KONSER PATAHATI
#KONSERPATAHATI #KONSERPATAHATI adalah salah satu tema dari event rutin UKM Seni Musik UAD yang bertajuk Djogja Unplugged. #KONSERPATAHATI dijadikan tema pada Djogja Unplugged tahun ini karena patah hati terlihat seakan menjadi pendamping keseharian anak muda masa kini. Hal yang menjadi penyebab sakit hati seperti masalah percintaan, keluarga, kuliah, pekerjaan, pertemanan, dll, menjadi topik yang seru untuk diperbincangkan atau sekedar menjadi bahan ejekan dalam media sosial hingga keseharian kita semua. Hal ini lah yang menyebabkan timbulnya ide nakal untuk membuat #KONSERPATAHATI. The Rain, Flanella, BravesBoy, dan Jendela adalah para penamipil dalam pagelaran #KONSERPATAHATI. The Rain, menjadi suguhan utama konser ini. Lagu-lagu dan lirik di dalamnya yang menjadi senjata pamungkas pengisi ruang dengar dalam kegundahan hati diharapkan dapat memutar memori tentang nada dan irama patah hati pada masa jaya mereka. Flanella, adalah suguhan kedua dari konser ini. Banyak lagu Flanella yang akan dibawakan oleh sang vokalis, Kidnap, pada konser ini. Diharapkan pula dapat menjadi obat rindu para penikmat lagu Flanella. Suguhan lain adalah BravesBoy yang akan membedakan tanggapan patah hati dari segi musik yang meraka bawakan. BravesBoy yang sedang ada di permukaan musik Yogyakarta diharap dapat memberi warna dalam konser ini.Pada konser ini Jendela menjadi home band dari UKM Seni Musik yang ikut menyumbangkan nada sendunya. Antusias band yang digawangi dari orang-orang lawas UKM seni musik ini tak kalah besar dari band-band lainnya yang akan menjadi pengisi di #KONSERPATAHATI. #KOSERPATAHATI diharapkan bukan menjadi konser yang sendu dan membuat yang galau semakin galau terhanyut nada dan irama sang pengisi acara. Konser ini diharapkan memberikan nilai positif dalam penyikapan patah hati itu sendiri. Efek move on dan semangat dalam menghadapi awal tahun juga akan coba disisipkan dalam konser ini. Penasaran dengan #KONSERPATAHATI ? Datang dan saksikan 6 Desember 2014 di Green Hall Kampus 3 UAD Jl. Prof. Dr. Soepompo, SH, Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. Info lebih lanjut: 08985111239 / 7D320080 / @D_Unplugged14 / @mabesmusikuad
DELAYOTA ART #9
DELAYOTA ART (DELART) #9 | 2014 17-20 Desember 2014 Plasa Ngasem ILUSTRASI UMUM: Delayota Art Dirintis sejak tahun 2004, Delayota Art merupakan event tahunan seni dan budaya yang rutin dilaksanakan oleh SMA Negeri 8...
SAMFEST 2014
SAM the River present SAMFEST 2014 Sunday, 30 November 2014 10.00-21.00 wib Ticket IDR 10K At GOR Manahan Solo BMX Competition Graffiti Perform Skateboard Perform Band and DJ Perform Lapak Body Art Perform Lowrider...
