BERSAMA-SAMA MENCARI KEMULIAAN DI NGAYOGJAZZ 2017
Perhelatan festival jazz berbalut pesta rakyat Ngayogjazz, kembali hadir menyapa masyarakat Yogyakarta dengan mengusung tema “Wani Ngejazz Luhur Wekasane”. Diambil dari pepatah Jawa “Wani Ngalah Luhur Wekasane” yang bermakna siapa yang berani mengalah akan mendapatkan kemuliaan, Ngayogjazz berusaha menyentil mereka-mereka yang saat ini selalu selalu menonjolkan ego-nya, ingin menang sendiri, dan menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungan dan tujuan pribadi maupun kelompok tertentu. Wani Ngejazz Luhur Wekasane, adalah sebuah kiasan, siapa yang berani dan mau mengapresiasi jazz (di Ngayogjazz) akan mendapat kemuliaan. Jadi siapapun yang mau memberikan kontribusi dan apresiasinya terhadap jazz, baik penyelenggara, warga desa yang ditunjuk sebagai tuan rumah, musisi, maupun penonton, akan mendapatkan kemuliaan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ngayogjazz tahun ini juga dilaksanakan di lingkungan pedesaan. Kali ini dusun Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta akan menjadi tuan rumah bagi gelaran Ngayogjazz. Latar belakang sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia adalah salah satu alasan Ngayogjazz meminang Kledokan untuk berkolaborasi dan “nge-jam” melangsungkan acara tahunan ini. Dusun yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani ini letaknya berada tidak jauh dari monumen perjuangan Taruna Plataran, sebuah tempat bersejarah yang menjadi saksi dari sebuah pertempuran pada masa agresi militer ke-2.
Cerita sejarah perjuangan di Kledokan itu juga telah menginspirasi Ngayogjazz untuk mengangkatnya menjadi sebuah tema artistik di perhelatannya tahun ini, salah satunya dengan menamai 5 panggung yang saat ini sudah mulai dipersiapkan di Kledokan dengan kosakata di masa perjuangan, yaitu Doorstoot, Gerilya, Markas, Serbu, dan Merdeka. Panggung-panggung tersebut akan menjadi tempat tampilnya ratusan musisi yang hadir memeriahkan Ngayogjazz.
Selain Everyday dan Endah N Rhesa yang akan menjadi band pembuka Ngayogjazz 2017, musisi-musisi seperti Jeffrey Tahalele & Friends, Bintang Indrianto, Bianglala Voices, Sri Hanuraga Trio feat. Dira Sugandi, NonaRia feat. Bonita, Gugun Blues Shelter, Jatiraga, Alangalang, Rully Shabara, Huaton Dixie, hingga komunitas-komunitas jazz dari seluruh Nusantara akan turut berpartisipasi menghibur penonton Ngayogjazz. Dan yang tidak boleh terlewatkan, Rémi Panossian Trio dari Prancis juga dijadwalkan tampil di Kledokan Sabtu Pahing, 18 November 2017 besok. Selain penampilan musisi di panggung, pengunjung Ngayogjazz juga akan dihibur oleh Huaton Dixie, Drummer Guyub YK, dan beberapa kesenian tradisional seperti kirab Bregada Gotri Seloaji serta gejog lesung Tjipto Suoro persembahan warga dusun Kledokan.
Di tahun pelaksanaannya yang ke-11 ini, Ngayogjazz juga mengajak masyarakat untuk peduli dengan sesama. Ngayogjazz yang bekerja sama dengan Komunitas Jendela membuat sebuah gerakan sosial dengan mengumpulkan buku tulis kosong pada pelaksanaan Ngayogjazz tahun 2017 ini. Pengunjung Ngayogjazz diharapkan untuk membawa buku tulis ataupun buku gambar kosong sebagai pengganti tiket masuk. Buku-buku yang terkumpul pada drop box yang sudah disediakan nantinya akan disumbangkan kepada adik-adik kita yang tidak mampu di seluruh pelosok negeri. Bagi pengunjung yang kesusahan mendapatkan buku, warga Kledokan juga menyediakan buku tulis yang bisa dibeli untuk disumbangkan. Walaupun tidak wajib, tapi diharapkan pengunjung mau untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan sosial ini sehingga kita bisa berbagi kemuliaan di Ngayogjazz 2017. Selain wani ngejazz, wani nyumbang (juga) luhur wekasane.
