PAMERAN KARYA DOGGIES DAN KAWAN SHAGGYDOG: SPESIAL BUAT KAMU
Pembukaan Pameran Special Buat Kamu Pameran Karya Doggies dan Kawan Shaggydog Shaggydog berkolaborasi dengan Ace House Collective Yogyakarta, menginisiasi sebuah pameran yang akan mempresentasikan karya seni rupa, berikut dokumen dan arsip dari elemen-‐elemen pendukung yang paling substansial dari perjalanan karir band Shaggydog. Ace House Collective merupakan kolektif seniman yang juga mengelola ruang alternatif bernama Ace House, sebuah ruang yang sangat terbuka dengan kemungkinan-‐kemungkinan baru di dalam seni rupa, baik secara praktik maupun wacana, termasuk pergesekannya dengan bidang-‐bidang lain di luar seni rupa itu sendiri, salah satunya adalah musik. Begitu juga dengan Shaggydog, band asal Yogyakarta yang berdiri pada tahun 1997. Sebagai band yang mengawali karirnya secara underground, Shaggydog juga dikenal terbuka dan bergaul secara luas dengan masyarakat seni dari berbagai latar belakang lain diluar musik, termasuk seni rupa. Tidak hanya dengan teman-‐teman seniman, Shaggydog juga dikenal dengan kedekatannya dengan para penggemarnya yang disebut sebagai Doggies dan Honnies. Semenjak band ini terbentuk, relasi antara personil Shaggydog dengan para penggemarnya terbangun menjadi hubungan pertemanan yang erat di kampung Sayidan, sebuah kampung di pusat kota Yogyakarta, tempat dimana band ini lahir. Pada medio 2006, relasi ini menjadi semakin intim dengan dibukanya Doggy House di daerah Patehan, sebuah ruang yang berfungsi sebagai kantor manajemen, studio, toko yang khusus menjual cinderamata Shaggydog, sekaligus tempat bertemunya para personil band dan para penggemarnya. Berkaitan dengan fenomena budaya ini, pada perkembangannya yang lebih spesifik lagi relasi antara musisi idola dan penggemarnya melahirkan sebuah genre seni yang kerap diistilahkan sebagai “Fans Art” atau karya-‐karya yang dibuat oleh fans yang terinpirasi oleh idolanya. Di luar negeri, kemunculan awal istilah ini dimulai dari aktivitas berkarya dari penggemar film atau komik maupun permainan vidio yang akhirnya berkembang pada penggemar band atau musisi. Fans Art juga identik dengan kata ‘illegal’ atau ‘tidak resmi’ karena biasanya tidak berbentuk commision/pesanan dari artis idola kepada penggemar untuk merespon karyanya. Pun halnya dengan Doggies yang berkarya tanpa adanya format ini dari Shaggydog. Kedekatan ini pula yang membangun loyalitas dan militansi para Doggies, termasuk kemudian secara kreatif mengidentifikasikannya melalui karya-‐karya mereka yang diaplikasikan dalam kaos, bendera, stiker, dan sebagainya. Bersamaan dengan karya-‐karya dari teman-‐teman seniman, karya-‐ karya dari Doggies ini akan dipresentasikan dalam pameran berjudul “Special Buat Kamu”, sebuah pameran yang didedikasikan oleh Shaggydog secara khusus kepada para Doggies dan teman-‐teman seniman dari band ini. Temuan dan bentukan dari fenomena relasi inilah yang kemudian membuat pameran ini menjadi penting mengingat kontribusinya pada dinamika perkembangan di dua ranah seni itu sendiri, rupa dan musik. Shaggydog dan Ace House Collective juga mengundang Anom Sugiswoto, seorang fotografer seni dan aktivis We Need More Stages –web stage fotografi yang berfokus pada pendokumentasian pertunjukan musik. Anom mengajak para Doggies untuk terlibat dalam proyek “Jalan-‐jalan”. Sebuah proyek fotografi