ilmu. Makanya, mereka manggung mungkin hanya dua atau tiga kali dalam setahun.
Mungkin banyak orang dihinggapi rasa heran, mengapa band ini tidak bubar-bubar. Tampaknya ada dua kemungkinan, satu karena album mereka, Anamnesis dan Balada Joni dan Susi panjang nafasnya, jadi orang selalu heran, seperti apa penampilan mereka dan jadinya tidak henti mendengarkan albumnya dan berharap melihat mereka. Kemungkinan kedua adalah band ini terlalu sayang pada para penggemarnya yang tidak berhenti berharap, dan sebagai kolektif, bisa jadi mereka juga selalu penasaran untuk melihat segala kemungkinan yang bisa dicoba saat mereka berkumpul kembali.
Beruntunglah, band ini meskipun bisa dibilang tidak produktif, dengan segala kemampuan yang mereka punya, masih punya energi untuk kembali mendaur ulang album pertama mereka, Anamnesis. Dirilis tengah April nanti, berubah nama menjadi Re:Anamnesis, mari kita ulang dan kumpulkan kembali ingatan-ingatan lama dan mendengarkan mereka kembali bernyanyi.
Sarasvati
Untuk yang tidak kenal Sarasvati, band ini berasal dari Bandung. Vokalisnya, Risa Saraswati dikabarkan bisa berkomunikasi dengan mahluk dari dunia tak kasat mata. Makanya kemudian albumnya isinya bercerita tentang teman-teman sang vokalis yang tidak kasat mata itu. Story of Peter dan Mirror adalah album mereka.
Album mereka itu juga bisa dijadikan soundtrack dari buku yang diterbitkan vokalisnya, Danur dan Maddah. Lengkaplah sudah, band ini terkenal dengan suasana horor dan mencekam. Padahal, siapa yang tahu jika itu hanya gimmick atau strategi marketing dari band asal Bandung ini?
Ah, yang pasti Mirror baru saja diluncurkan November tahun lalu dan Jogja belum sempat melihat mereka tampil membawakan lagu dari album tersebut
Sarita Fraya
Soloist kelahiran semarang ini sudah lumayan lama berkecimpung dalam bermusik, event seperti java jazz pun ikut dilahap walaupun dia belum merilis album satupun pada saat itu.
Imperfectly Perfect adalah album pertama dia, nona cantik bersuara bagus ini tentu saja menjadi pembuka yang manis untuk mengantarkan kita nanti menuju Sarasvati dan Melancholic Bitch.
Nah, itulah mereka yang nanti akan tampil di Mitos Melankolia, sebuah konser kecil yang diadakan di Langgeng Art Foundation (LAF) Yogyakarta pada tanggal 5 Mei 2013. Dinamakan mitos melankolia karena secara sederhana, itulah gagasan yang ingin ditampilkan oleh band-band yang disebut di atas. Cerita yang berkembang, gosip yang beredar, kembali kepada sebuah hal dasar bernama karya. Tanpa karya yang kuat, tentu saja semua hanya menjadi cerita belaka.
Jadi, mari kita saksikan penampilan mereka nanti.
Tabik!
Ommunium dan Kongsi Jahat Syndicate
Melancholic Bitch
Members:
Yosef Herman Susilo (Electric-Acoustic Guitar, Mix-Engineer), Ugoran Prasad (Voice, Lyric), Teguh Hari Prasetya (Bass, Keyboard), Yennu Ariendra (Electric Guitar, Synth, Laptop), Septian Dwirima (Percussion, Laptop); Collaborating Artist for BJS: The Wiryo Pierna Haris (guitar), Richardus Ardita (bass, voice), and Andy Xeno Aji (graphic, drawing).
Kontak Melbi di :
+62818259625 [yopie]
@simelbi
Sarasvati
Members:
Risa Saraswati (voc), Hin-Hin Akew (guitar), Gallang Perdhana (bass), Gigi Priadji (sequencer), Iman Jimbot (kecapi suling), Yura Yunita (keyboard), Putri Ajeng Diva (keyboard), Shella Safira (back voc), Sheryta Arsallia (drum) dan Fajar Shiddiq (drum)
Contact:
Innuendo Artist Management
(T: @innuendo_com; mail: innuendo.co@gmail.com)
Jl. Johar No.1 Bandung
Syauqy – 08122025697
@sarasvatimusic
Sarita Fraya
Contact:
081804270113 [ Adi ]
@saritafraya
Kontak Kongsi Jahat
Sebagai kota yang sarat dengan aktivitas musik, Jogja berhasil mengadaptasi berbagai genre dalam tempo relatif singkat. Selama lebih dari 7 tahun terakhir, berbagai scene di kota ini mampu berkembang secara signifikan. Di kota ini musik cutting edge telah tumbuh melalui berbagai event yang menampilkan musik dari sub-genrenya yang menyerap beragam peminat musik. Dampak positifnya, sekarang banyak berkembang band-band cutting edge, record label serta acara-acara cutting edge local yang berada di Yogyakarta. Musik cutting edge bisa di bilang musik yang mengcounter musik – musik yang ada pada umumnya, dalam arti lain musik cutting edge adalah beberapa sub kultur musik yang mengedepankan keinginan keras, penuh dengan propaganda, mengedepankan tekstur dan ego serta penuh misi dan visi.
Berdasarkan fakta inilah, kami dari kongsi jahat syndicate menyelenggarakan promo event bertaraf Nasional. Acara ini ditujukan khususnya bagi segmentasi pendengar yang menyukai musik cutting edge maupun kalangan awam secara umum. Dari komposisi pengunjung itu, nantinya kita harapkan mampu memunculkan peminat-peminat baru yang akan terjaring oleh event ini.
Contact:
@kongsi_jahat
Hormat Kami