REMI PANOSSIAN TRIO DALAM NGAYOGJAZZ 2017
Institut Prancis di Indonesia (IFI) mempersembahkan penampilan Remi Panossian Trio dalam perhelatan tahunan Ngayogjazz 2017 pada Sabtu Pahing, 18 November 2017 | Kledokan, Selomartani, Kalasan jam 19.00 WIB. Trio Jazz tersebut juga tampil dalam ajang Jazz to Campus 26 November mendatang di Jakarta, serta Bandung dan Surabaya.
Remi Panossian, Eksplorasi Jazz Melodis dan Cergas
Lahir di Montpellier pada tahun 1983, Remi mulai belajar piano sejak umur 7 tahun. Ketika berusia 10 tahun, ia menghadiri konser pianis jazz legendaris Prancis Michel Petrucciani dan jatuh cinta pada jazz. Beranjak dewasa ia memilih menekuni dunia musik jazz dengan masuk Montpellier Jazz School di mana ia mendalami sejarah dan teori jazz sekaligus teknik-teknik improvisasi. Ia mengambil berbagai kesempatan master class dan bertemu dengan musikus jazz kawakan seperti Stéphane Kochoyan sang direktur artistik berbagai festival jazz termasuk di Marseille, pemain saksofon legendaris Amerika Serikat Steve Coleman dan Andy Milne.
Setelah tampil bersama Régine Détembel dalam festival jazz bergengsi di Wina, Jazz Fest Wien 2000, Remi pindah ke kota Toulouse dan dalam dua tahun ia mendapat Sertifikat Sekolah Musik Nasional Musik Jazz dan Musik Improvisasi dari Toulouse College of Music. Mengajar piano jazz selama 4 tahun di sekolah musik anak-anak Enfants du Jazz Workshop, kini ia aktif mengajar di International Trio Sessio di Cape Breton.
Berkolaborasi dengan pemain kontrabas Julien Duthu, Remi merilis album MP3 “No End” pada tahun 2005 dan CD “Two” pada 2008. Duo Remi dan Julien meraih Best New Talent Awards dari Akademi Jazz Prancis. Setelah dua CD, berbagai konser dan kolaborasi (antara lain bersama Aldo Romano, Francesco Bearzatti, Pierrick Pedron dan Rick Margitza), Remi Panosian memulai petualangan bermusik trio pada akhir tahun 2009 bersama Maxime Delporte (kontrabas) dan Frederic Petitprez (drum).
Trio Remi Panossian merilis album “Add fiction” pada Januari 2011 dan mendapat sambutan positif di kalangan pecinta jazz internasional dan mendapat review baik dari dunia media. Ketiga anggota trio yang merupakan kawan lama tersebut semakin solid dan dikenal sebagai band jazz yang kuat dalam lirisme melodik sekaligus cergas dalam tiap penampilannya. Di tahun yang sama Trio Remi dianugerahi penghargaan Revelation of the Year 2011 oleh radio TSF JAZZ! dan diundang tampil di Olympia Hall Paris dalam ajang musik You and The Night and The Music.
Tahun 2013, mereka merilis album bertajuk “BBANG” yang kembali mendapat sambutan luar biasa dari publik dan media. Trio Remi Panossian aktif menggelar konser dan tampil di berbagai festival, antara lain di beberapa festival di Kanada; Ottawa Jazz Festival, Montreal Jazz Festival, dan Vancouver Jazz Festival, di berbagai kota di Eropa; London Sunfest, New Morning dan Enjoy Jazz Festival di Jerman serta di berbagai kota di Asia, antara lain Korea Selatan, Tiongkok, Jepang dan masih banyak lagi.