yang terinspirasi dari judul lagu Shaggydog. Proyek ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama dilakasanakan pada tanggal 7 April 2015. Anom bekerjasama dengan Fotografi Komunikasi (FOTKOM 401) UPN Yogyakarta melakukan sesi pemotretan Doggies Yogyakarta dengan menggunakan kaos-‐kaos karya Doggies seluruh Indonesia. Tahap yang kedua adalah workshop singkat dasar-‐dasar penggunaan perangkat lunak fotografi yang dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015 di Doggy House, Jl. Nogosari 1 B, Patehan Kraton, Yogyakarta. Setelah mengikuti workshop, Doggies kemudian secara aktif diminta untuk melakukan rekayasa digital pada arsip foto-‐foto Shaggydog yang hasilnya juga dipresentasikan pada pameran ini. Mangkuyudan 41 | Yogyakarta 55143 | INDONESIA +62 274 381959 | +62 85643009700 acehousecollective@gmail.com | www.acehousecollective.com Adanya proyek ini sebagai salah satu bagian pameran, menunjukkan bahwa “Spesial Buat Kamu” tidak hanya sekedar memamerkan karya-‐karya memorabilia, tapi sekaligus penciptaan karya baru juga produksi pengetahuan yang dapat menstimulasi Doggies untuk bereksplorasi dengan medium baru pada karya-‐karya mereka di kemudian hari. Pameran yang didukung sepenuhnya oleh brand Hurley ini akan dibuka pada tanggal 22 April 2015 pada tanggal 19.30 bertempat di Ace House, Jalan Mangkuyudan No. 41 Yogyakarta dan dimeriahkan oleh performans dari AstroBoy, sekaligusPembukaan Pameran Special Buat Kamu Pameran Karya Doggies dan Kawan Shaggydog Shaggydog berkolaborasi dengan Ace House Collective Yogyakarta, menginisiasi sebuah pameran yang akan mempresentasikan karya seni rupa, berikut dokumen dan arsip dari elemen-‐elemen pendukung yang paling substansial dari perjalanan karir band Shaggydog. Ace House Collective merupakan kolektif seniman yang juga mengelola ruang alternatif bernama Ace House, sebuah ruang yang sangat terbuka dengan kemungkinan-‐kemungkinan baru di dalam seni rupa, baik secara praktik maupun wacana, termasuk pergesekannya dengan bidang-‐bidang lain di luar seni rupa itu sendiri, salah satunya adalah musik. Begitu juga dengan Shaggydog, band asal Yogyakarta yang berdiri pada tahun 1997. Sebagai band yang mengawali karirnya secara underground, Shaggydog juga dikenal terbuka dan bergaul secara luas dengan masyarakat seni dari berbagai latar belakang lain diluar musik, termasuk seni rupa. Tidak hanya dengan teman-‐teman seniman, Shaggydog juga dikenal dengan kedekatannya dengan para penggemarnya yang disebut sebagai Doggies dan Honnies. Semenjak band ini terbentuk, relasi antara personil Shaggydog dengan para penggemarnya terbangun menjadi hubungan pertemanan yang erat di kampung Sayidan, sebuah kampung di pusat kota Yogyakarta, tempat dimana band ini lahir. Pada medio 2006, relasi ini menjadi semakin intim dengan dibukanya Doggy House di daerah Patehan, sebuah ruang yang berfungsi sebagai kantor manajemen, studio, toko yang khusus menjual cinderamata Shaggydog, sekaligus tempat bertemunya para personil band dan para penggemarnya. Berkaitan dengan fenomena budaya ini, pada perkembangannya yang lebih spesifik lagi relasi antara musisi idola dan penggemarnya melahirkan sebuah genre seni yang kerap diistilahkan sebagai “Fans Art” atau karya-‐karya yang dibuat oleh fans yang terinpirasi oleh idolanya. Di luar negeri, kemunculan awal istilah ini dimulai dari aktivitas