Keroncong Tak Kunjung Padam
Pasar Keroncong Kotagede 2019
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tiga panggung Pasar Keroncong tahun ini akan hadir di sekitaran pasar Kotagede pada Sabtu, 19 Oktober
2019 dengan judul “Keroncong Tak Kunjung Padam”. Hanya saja tahun ini menjadi kali pertama Pasar Keroncong tidak menempatkan panggung
tepat di depan pasar Kotagede sehubungan dengan adanya perbaikan jalan yang sedang berlangsung. Sebagai ruang untuk menyalurkan
semangat melestarikan sekaligus menjembatani penikmat dan pelaku keroncong, tahun kelima ini Pasar Keroncong Kotagede akan membawa
nuansa Pasar Keroncong keluar pasar dan menampilkan beberapa Orkes Keroncong dari berbagai daerah termasuk Orkes Pasar Keroncong Feat
Brian Prasetyoadi , OK Madusari Feat Subarjo HS, OK Zigma (Solo), Sri Rejeki, Keroncong Pemuda Kekinian (Salatiga), OK Svarama (Semarang),
OK Serenade (Klaten), OK X-Bening, Keroncong Akar 8, OK Sakenake, OK Lintang Kanistha, OK Irama Kasih, OK Adi Gita Gama dan Komunitas
Keroncong Nusantara.
Keroncong Kotagede, Menua dan Selalu Muda
Musik keroncong sudah dimainkan di Kotagede sejak tahun 1930 dengan adanya OK Terang Bulan. Pada periode setelahnya ada grup OK Keluarga
yang seluruh personilnya merupakan keluarga dari Subarjo dan OK Cahaya Muda. Pada tahun 1960 para pemain keroncong menggunakan jas ketika
tampil. Tidak seperti sekarang yang lebih beragam tampilan ketika diatas panggung. Subarjo juga mengakui pada tahun 60-an para pelaku
keroncong mengenakan jas saat tampil. Musik keroncong di Kotagede terus berkembang mulai dari jumlah pemain, penampilan maupun musikal
keroncong yang dulunya memainkan bentuk klasik lama. Lalu pada tahun 2000 sudah ada sekitar 17 grup Keroncong di Kotagede. “Di Kotagede
tahun 2000, kurang lebih ada 17 grup keroncong yang aktif. Sejak dulu meskipun sudah ada banyak grup keroncong, orkes keroncong di Kotagede
selalu kekurangan pemain depan atau yang dimaksud disini adalah pemain biola, flute dan vocal”, terang Subarjo sebagai salah satu legendaris di dunia keroncong.
Usia keroncong di Kotagede beriringan dengan usia Kemerdekaan Indonesia yang menua tetapi selalu memuat semangat muda dalam
pelestariannya. Tidak hanya menjalankan niat mulia melestarikan keroncong, pada tahun 2015 bersama rekan-rekan, M Natsir selaku
penggagas musik keroncong di Kotagede menginisiasi Pasar Keroncong sebagai dokumentasi nyata perkembangan musik keroncong Indonesia.
“Orang bisa bilang keroncong yang asli tu begini atau begitu, lah siapa yang tau pertama kali keroncong pake biola atau pake flute? Cuma kita aja yang nggak tau prosesnya. Nah makanya Pasar Keroncong ini termasuk mendokumentasikan proses sejarah perkembangan keroncong dari tahun
ke tahun. Dokumentasinya jelas, ada videonya ada fotonya ada pemainnya yang bisa dijadikan data sekaligus sumber sejarah yang otentik di setiap
tahun”, jelas Natsir. Melihat potensi dan perkembangan musik keroncong di Kotagede yang ada, masyarakat Kotagede bersama M Natsir
mengembangkannya menjadi seni pertunjukan yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati sekaligus menginspirasi khalayak luas.
“Berbicara tentang Pasar Keroncong, sebenarnya kita berbicara tentang seni pertunjukan. Kita membuat semacam ruang, ya ruang berkomunikasi,
ruang berekspresi, maka musik keroncong jadi bermacam-macam. Ono cong iki, cong iki, cong macem-macem (ada cong ini, cong ini, bermacam-macam cong. Karena kesenian keroncong itu bagian dari produk budaya yang memang harus berkembang. Ra mungkin arep mainstream terus,
kenyataannya nek mainstream terus yo ra payu. (tidak mungkin mau terusmenerus mainster, kenyataannya kalau mainstream terus ya tidak laku)”,
jelas Natsir. Keroncong sebagai musik yang diakui di Indonesia sebenarnya sudah enak dinikmati tetapi dengan dikemas lebih baik di Pasar Keroncong Kotagede ini maka akan lebih banyak masyarakat umum yang tertarik dan menikmati musik yang memang sudah enak dinikmati. “Bahasa kita itu sebenarnya mengemas. Keroncong ini sakjane sudah enak dinikmati tapi kalo kemasannya ngawur bakal buat orang nggak tertarik. Justru kita membranding keroncong dengan kemasan yang bener-bener kita garap serius buat menarik orang menikmati musik yang memang sudah enak dinikmati ini. Selama ini nggak sedikit yang menganggap keroncong sebagai musik ecek-ecek. Makanya kita garap nggak main-main. Kita
sebarkan di media ben cah-cah enom do teko (biar anak-anak muda datang). Nyatanya ketika anak muda yang datang, mereka juga takjub dan
bangga punya musik yang istimewa ini terus menghidupkan kesenian keroncong ini di daerahnya masing-masing”, tambah beliau.
