Perjalanan 24 Tahun Karier Shaggydog Kini Tertuang Dalam Sebuah Buku Biografi
Shaggydog memang tidak ada matinya, mungkin itu salah satu pernyataan yang berlebihan tapi menggambarkan dengan tepat tentang sebuah band yang telah melanglang buana selama 24 tahun dan semakin solid menghasilkan karya. Setelah masuk nominasi AMI Awards 2021 untuk kategori Artis Keroncong Langgam/Ekstra/Kontemporer bersama Ndarboy Genk dan OK Puspa Jelita plus merilis video klip Di Sayidan versi Keroncong, putaran sloki mereka tidak berhenti. Kali ini enam pemuda asal kampung Sayidan ini akan merilis sebuah buku.
Buku yang bertema perjalanan sebuah band atau bahkan musik secara umum di Indonesia belumlah begitu banyak. Sebagian besar band dan musisi disini lebih memilih merilis karya berupa lagu daripada dokumentasi tertulis mengenai perjalanan karier mereka. Bukan sebuah fakta yang mencengangkan mengingat dokumentasi juga baru dilirik akhir – akhir ini. Shaggydog mengambil kesempatan ini dengan menggandeng eks jurnalis Kumparan, Ardhana Pragota, untuk menulis ulang perjalanan mereka berkarier.
Buku ini terbagi dalam 4 bab: Rude Boy, Boom Ska, Bersinar dan Masih Bersama dimana masing – masing babak menceritakan era penanda perubahan karier serta ditambah bonus session menganalisa Shaggydog melalui data. Bagian demi bagian buku ini digali oleh Pragota dari memori para personil Shaggydog yang sering kali lupa beberapa hal detail (maklum, faktor umur) sehingga tidak jarang mereka saling bersitegang ketika mendengarkan cerita yang berbeda dari point of view masing – masing. Bersama dalam sebuah band selama 24 tahun membuat persahabatan mereka mengental, menjadikan perbedaan pendapat bahkan perseteruan menjadi hal yang bisa dimaklumi. Toh pada akhirnya mereka kembali ke band yang sudah dianggap sebagai rumah.
Mulai dari era kegamangan Heruwa ketika pindah dari hiruk pikuk pesta pora-nya Bali ke atmosfer kebudayaan kota Yogyakarta yang tenang, kisah pertemuan anak – anak SMA yang kemudian menjadi cikal bakal Shaggydog, era keemasan Ska sampai kebangkrutan dan kebangkitan Shaggydog dikupas tuntas di buku ini. Tidak hanya berwujud teks, buku ini juga memuat visual berupa foto koleksi pribadi yang sebagian besar belum pernah dipublikasikan. Digaetlah dua seniman yang kompeten dalam hal fotografi sebagai kurator foto tersebut yaitu Angki Purbandono dan Agan Harahap.
Pada bagian analisa, Pragota bekerjasama dengan ilmuwan data, Tyas Nuur Kholish, untuk meneliti musik Shaggydog menggunakan teknologi data science sehingga secara matematis menghasilkan telaah paduan argumen musik secara kuantitatif. Melalui lagu Shaggydog yang tersedia di platform streaming Spotify dan bantuan piranti bahasa pemrograman Python, mereka berhasil mendapatkan data akurat yang dikemas sebagai mesin analisis untuk melihat keinginan pasar secara lebih tepat.
Buku perjalanan karier bermusik Shaggydog yang diberi judul Angkat Sekali Lagi Gelasmu Kawan ini merupakan bentuk kerjasama bersama Orang Tua dan diterbitkan oleh tim Buku Baik. Buku setebal 150 halaman sudah bisa dipesan seharga Rp. 100.000 melalui market place Doggy Shop Jogja atau via Whatsapp 08997473504.
Launching perdana buku ini telah sukses diselenggarakan oleh Rajawali Indonesia pada tanggal 29 Desember 2021 lalu di Prambanan Jazz Cafe berupa diskusi bedah buku bersama moderator Annisa Hertami dengan pembicara Ardhana Pragota beserta Shaggydog. Tidak berhenti disitu saja, sebuah konser launching di awal tahun dan tour antar radio juga sedang digodok untuk mempromosikan buku tersebut. Tunggu update lebih lanjut mengenai hal ini di akun Instagram @ShaggydogJogja.
Demikian informasi mengenai buku Shaggydog – Angkat Sekali Lagi Gelasmu Kawan, terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Martinus Indra Hermawan
(DoggyHouse Records)