berkarya dari penggemar film atau komik maupun permainan vidio yang akhirnya berkembang pada penggemar band atau musisi. Fans Art juga identik dengan kata ‘illegal’ atau ‘tidak resmi’ karena biasanya tidak berbentuk commision/pesanan dari artis idola kepada penggemar untuk merespon karyanya. Pun halnya dengan Doggies yang berkarya tanpa adanya format ini dari Shaggydog. Kedekatan ini pula yang membangun loyalitas dan militansi para Doggies, termasuk kemudian secara kreatif mengidentifikasikannya melalui karya-‐karya mereka yang diaplikasikan dalam kaos, bendera, stiker, dan sebagainya. Bersamaan dengan karya-‐karya dari teman-‐teman seniman, karya-‐ karya dari Doggies ini akan dipresentasikan dalam pameran berjudul “Special Buat Kamu”, sebuah pameran yang didedikasikan oleh Shaggydog secara khusus kepada para Doggies dan teman-‐teman seniman dari band ini. Temuan dan bentukan dari fenomena relasi inilah yang kemudian membuat pameran ini menjadi penting mengingat kontribusinya pada dinamika perkembangan di dua ranah seni itu sendiri, rupa dan musik. Shaggydog dan Ace House Collective juga mengundang Anom Sugiswoto, seorang fotografer seni dan aktivis We Need More Stages –web stage fotografi yang berfokus pada pendokumentasian pertunjukan musik. Anom mengajak para Doggies untuk terlibat dalam proyek “Jalan-‐jalan”. Sebuah proyek fotografi yang terinspirasi dari judul lagu Shaggydog. Proyek ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama dilakasanakan pada tanggal 7 April 2015. Anom bekerjasama dengan Fotografi Komunikasi (FOTKOM 401) UPN Yogyakarta melakukan sesi pemotretan Doggies Yogyakarta dengan menggunakan kaos-‐kaos karya Doggies seluruh Indonesia. Tahap yang kedua adalah workshop singkat dasar-‐dasar penggunaan perangkat lunak fotografi yang dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015 di Doggy House, Jl. Nogosari 1 B, Patehan Kraton, Yogyakarta. Setelah mengikuti workshop, Doggies kemudian secara aktif diminta untuk melakukan rekayasa digital pada arsip foto-‐foto Shaggydog yang hasilnya juga dipresentasikan pada pameran ini. Adanya proyek ini sebagai salah satu bagian pameran, menunjukkan bahwa “Spesial Buat Kamu” tidak hanya sekedar memamerkan karya-‐karya memorabilia, tapi sekaligus penciptaan karya baru juga produksi pengetahuan yang dapat menstimulasi Doggies untuk bereksplorasi dengan medium baru pada karya-‐karya mereka di kemudian hari. Pameran yang didukung sepenuhnya oleh brand Hurley ini akan dibuka pada tanggal 22 April 2015 pada tanggal 19.30 bertempat di Ace House, Jalan Mangkuyudan No. 41 Yogyakarta dan dimeriahkan oleh performans dari AstroBoy, sekaligus lagu-‐lagu dari DJ Heruwa dan DJ Kawan Dolly. Pengunjung juga diharapkan membawa kaos berwarna terang untuk mendapatkan sablonase gratis saat pembukaan berlangsung. Pameran akan berlangsung hingga 1 Mei 2015 dan buka setiap hari pada pukul 13.00 sampai dengan 20.00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Uma Adikusuma ( +62 85643009700 ). Terima kasih. lagu-‐lagu dari DJ Heruwa dan DJ Kawan Dolly. Pengunjung juga diharapkan membawa kaos berwarna terang untuk mendapatkan sablonase gratis saat pembukaan berlangsung. Pameran akan berlangsung hingga 1 Mei 2015 dan buka setiap hari pada pukul 13.00 sampai dengan 20.00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Uma Adikusuma ( +62 85643009700 ). Terima kasih Mangkuyudan 41 | Yogyakarta 55143 | INDONESIA +62 274 381959 | +62 85643009700 acehousecollective@gmail.com | www.acehousecollective.com
