Pesan Toleransi BLESS THE KNIGHTS dalam Kebahagiaan Natal
Berbagai cara orang merayakan kebahagiaan, termasuk dalam menyambut Hari Raya Natal. Tidak terkecuali Bless the Knights, sebuah band yang no-tabene bergelut di ranah musik ingar-bingar. Mereka ikut mengekspresikan kesenangan akan momentum itu dengan merilis sebuah lagu bertema Natal bertajuk “All I Want for Christmas Is You” pada 24 Desember 2021 menda-tang.
Karena di mata Bless the Knights, Natal bukanlah milik umat Kristiani saja, tapi sudah menjadi budaya yang bisa dinikmati siapa saja. Khususnya jika berbicara dalam konteks musik. “Apalagi di masa pandemi ini. Gue pengen ada suguhan dari Bless The Knights dalam bentuk musik natal yang dibikin berbeda. Gue sendiri dari dulu memang punya impian seperti itu,” ujar gita-ris Fritz Faraday mengungkap alasannya.
Selain itu, jika mengamati liriknya, “All I Want for Christmas Is You” sebenarnya adalah ungkapan kerinduan terhadap orang terkasih, yang di-doakan bisa hadir saat Natal untuk berkumpul bersama. Bisa siapa pun. “Jadi gue pengen nunjukin bahwa lagu ini sangat friendly buat semua orang. Mungkin ada orang yang pacarnya jauh, dan nggak harus mereka yang merayakan Natal saja, tapi di momen Natal dan libur panjang ini mereka pengen bareng (orang terkasih).”
Oh ya, tak asing dengan judul “All I Want for Christmas Is You”? Yaaa… betul. Lagu itu memang merupakan karya daur ulang (cover) milik diva dunia, Mariah Carey. Dan unit progressive metal/djent asal Jakarta ini me-mang sengaja memilih lagu itu karena ingin menonjolkan ‘keindahannya’, walau digeber dengan instrumentasi berdistorsi tinggi.
Dalam mengeksekusi musiknya, Fritz Faraday yang merupakan motor penggerak utama Bless the Knights mengajak tiga musisi rekannya untuk berkolaborasi. Ada Alexander Kevin Sugito di lini dram, lalu Cas Coldfire di vokal serta Shafa ‘Abi’ Abdillah yang memberi suntikan akut di elemen elektronik.
Namun berbeda dibanding karya-karya lagu Bless the Knights sebelumnya yang kental akan terapan teknikal plus komposisi yang cenderung rumit dan kompleks, kini di “All I Want for Christmas Is You” memperlihatkan sisi yang lebih ‘sederhana’.
“Sebenarnya sempat agak bingung untuk bikin konteks aransemen yang lebih ‘sederhana’. Di project ini gue benar-benar mengalah, nggak ada solo gitar, cuma riffing dan gue banyak memberi ruang untuk Abi. Tetap ada kengerian Bless The Knights, tapi rasa ‘manis’ Natal-nya tetap ada. Ini kan lagunya Mariah Carey, jadi gue nggak mau narik terlalu jauh, atau terlalu Bless the Knights banget. Ini momen yang gue pakai untuk nggak showing off, karena gue harus pikirin (peran) musisi featuring lainnya. Jadi gue mengira-ngira kapasitas masing-masing dan menyesuaikan,” urai Fritz lagi menerangkan.
Bagi Cas dan Kevin, terlibat di garapan lagu Bless the Knights memberi tan-tangan tersendiri, karena keduanya belum pernah punya pengalaman ber-musik di sebuah band beraliran djent sebelumnya. Tapi menurut Kevin, sebelumnya memang sudah pernah ada wacana untuk berkolaborasi dengan Fritz dan baru berhasil terlaksana sekarang. Hanya, kali ini Kevin mengajukan syarat agar komposisi musiknya tidak terlalu rumit.
“Akhirnya diarahin ke proyek Natal. Gue tahu Fritz berusaha cari (kompo-sisi) yang simpel, ternyata masih ribet juga… hahaha. Akhirnya gue isi dram semaksimalnya dan ada proses revisi-revisi juga,” seru Kevin terus-terang.
Hal yang kurang lebih sama dirasakan Cas, karena ini pengalaman per-tamanya terlibat di sebuah proyek musik berlabel djent. “Waktu dengar draft lagunya, gue pikir ini gokil… gimana gue ngisi vokalnya? Ini kan lagu cover, jadi kami coba compose secara kreatif cara nyanyi di vokalnya agar menarik.”
“Gue milih Cas karena tahu range vokalnya tinggi. Karena ini kan lagu cewek, jadi nggak mungkin gue drop (tuning) terlalu jauh, ‘ntar ‘manisnya’ malah hilang. Jadi gue butuh vokal range tinggi, tapi yang visinya modern,” ucap Fritz memperjelas.
Abi yang diberi tanggung jawab memaksimalkan sentuhan elemen dubstep di lagu “All I Want for Christmas Is You” bisa dibilang mendapat porsi yang lumayan dominan. Dan ia pun merasa tertantang karena saat mendapat materi awal lagunya hanya berupa draft rekaman gitar yang kasar.
“Biasanya gue ngisi kalo (musik) sudah lengkap. Jadi ini juga tantangan bu-at gue. Apalagi gue tahu Bless The Knights (biasanya) lagunya penuh, jadi gue harus nyari celah biar nggak berlebihan,” tutur Abi yang sebelumnya pernah mendalami sub-genre progressive house di ranah musik el-ektronik/EDM.
Sedikit menengok ke belakang, cikal bakal Bless the Knights terbentuk pada 2009, digagas oleh Fritz dengan nama awal Blitzkrieg. Setahun kemudian merilis album debut ber-genre metal progresif bertajuk “Energy of Anger”. Awal 2016, nama Blitzkrieg lantas diubah menjadi Bless the Knights, yang juga dijadikan judul album keduanya. Pada 2016, Bless the Knights masuk nominasi AMI Awards untuk kategori “Karya Produksi Metal Terbaik” lewat lagu “You’ve Created Your Own Monster”. Pada 2018, album “Du-namous” dirilis, antara lain via label independen asal Hongkong, Nowed Records, yang sekaligus menjadi publisher internasional dari karya-karya terbaru Bless the Knights. Dan belum lama ini, tepatnya pada 17 Juli 2021 lalu, Bless the Knights merilis single instrumental berjudul “Mjölnir”.
“All I Want for Christmas Is You” telah dirilis dalam format audio stream pada 17 Desember, lalu disusul video musik dan video guitar playthrough pada 21 dan 24 Desember 2021 mendatang.
Lebih jauh tentang lagu “All I Want for Christmas Is You” dan Bless the Knights bisa dipantau terus di akun Instagram @blesstheknights dan @mrfritzfaraday.