PRA BIENNALE JOGJA XIV Equator #4
Biennale Jogja
Biennale Jogja (BJ) sendiri merupakan perhelatan besar seni rupa yang
rutin diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan diorganisasi oleh Yayasan Biennale Yogjakarta
(YBY). Pada tahun 2011, YBY meluncurkan proyek Biennale Jogja seri Ekuator
(Biennale Equator) yang pada kawasan Katulistiwa. BJ seri Equator ini akan
membawa Indonesia, khususnya Yogyakarta, mengelilingi planet Bumi selama
10 tahun. Dalam setiap penyelenggaraannya, Biennale Equator akan bekerja
sama dengan satu atau lebih negara atau kawasan di sekitar Khatulistiwa.
Perjumpaan melalui kegiatan seni rupa dalam BJ Ekuator akan
diselenggarakan dengan semangat membangun jejaring yang berkelanjutan,
sehingga dialog, kerjasama, dan kemitraan dapat melahirkan kerjasamakerjasama
baru yang lebih luas dan berkelanjutan, di antara para praktisi di
kawasan khatulistiwa, sehingga BJ dapat memberikan kontribusi pada
terbentuknya topografi medan seni rupa global yang dirumuskan secara baru.
Penyelenggaraan Biennale Equator dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
Equator #1 2011 : Indonesia – India
Equator #2 2013 : Indonesia – Arab
Equator #3 2015 : Indonesia – Nigeria (Afrika)
Equator #4 2017 : Indonesia – Brasil
Biennale Jogja Ekuator XIV 2017 merupakan titik di mana perjalanan
Biennale Jogja Ekuator episode ke-4 mencapai titik terjauhnya. Bermitra
dengan negara Brasil di Amerika Selatan, Biennale Jogja Ekuator kali ini
hendak mengintip masa depan, bagaimana negara-negara Ekuator dapat
berperan dalam menghadapi masalah-masalah dunia pada saat ini dan
masalah-masalah yang akan merintangi perjalanan di masa depan. Berpijak
pada proyeksi akan masa depan tersebut, Biennale Jogja akan mengajak para
seniman dan masyarakat guna bersama-sama merefleksikan dunia yang
sedang berubah saat ini. Biennale Jogja XIV Equator #4 akan diselenggarakan
pada bulan November-Desember 2017 di sejumlah ruang pamer dan galeri.
Selain pameran seni sebagai agenda utama, akan diselenggarakan juga
sejumlah workshop dan paralel events.
Pra Biennale Jogja XIV Equator XIV #4
Berbeda dengan rangkaian Biennale Jogja sebelumnya, kali ini Biennale Jogja
XIV Equator #4 mengawali kegiatannya dengan menyelenggarakan pameran
Pra Biennale guna mengumumkan nama-nama perupa Indonesia yang terpilih
kepada publik, serta memberikan materi perkenalan berkaitan dengan Brasil
sebagai negara mitra pilihan Biennale Jogja kali ini. Pembukaan pameran Pra
Biennale Jogja XIV Equator #4 akan dimulai pada tanggal 20 Maret 2017 pukul
19.00 WIB dan bertempat di PKKH UGM yang akan dimeriahkan oleh
Sangkakala, Badpang dan Kavalery. Adapun agenda pada pembukaan
pameran Pra Biennale XIV Equator #4 ialah pengumuman nama-nama
seniman Indonesia peserta Biennale Jogja XIV Equator #4, peluncuran laman
resmi Biennale Jogja XIV #4, peluncuran logo dan merchandise Biennale Jogja
XIV Equator #4,. Sedangkan untuk pameran akan berlangsung selama 6 hari
kedepan dan bisa dikunjungi mulai pukul 10.00 sd 20.00 WIB setiap harinya.