HANYATERRA MERILIS EP “JANJI TANAH BERANI”
Hanyaterra – Janji Tanah Berani Tahun 2015 adalah tahun tanah bagi warga Jatiwangi, sebuah kecamatan di kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Tahun merayakan tanah yang telah menghidupi warga Jatiwangi, menghargai tanah sebagai salah satu unsur kehidupan. Tanah tidak harus dimiliki, namun semangat tanah sebagai sumber kehidupan itulah yang harus dimiliki. Hanyaterra, sebuah grup musik pemuda Jatiwangi merayakan tanah dengan enam komposisi yang dibungkus dalam album bertajuk Janji Tanah Berani. Hanyaterra adalah Tedi En (vocal, guitar, octarina), Iwan Maulana (bass, backing vocal), Ami Iyang (sadatana, backing vokal) yang lahir dan dibesarkan oleh genteng di Jatiwangi yang masih tetap bertahan sebagai sentra produksi genteng di Indonesia meskipun kualitas tanah makin menurun. Jatiwangi pun mulai diincar sebagai kawasan industri, seperti pembangunan pabrik garmen yang menarik tidak sedikit warga Jatiwangi meninggalkan lahan pertanian dan pabrik genteng untuk menjadi buruh pabrik garmen. Masalah tanah juga bertambah sejak tahun lalu mulai dibangun tol Cirebon – Jakarta yang memakan tanah Jatiwangi. Situasi tersebut membuat Hanyaterra makin bersemangat untuk mengeksplorasi genteng, membuat gitar dan bass dari genteng, membuat musik dari keramik (tanah liat). Tambur gerabah, ocarina, piring keramik, gamelan genteng, ceramic bowl, kereweng, sadatana menjadi teman baik Hanyaterra dalam mencipta musik. Konon katanya di masa lampau ada tradisi dalam suluk yang dimainkan sebelum wayang dimulai yaitu sang dalang Ki Dalang Sura selalu meminta segumpal tanah Jatiwangi, ia memerasnya secara seksama dan hati-hati hingga membentuk seperti umbi-umbian kemudian meniupnya, lalu keluarlah suara lembut nan melolong, alat ini juga dipercaya memiliki kekuatan menyembuhkan, setelah diperdengarkan alunan alat ini. Dengan keyakinan atas kekuatan yang menyembuhkan, Hanyaterra mencoba membangun tradisi baru lewat musik keramik, sebuah kerja budaya di Jatiwangi. Janji Tanah Berani merangkul pengalaman dan harapan para pemuda Jatiwangi, dibuka dengan narasi sejarah alternatif Jatiwangi dan musik keramik. “Hulu Hilir” menuntun kita untuk menjalani hidup dengan berani di lingkungan yang sudah makin tidak nyaman. “Hanya Tanah” mempertegas tanah bukan soal kepemilikan tetapi kebersamaan. “Hari Berjari” adalah harapan warga Jatiwangi untuk bisa terus berdaya di tengah deru laju pembangunan. “Haleuang Taneuh” menuntun lamunan atas tanah yang kita pijak, tanah yang menghidupi kita. Janji Tanah Berani ditutup oleh alunan musik keramik, mengukuhkan janji untuk berani berkarya di atas tanah ini. Janji Tanah Berani akan diluncurkan pada tanggal 26 April 2015 di Pabrik Genteng Super Fajar, Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pabrik genteng atau jebor adalah situs keseharian warga Jatiwangi. Panggung dari tumpukan bahan baku tanah liat dibangun di dalam jobor. Hanyaterra akan berkolaborasi dengan hampir 200 warga Jatiwangi dari berbagai kalangan dan usia untuk menjalin suara-suara dari tanah. Dokumenter mengenai kondisi tanah Jatiwangi dan pabrik genteng juga akan diputar. Mari libatkan diri, bunyikan tanahmu. TRACK LIST 1. Hidden