9th JOGJA-NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL
he 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Akan Digelar JAFF sebagai sebuah festival film bertaraf Internasional yang berfokus pada sinema Asia, kembali digelar pada 1 – 6 Desember 2014 di Yogyakarta. Pada pelaksanaan yang ke-9 ini, tema yang diangkat adalah “Re-Gazing at Asia” (Menatap Ulang Asia). JAKARTA, 22 November 2014. Festival film ini pertama kali digelar pada 2006 atas inisiasi dari tokoh-tokoh yang tak asing di dunia sinema seperti Garin Nugroho, Budi Irawanto, Philip Cheah, dan Ifa Isfansyah. Tahun ini, pelaksanaan festival diselenggarakan di beberapa lokasi yaitu Empire XXI, Taman Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Yogyakarta, dan empat desa di Yogyakarta: Giriloyo, Nitiprayan, Sidoakur, dan Banyusumilir. Re-Gazing at Asia diangkat sebagai tema The 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dalam rangka menggarisbawahi peran penting para sutradara dan produser perempuan yang membantu publik memandang-ulang Asia lewat sentuhan afeksi serta dijiwai oleh semangat kesetaraan. “The 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) tak hanya menggarisbawahi munculnya sutradara perempuan Asia, tapi juga meneguhkan pentingnya perspektif ‘perempuan’ dalam memandang persoalan perempuan dan jagad sosial melalui lensa sinematik.” ungkap Budi Irawanto. “Karenanya, ‘Re-Gazing at Asia’ (Menatap Ulang Asia) dipilih sebagai tema JAFF tahun ini yang menegaskan keniscayaan melihat Asia dengan melawan cara pandang stereotipikal, patriarkis dan cenderung menguasai pihak lain.” Lanjut pria yang menjabat sebagai Festival Director ini. Meskipun film pembuka festival ini, Like Father Like Son, disutradarai oleh sineas laki-laki Jepang, Hirokazu Koreeda, namun film ini berkutat pada masalah keluarga di ranah domestik yang selama ini secara stereotipikal dianggap ranah perempuan. Sementara sebagai penutup akan ditayangkan film Snowpiercer (Bong Joon-Ho), yang merupakan bagian dari spesial program bertajuk Glimpe of Current of Korean Cinema, hasil kerjasama dengan Korean Cultural Center (KCC). Selain film tersebut, selama festival berlangsung akan ada 2 film peraih box office di Korea Selatan lainnya yang akan ditayangkan. Secara keseluruhan, ada 75 film dari 18 negara yang berpartisipasi di The 9th Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) kali ini. Film-film tersebut akan diputar dalam program-program utama festival ini yang terdiri atas: ASIAN FEATURE Adalah pemutaran sekaligus kompetisi bagi film-film panjang Asia. Program ini menganugerahi Golden Hanoman, Silver Hanoman, dan Geber Award bagi film panjang terbaik Asia. LIGHT OF ASIA Program khusus untuk penggiat film-film pendek Asia baik eksebisi maupun kompetisi. Award untuk kompetisi ini adalah Blencong Award. ASIAN IN FOCUS Memilih film-film dari suatu negara di Asia yang memiliki pencapaian yang layak dicatat, lalu itu dan memutarnya untuk memberikan apresiasi yang tinggi. Serta tak ketinggalan mengundang pelaku film dari negara tersebut untuk diskusi dengan para penggerak film Indonesia. Jepang adalah negara yang terpilih untuk program Asian in Focus tahun ini. INDONESIAN CINEMA Program pemutaran khusus film-film Indonesia sebagai ruang apreasiasi atas film-film Indonesia yang tidak mendapat jalur distribusi mainstream dan film-film Indonesia yang menjadi representasi tema penyelenggaraan JAFF. STUDENT AWARD Merupakan sebuah program yang baru di pelaksanaan tahun ini, di mana pada program ini memberikan kesempatan pada para mahasiswa untuk turut menonton film-film yang dikompetisikan, kemudian memberikan penilaian secara argumentatif untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk penghargaan berupa Student Award ini. Adapun di jajaran juri yang terlibat dalam penyelenggaraan tahun ini terbagi atas empat kelompok, yaitu: Juri JAFF (Hanung Bramantyo, Olin Monteiro, Makbul Mubarak), Juri NETPAC (Yosep Anggi Noen, Francis Joseph Cruz a.k.a Oggs Cruz, David Hanan), Juri Film Komunitas (Astu Prasidya, Bambang Kuntoro Murti a.k.a Video Robber, Alia Damaihati), dan Juri Film Pendek (Kamila Andini, Osamu Minorikawa, Derek Tan). Selain program-program utama tadi, JAFF menawarkan pula kegiatan-kegiatan khusus yang tak kalah menarik, seperti: OPENING/CLOSING NIGHT Malam pembukaan dan penutupan yang dikemas berbeda dan spesial karena beberapa kesenian lokal akan dihadirkan sebagai pengisi acara. PUBLIC LECTURE Merupakan salah satu karakter JAFF yang tidak melulu fokus pada pemutaran film, namun juga diselenggarakan forum diskusi/seminar tentang sinema Asia dan Indonesia. OPEN AIR CINEMA Kegiatan ini adalah menyelenggarakan pemutaran film di beberapa desa di sekitar Yogyakarta, dengan cara mendirikan layar tancap. Sehingga film-film populer yang menghibur rakyat pada kegiatan ini akan langsung menyapa penduduk di empat desa yang telah dipilih tahun ini. COMMUNITY FORUM JAFF tumbuh dan besar karena kekuatan komunitas, karenanya disetiap penyelenggaraannya JAFF selalu mengundang komunitas film dari berbagai daerah untuk saling berinteraksi dan mempresentasikan perkembangan komunitasnya....