SINGLE ANYAR DARI VINTAGE GLASSES “MERAUNG DI JALAN KOTA”
Single “Meraung Di jalan Kota” dari EP “Rock Teenagers Rebellion” oleh The Vintage Glasses Rock And Ride Never Die!! Band yang mengusung musik Rock ini sedang menggarap EP “Rock Teenagers Rebellion” dan Single pertama berjudul “Meraung di Jalan Kota” sudah dapat di dengarkan bebas di website Vintage Glasses. Setelah 5 tahun terbentuk, dan komitmen dari tiap personil untuk membuat sebuah karya untuk didengar oleh penikmat musik di Indonesia, Vintage Glasses sedang mempersiapkan peluncuran EP “Rock Teenagers Rebellion”. “Meraung Di jalan Kota” adalah persembahan pertama dari mini album tersebut, yang merupakan mini album pertama dari Vigess (Vintage Glasses) dengan dibentuk secara independen oleh Vigess sendiri dengan bantuan teman – teman anak muda Kota Medan. Tentang Single Meraung Di jalan Kota Meraung di Jalan Kota adalah salah satu lagu di Mini Album Rock Teenagers Rebellion yang telah di rilis sejak 29 April Kemarin. Single ini bercerita tentang anak muda yang gemar bermotor, dan selalu menggunakan motor di dalam Kotanya. Lagu ini terinspirasi dari kegiatan masing masing personil yang memiliki motor motor antiknya. Terlebih mereka yang setiap harinya menggunakan motornya tersebut dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Tema EP tentang Kehidupan Anak Muda Peluncuran Album Rock Teenagers Rebellion itu sendiri akan diluncurkan pada 2015 ini. “Sekarang sedang dalam proses produksi fisik Albumnya. Sambil pengerjaan, Kita sepakat untuk merilis single dahulu. Supaya teman – teman bisa mendengarkan konsep awal EP ini terlebih dahulu.”, Ungkap Oliev. Irhas menambahkan “Lagu lagu di EP ini mewakili dari masing masing personil itu sendiri. Intinya, tema tetap digambarkan mengenai isu isu sosial, Kehidupan anak Muda yang punya semangatnya, liar, ya serta Rock n Roll nya . Dan Untuk Single ini Vigess sendiri mengambil tema dari kecintaan kita para personil pada motor motor tua kita masing – masing.” Proses yang Sempat Tertunda Penggarapan EP ini juga tidak lepas dari beberapa masalah yang membuat prosesnya menjadi terhambat. “Sebenarnya kita sudah mulai rekam dari 2014, tetapi karena beberapa faktor, akhirnya kita putuskan untuk lanjutkan di 2015 sampai selesai.” Ungkap Erfan. Untuk Proses Rekamannya, anak – anak Vigess mengaku Puas dengan hasilnya. “Kita bebas mengeksplorasi kemampuan kita di debut EP ini, karena kita garap secara independen, jadi ya sesuai kemauan kita. Tinggal menunggu penilaian dari para pendengar dan penikmat serta teman – teman Vigess sendiri.” Tambah Opi. Vigess berharap hasrat mereka untuk bermusik tak berhenti sampai disini. “Kita berharap, EP ini adalah sauatu titik dimana Vintage Glasses ini bisa jadi pegangan untuk terus berkarya, serta menghasilkan ide ide musik yang dapat dinikmati tidak hanya oleh para personil sendiri, melainkan oleh para penikmat musik di Indonesia. Kita gak akan berhenti sampai disini. Vigess adalah semangat, dan pencerahan, serta komitmen untuk tetap berseni. Rock And Ride!!” Ungkap Mereka. Vintage Glasses : Novriyadi Tari “Opi” – Vokal Irhas Triputra “Aas” – Gitar Oliev Tanadha “Oliev” – Gitar Erfan Rinaldi “Epan” – Bass Gavin Siregar “Gavin” – Additional Drum Kontak: Opi +6282277008013 +6281233937548 tvintageglasses@gmail.com www.tvintageglasses.wordpress.com www.facebook.com/pages/The-Vintage-Glasses www.twitter.com/tvintageglasses www.soundcloud.com/tvintageglasses
TROÜ MERILIS SINGLE “BERHENTI”