Sound 2. Hulu Hilir 3. Hanyatanah 4. Hari Berjari 5. Haleuang Taneuh 6. Hidden Sound #2 Tanggal Rilis: 26 April 2015 Komposisi & lirik oleh Hanyaterra Semua track direkam di Kosmik, Jatiwangi art Factory Artwork oleh Arie Syarifuddin HANYATERRA PROFILE Hanyaterra adalah kolektif musik keramik dari Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat yang dikelola oleh Tedi En, Ami Iyang, dan Iwan Maulana. CONTACT & BOOKING Blog: http://hanyaterra.tumblr.com/ Twitter/Instagram: @hanyaterra Facebook Page: https://www.facebook.com/Hanyaterra E-mail: hanyaterra@gmail.com Mobile Phone: (+62) 89671246333
SELAMAT PAGI VOL. 2 : MENEBAR BENIH
Menebar Benih, “Selamat Pagi” VOL .2 (Rekreasi Alternatif) Setelah sukses meyelenggarakan “Selamat Pagi Vol.1” akhir Maret lalu, Jalan Remaja Youth Coop kembali menyelenggarakan “Selamat Pagi” Vol.2 tanggal 26 April 2015 mulai pukul 8 pagi. Kenapa harus Minggu pagi ? Ya, karena Minggu pagi sangat lekat dengan suasana bahagia. Biasanya kita menghabiskan waktu untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga, teman atau siapapun. Namun hari Minggu juga bisa menjadi hari yang membosankan karena kita hanya pergi ke tempat sama dengan kegiatan yang serupa setiap pekannya. “Itu – itu aja dan begitu begitu saja”. Nah, agar tidak itu –itu saja dan begitu – begitu saja, Selamat Pagi disemai dan disebar kepada siapapun diruang terdekat. Selamat Pagi adalah satu bentuk kegiatan dan ruang bersama yang hadir di ditengah pembangunan pesat kota Yogyakarta. Selamat pagi memberi ruang berkumpul dengan udara segar, ide yang sederhana dan ramah setiap hari minggu pagi di pekan terakhir setiap bulan untuk saling bertatap muka, bertukar sapa, berbagi, berekpresi dan berjejaring Selamat Pagi diinisiasikan menjadi sebuah bentuk kegiatan berskala kecil namun intim. Adanya kegiatan Selamat Pagi ini diharapkan dapat memicu rekan-rekan sekitar untuk tetap memiliki gairah dalam berkarya sehingga dapat menghasilkan gagasan gagasan baru. Selamat Pagi hadir setiap Minggu di pekan terakhir setiap bulannya. Selain membuka panggung sederhana untuk pertunjukan di tepi Sungai Kelanduan. Selamat Pagi juga membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan personal maupun komunitas. Sebut saja Ruang Karya, Ruang Riang, Ruang Lokakarya dan Lapak Wirausaha. Selamat Pagi Vol.2 akan diselenggarakan pada Minggu, 26 April 2015 mendatang, berlokasi di tepi Sungai Kelanduan, Dusun Krapyak, No 18, RT 05/RW 55, Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, Yogyakarta. Rangkaian Kegiatan Selamat Pagi Vol. 2: 1. Panggung tepi sungai: – Keke Ode Naomi – Holiday Anna – VED – Gorong – Gorong – Tetangga 2. Ruang Lokakarya: – Basic Digital Audio Production bersama Nyonya Audio (Kumpulan Sound Enginer Perempuan Yogya) – Cerita Rempah Nusantara bersama Dapur Lugu 3. Ruang Riang: – Melukis di Kanvas Panjang, Tema Ibu untuk anak anak – (Citta Tresnati) – Hizbul Wathan Sleman 4. Ruang Karya: – Gerimis Ungu – Yusuf Novantoro Kontak Person : Yusuf Safary No telepon : 0816678183 Seluruh rangkuman kegiatan Selamat Pagi Vol.1 bisa disimak melalui tautan berikut : http://issuu.com/jalanremajayouthcoop/docs/selamat_pagi_vol.1 http://youthcoop.or.id/2015/menebar-benih-selamat-pagi-vol-1/ http://youthcoop.or.id/2015/selamat-pagi-vol-1/ Selamat Pagi Vol. 2 Koordinator :Yusuf Safary Penata Artistik : Sebelum Masehi...