Pelestarian dan pendokumentasian sejarah perkembangan keroncong pada akhirnya memang bukan tugas satu kelompok atau penggagas musik keroncong di Kotagede saja. Siapapun yang datang dan merekam menggunakan perangkat apapun termasuk gadget yang dibawa para penikmat keroncong juga merupakan usaha merekam sejarah perkembangan keroncong di Indonesia. “Semua yang nonton terus update status nganggo ponsel e dewe-dewe (menggunakan telepon genggamnya masing-masing) itu juga termasuk ikut mencatat proses sejarah berkembangnya produk budaya
kesenian keroncong yang kita punya ini sebenarnya”, tegasnya.
Selamat datang menyusuri keindahan gang-gang kecil Kotagede dengan warna-warni interaksi manusianya. Selamat menikmati pertunjukan Pasar
Keroncong Kotagede 2019 “Keroncong Tak Kunjung Padam”, syukur-syukur ikut serta mendokumentasikan sejarah perkembangan keroncong di
kawasan bersejarah.
Adapun perincian kegiatan sebagai berikut :
Bentuk Kegiatan : Pementasan Orkes Keroncong
Pengunjung : Umum dan Undangan
Tempat : Panggung Sopingen, Prenggan, Kotagede
Panggung Kajengan, Prenggan, Kotagede
Panggung Kudusan, Jagalan, Banguntapan
Hari/ Tanggal : Sabtu / 19 Oktober 2019
Jam : 19.30 – 24.00 WIB
Tiket/ Undangan : Free/ Gratis (tidak dipungut biaya)
Penampil
1. Keroncong Pemuda Kekinian (Salatiga)
2. OK Zigma (Solo)
3. OK Serenade ( Klaten)
4. OK SVARAMA ( Semarang )
5. Sri Rejeki
6. Orkes Pasar Keroncong Feat Brian Prasetyoadi
7. OK Lintang Kanistha
8. Keroncong Akar 8
9. OK X-Bening
10. OK Sakpenake
11. OK Adi Gita Gama (UGM)
12. OK Madu Sari Feat Subarjo
13. OK Irama Kasih Feat Cinta
14. Subarjo HS
15. Komunitas Keroncong Nusantara
16. Angklung RW X Prenggan Kotagede
17. Siteran
28. Komunitas Angklung
PELAKSANA PASAR KERONCONG KOTAGEDE 2019
Ketua
Natsir Dabey
Sekretaris
M Alfan Farhan
Audia Nurki | Annisa | Fitri Nurrahman
Pengelola Produksi
Sapa Hernawan
Jono | Isnanto | Ridwan |
Stage Manager
Fityan
Pinto | Upik | Iksan | Della | Tosa | Syafiq
Hospitality
Oppy C | Dyo | Yoga
Pengelola Komunikasi
Zunan Arief
Designer
Restu Oni| Esti Purwadi | Zainal Abidin
Media Sosial
Usmar Ismail
Andin | Roni |Novia Wahyuningtyas | Robi | Nisa | Bella
Media
M Lutfi
Syawaludin
Foto
Rinaldi Putra | Bagas Syarif | Lilik Sulistyo | Fadhil Nur F | Riyan |
Agung | Daniaw | Najib |Stevan | Fuad | Handoko
Video
Risang Pawistry | Elias | Jati | Afik | Yoga | Ichwan | Aditama |
Satriya | Andre | Rahmad C
Cinderamata
Ermawan Gibas Budiyanto
Namira | Norrik
Pengelola Lokasi
Purwanto
Buwang Awang Sutadi | Efendi | Lukman
Pengelola Stand
Sumeidi | Hendri Setya Permana
Pengelola Artistik
Arzel | Fika | Aldo | Haris | Rahman | Fuad | Anjar | Fahmi | Fery |
Duiz | Rizal | Lopan | Rizky | Risa | Ardi Wahyudi | Bambang |
Rizki | Yunanto | Inuck | Bawono | Badini | Rohmat | Olle | Joko
| Didit | Bayu | Iwan | Agus | Bodong |
Pengelola Perlengkapan
Idris Suryawan
Harjanto | Pandit Pintoro | Taufik | Hana | Didik | Arif | Aris
Pengelola Keamanan
KOKAM
Ananto | Mawan | Purwanto | Baried | Sofi | Novianto | Kasman |
Suprasetyo | Syafaruddin | Faturohman | Rifqi | Ali | Endradi |
Fendi | Agus
Muhammad Anang Setyawan SH | Tomi Irawan | Sabar Wahyudi
Nofebri Ariyanto | Efrian Hardiansyah
LO
Nisa
Gista | Yudha | Bagas | Anggi | Chila | Inas | Widya | Endah | Sakti |
Dika Fira | Ima | Lynda | Elang | Sukma | Ayu | Eggy | Rere |
Agus Gingging | Rosa | Risa | Arba |
Pengelola Konsumsi
M. Edga
Astrid Patrecia | Bayu | Ghulam | Fesa | M. Rizal Buana P |
Marchello Imam | Icha | Nia | Icat |