Mereka mengeluarkan terbaru pada tanggal 20 Oktober 2017, dan untuk merayakannya, mereka akan tampil di perhelatan musik jazz ternama di Yogyakarta, Ngayogjazz 2017
Temui dan nikmati persembahan musik jazz Trio Remi Panossian dalam ajang Ngayogjazz 2017 Sabtu Pahing, 18 November 2017 | Kledokan, Selomartani, Kalasan jam 19.00 WIB.
Tautan:
http://www.remipanossian.com/
Rundown Ngayogjazz 2017
Shuttle Jazz
Shuttle Jazz Ngayogjazz 2017 akan diberangkatkan dari 2 titik yaitu Cupable Cafe Yakkum Pakem (mengcover area Utara & tengah) dan Jogja National Museum (mengcover area Barat & Selatan).Skenario Rute Layanan Shuttle Jazz :
1. Trayek Cupable cafe – Yakkum Pakem (Jalan Kaliurang Km 14) :
Start Cupable cafe – melewati Akper Pantirapih – berputar balik di halaman gerbang UII – ke arah selatan via Jalan Kaliurang–pertigaan Indomaret Besi – pertigaan Merapi View – pertigaan Jalan Damai – Telkom/PLN Banteng – Pasar Colombo – perempatan Ringroad Jakal ke selatan – POM Bensin Jakal – Starbuck Apartemen Uttara – McDonald Jakal – perempatan Selokan Mataram – Balairung UGM – pertigaan PKKH UGM – perempatan Mirota Kampus – belok kiri ke arah timur via Bunderan UGM – perempatan POM Bensin Samirono – UNY – pertigaan Bangjo Colombo – belok kiri ke arah utara via Sanata Dharma Mrican – Dixie Gejayan – perempatan Ringroad Concat – belok kanan ke arah timur via Radar Jogja/Polda DIY – Akindo–perempatan Bangjo UPN Babarsari –pertigaan Ringroad Maguwo – belok kiri ke arah timur via pertigaan Bandara Adisucipto – RS PDHI Jln Solo – Cupuwatu – RS Panti Rini – pertigaan Bangjo Hotel Queen Colombo – belok kiri ke utara lurus – Pertelon Tugu Batu Kledokan/Terminal Bus Ngayogjazz pp.
2. Trayek JogjaNasional Museum (Jl. Amri Yahya no 1, Gampingan) :
Start JNM – Jembatan Serangan – Perempatan Notoprajan – Titik Nol Kilometer – Perempatan Gondomanan – Bintaran Kulon – Pakualaman – Jln. Kusumanegara – Balaikota – belok ke utara via UIN Sunan Kalijaga – belok kekiri via Jln. Laksda Adisucipto – Ambarukmo Plaza – pertigaan Jembatan Layang Janti – pertigaan Babarsari – pertigaan Ringroad Maguwo – pertigaan Bandara Adisucipto – RS PDHI – Cupuwatu – RS PantiRini – pertigaan Bangjo Hotel Queen Colombo – belok kiri ke utara lurus- Pertelon Tugu Batu Kledokan/Terminal Bus Ngayogjazz pp.
Jadi penikmat Ngayogjazz yang tidak memiliki kendaraan, atau tidak mau repot dengan parkir atau ingin merasakan pengalaman yang berbeda dengan berangkat menggunakan Shuttle Jazz, bisa datang ke salah satu titik keberangkatan dari masing-masing trayek.
NB :
● Shuttle Jazz akan diberangkatkan menuju padukuhan Kledokan (Tugu Batu Kledokan/Terminal Bus Ngayogjazz) mulai pukul 15.00 dari 2 titik awal keberangkatan (Cupable cafe – Yakkum Pakem dan Jogja Nasional Museum) dan berlanjut setiap 1 jam hingga pukul 22.00.
● Layanan pemulangan dari Tugu Batu Kledokan/Terminal Bus Ngayogjazz menuju titik – titik penjemputan semula akan dilakukan mulai pukul 23.30, atau lebih awal jika terdapat cukup banyak penumpang.
Info
Website : www.ngayogjazz.com
Twitter : @ngayogjazz
Facebook : Ngayogjazz
Instagram : @ngayogjazz