PATHETIC WALTZ MERILIS ALBUM “SELF TITLED”
Tahun 2015 bisa dikatakan waktunya bersuka cita untuk Pathetic Waltz. Setelah melalui proses yang panjang dengan sebelumnya merilis beberapa single seperti Malam , She like pretty owl & Waiting Room. Akhirnya unit Alternative Rock /Indie Rock dari kota karangayar (Solo) ini merilis sebuah debut album yang mereka produseri sendiri bertajuk sama dengan nama mereka Pathetic Waltz. Album berisikan 8 lagu yang direkam dan digarap secara mandiri oleh Alta (Vocal), Getta (Gitar/Rythm), Didit (Gitar / Lead), Bowo (Bass), Radius ( Drum ) dengan cara home recording. “Self Titled” Pathetic Waltz ini dirilis di bawah naungan Tank Rambo Wadon Records yang merupakan sebuah label yang berisikan agen-agen rahasia industri musik di kota solo. Yang special album ini dirilis dalam format Kaset Pita dengan jumlah yang terbatas oleh Rambo Wadon Records, langkah ini diambil menumbuhkah lagi memory pada penikmat musik akan kejayaan rilisan-rilisan fisik pada masa lampau, tapi juga tidak dipungkiri bahwa kita hidup dalam masa yang serba digital maka dari itu album debut Pathetic Waltz ini juga bisa di dapatkan dengan cara digital melalui i-Tunes. Rilisan fisik maupun digital album ini bisa didapatkan melalui www.patheticwaltz.com. Rilisnya Debut Album ini bagi Pathetic Waltz sebuah langkah awal untuk menjejaki jalan yang panjang. Semua kegiatan dan pencapaian. Semoga berjalan sesuai apa yang sudah direncanakan. Seiring berjalannya waktu, kini Pathetic Waltz semakin erat dan menyatu dalam irama yang mereka senandungkan. Dengan formasi 5 orang didalam band, hal tersebut menumbuhkan energy positif untuk terus membuat sesuatu yang mereka sebut diri sendiri “Pathetic Waltz”. Mari rayakan, mari nikmati suguhan awal dari Pathetic Waltz. Semoga teman-teman terjajaki kebaikan dan kebahagian meski itu sederhana. Salam 🙂 Untuk Informasi lebih lanjut tentang Pathetic Waltz , Kontak : CP: Taufik Suparno ( WA/Tlpn : 087836768477 ) Twitter : @PatheticWaltz // Facebook : Pathetic Waltz web : PatheticWaltz.com // Email : Hey@PatheticWatlz.com Souncloud : Soundcloud.com/PatheticWaltz
NEW SINGLE FROM CHICK AND SOUP “FAVORITE AFTERNOON”
Favorite Afternoon – Berdendang Tentang Sore Yogyakarta, 10 April 2015 Chick and Soup merupakan trio yang berbasis di Yogyakarta. Band ini mengusung aliran folk-pop dengan format akustik. Chick and Soup yang beranggotakan Gusti Arirang...
ANSWER SHEET MERILIS FREE SINGLE “A REGRETFUL SEASON”
Answer Sheet Rilis Free Download Single “A Regretful Season” Band alternative pop ukulele asal Jogja, Answer Sheet yang kini beranggotakan Wafiq “Ogi” Giotama (Vokal, Ukulele, Loop) dan Suryo Baskoro (Gitar) kembali merilis single berjudul “A Regretful Season”. Ini merupakan rilisan pertama setelah vakum melempar rilisan selama 2 tahun. Single ini merupakan materi lama dari album “Chapter 1 : Istas Promenade”. Single ini dapat diakses dan diunduh secara gratis di website resmi http://answersheet.asia “Lagu ini sudah dibuat pada tahun 2011, menceritakan tentang sebuah penyesalan berkepanjangan akibat dari suatu perbuatan. Terkadang ketika kita dan rekan terdekat melakukan sesuatu dengan positif, orang lain bisa saja menganggapnya sebagai langkah yang negatif.”, ujar Ogi. Sejak ditinggal oleh pendiri Mas Gilang Karebet (Ukulele & Keyboard) pada tahun 2013, Answer Sheet merubah formasi dan mulai menggunakan teknik live looping pada setiap set-nya. Awal tahun ini dikabarkan Abdullah Haq (Bass) mengundurkan diri dari band. Dijadwalkan pada tengah tahun Answer Sheet akan merilis video klip sekaligus single baru dari materi lama kembali. “Istas (album pertama) dirilis ketika kami belum siap dari berbagai sisi. Rasanya kami ingin merekam semua lagi.”, keterangan tambahan dari Suryo. a regretful season my guilt sca1ered all over summer can’t say anything to the safest place i marched and you laughed nights and days through the ocean winter couldnt...