TROU adalah sebuah proyek musik eksperimental dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Proyek ini didasari oleh keinginan untuk mengasah potensi musik dari setiap anggota TROU. Diawali dengan sebuah band bernama A.F.F.E.N, dan seiring waktu berlalu, mereka memutuskan untuk merubah nama mereka menjadi TROU. Tujuan dari perubahan tersebut adalah mereka menyetujui untuk membentuk sebuah band sebagai cara untuk mengekspresikan musikalitas, perasaan, dan sudut pandang mereka terhadap hidup. Dan hal yang paling penting adalah untuk bereksperimen dan bersenang-senang dengan musik. Formasi mereka saat ini adalah Hariz (vocal), Elmo (gitar), Ifsan (bass), Hari (drum). Meskipun banyak orang masih berada di bawah paradigma yang menyatakan bahwa platform musik A.F.F.E.N didasari oleh musik Post-Rock; namun, kami tidak menjelaskan musik kami dalam satu genre saja. Perubahan ini membawa kami pada tingkatan baru dalam mengekspresikan diri kami. Musik TROU adalah bahasa universal, oleh karena itu, kami mencoba untuk melebur banyak genre, seperti etnis, shoe-gaze, math-rock, pop, electronic, bahkan jazz sebagai simbol dari universalitas dari musik kami. Kami hanya ingin membuat musik yang dapat menyentuh hati dan jiwa pendengar. Bagi kami, musik adalah sebuah bentuk dari kebebasan yang sebenarnya, kebebasan untuk mengekspresikan diri. Oleh karena itu, kami tidak ingin membatasi ekspresi dan kreatifitas kami. Dalam tema/lirik dari musik A.F.F.E.N, kami menghadirkan sudut pandang mengenai hidup, opini kami tentang isu sosial dan mimpi kami juga imajinasi sebagai garis besar dari materi lagu kami. Single “Berhenti” Tertera, di balik sinar matanya Perihnya masih menyisakan duka Lalu dia mulai menepi, menari menyapa sunyi Di gerak tak kunjung pasti, di tawa yang tak berseri Berserah dia, di nafasnya yang terengah Menanti, harapnya perlahan pergi Lalu dia mulai menepi, bernyanyi menyapa sunyi Di gerak tak kunjung pasti, di tawa yang tak berseri Maka berhenti, tapi jangan kau sembunyi Ingin kulihat lagi, api yang dulu menari Berserah dia, di nafasnya yang terengah Menanti, harapnya perlahan pergi Lalu dia mulai menepi, bernyanyi menyapa sunyi Di gerak tak kunjung pasti, di tawa yang tak berseri Tertera, di balik sinar matanya, Perihnya masih menyisakan duka. Trou memilih lagu dengan judul “Berhenti” sebagai single mereka. Lagu berbahasa Indonesia yang ditulis oleh Hariz (vocal, guitar) kemudian disempurnakan menjadi lagu oleh aransemen garapan Elmo (guitar), Ifsan (bass), dan Haribre (drum). Lagu ini menceritakan tentang sebuah keadaan yang sering dihadapi sehari-hari, ketika merasa begitu lelah dengan segala permasalahan, maka berhentilah untuk menyalakan kembali api semangat yang mungkin sempat memudar. Walaupun begitu, seperti pola penulisan lirik sebelumnya, pemaknaan kembali diserahkan kepada para pendengar. Proses pembuatan single memerlukan waktu sekitar 2 bulan, dari mulai proses pembuatan lirik, aransemen, hingga mixing. Recording, mixing, dan masteringi lagu ini dibidani oleh Adhit Android (Helm Proyek), seorang sound engineer yang namanya suduh cukup dikenal di lingkungan permusikan kota Bandung. Myspace : Myspace.com/affen_ Bandcamp : Anatomyforfabulousemergencynoise.bandcamp.com Facebook :...
YIDI EVENT #16 – YK
Sekilas Tentang YIDI Lab Exhibition YIDI Lab Exhibition merupakan kegiatan mahasiswa Program Studi Desain Interior ISI Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas YIDI (Young Designer of Indonesia) Yogyakarta. Setelah pameran YIDI/YK/1st LAB “TITIK” tahun 2013...
KARYAWISATA
KARYAWISATA Aulia Yeru, Eldwin Pradipta, Irfan Hendrian, Nomas Kurnia, Theo Frids Hutabarat, Zaldy Armansyah 12 – 28 April 2015 kurator: Chabib Duta Hapsoro Pembukaan: Minggu, 12 April 2015, 19.00 WIB Jogja Contemporary Diskusi/Artists Talk:...
SUNGAI MERILIS SINGLE “KELABU”
“Kelabu” sebuah cerita tentang sebuah keharusan hidup, dimana kami mencoba mengajak dan bercerita tentang betapa berartinya dan tak terganti hidup ini biarkanlah waktu berlalu dan menghilang larut dalam matahari beku di dalam lautan jiwa...
PATHETIC WALTZ & FISIP MERAUNG RILIS ALBUM DALAM BENTUK KASET
PRESS RELEASE Rambo Wadon Records merupakan sebuah label rekaman asal kota Solo yang dibentuk di awal tahun 2015. Bermula dari obrolan ringan nan intim antara Al Djarzilla dan Uncle Bowl yang mempunyai pemikiran sederhana...
EVERYDAY RILIS SINGLE “PETUALANGAN”
Everyday kembali hadir menyapa telinga p e n d e n g a r d e n g a n s i n g l e t e r b a r u n...