Selama pameran berlangsung di PKKH UGM, highlight acara yang lainnya
ialah:
Sosialiasi Biennale Jogja XIV Equator #4 dan Peluncuran Newsletter “The
Equator” Volume 5, No.1, 2017
Akan diselenggarakan pada tanggal 25 Maret 2017 pukul 15.00 – 18.00 WIB
dan bertempat di PKKH UGM dengan narasumber Pius Sigit Kuncoro (Kurator
Biennale Jogja XIV), Muhammad Abe dan J. Seno Aditya Utama (Tim riset
Biennale Jogja XIV) serta Maria Puspitasari (Moderator)
DODO HARTOKO
Direktur Biennale Jogja XIV Equator #4
Dodo Hartoko adalah seorang seniman serta seorang
penulis yang telah mendirikan “Buku Baik Publishing”
di Yogyakarta. Dodo telah dididik di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di “Universitas Katolik Atma
Jaya” Yogyakarta, tapi dia tidak menyelesaikannya.
Selain mengerjakan sejumlah buku, sejak 2012
sampai sekarang, Dodo telah terlibat dalam Proyek
Seni Equator di Gillman Barracks, Singapura, sebagai
desainer. Pameran Solo pertamanya berjudul “Kepala
Kepala” di Sangkring Art Space, Yogyakarta, 2012.
Dirinyna juga telah memamerkan karya-karyanya di:
ARTJOG 11; “Joint Exhibition” di Galeri Langgeng
Magelang; “Turning Target # 1” pada acara 25 Tahun Cemeti – One Night Stand
Cemeti, 2013; “Peristiwa Sebuah Kelas” bersama dengan Ceblang Ceblung
Forum, Sangkring Art Space, 2013; “New Iconolast”, Galeri Abadi Magelang
2014; “Memajang Boleh Apa Saja Asal Ada Artinya”, BKdP 2014.
PIUS SIGIT KUNCORO
Kurator Biennale Jogja XIV Equator #4
Kurator terpilih untuk penyelenggaraan Biennale Jogja
XIV Equator #4 adalah Pius Sigit Kuncoro. Dirinya
belajar Desain Komunikasi Visual di Institut Seni
Indonesia Yogyakarta. Di awal karirnya, Pius Sigit
menggunakan video dan seni performans untuk
menyampaikan reaksi dan pemikiran mengenai
realitas sosial di lingkungannya. Pada tahun 1999,
bersama Bintang Hanggono, dan Wildan Antares,
Pius Sigit mendirikan Geber Modus Operandi, sebuah
kelompok seni performans interdisipliner yang
menggabungkan kompleksitas seni rupa, multimedia,
teater, dan suara, dengan tematema tentang identitas
dan tubuh. Pius Sigit kemudian beralih pada drawing dan seni lukis, terutama
cat air, sebagai medium ekspresi. Karya-karya Pius Sigit bernuansa kritik satir
dengan gaya realis. Ia telah beberapa kali menjalani program residensi
internasional, misalnya di CAP house Kobe (2007) dan Fukuoka Asian
Contemporary Art Museum (2005) di Jepang. Pius Sigit juga telah
memamerkan karyanya di Indonesia, Jepang, dan Inggris. Pada 2011 dia
berpameran dalam Jogja Art Share di Jogja Nasional Museum, dan dua
pameran tunggal yaitu Nyandhi Wara di Sangkring Art Space Yogyakarta dan
Jowo Adoh Papan di Via Via.
JUMALDI ALFI
Koordinator Pra Biennale Jogja XIV Equator #4
Jumaldi Alfi menempuh studi di Institut Seni Indonesia
(ISI) Yogyakarta sampai tahun 1999. Jumaldi telah
melakukan banyak pameran atau eksebisi, baik di
berbagai kota di dalam negeri maupun di luar negeri
seperti di Amsterdam, Singapura, Kuala Lumpur,
Hong Kong, New York, Shanghai, Beijing, Paris, dan
lainnya.
Jumaldi Alfi bersama 20 perupa Indonesia lainnya
masuk dalam daftar 500 pelukis terlaris di dunia
berdasarkan Top 500 Artprice 2008/2009 yang
disusun oleh sebuah lembaga analis perkembangan
pasar seni rupa dunia, Artprice, yang berbasis di kota Paris, Perancis.
Contact Person
Rahayu Sulasti (0857 1859 0590)
Email : rahayusulastiaa@gmail.com