“Pulih”, single pertama BUKTU menuju album kedua.
Usai melempar album penuh perdana “Mengeja Gejala Menjaga Dendam” yang diproduksi secara
fisik, Kami Kembali merilis single yang berjudul “PULIH” di Akhir Bulan Mei 2020.
“pulih” kami rilis sebagai jembatan menuju album kedua yang semua produksinya sudah selesai.
Di single kedua ini kami tetap dengan formasi Yusak Nugroho (Drum dan Perkusi), Aryo
Bhaskoro (Gitar) , Zaen Dehero Pahlevi (Gitar), Adhie Bona(Bass), Teguh Jos (Gitar) dan Bodhi IA (Narator/ synthsizer).
komposisi ini kami buat dan rekam sejak akhir tahun 2019, sebelum pandemi mulai merebak kesegala penjuru. Sama sekali tidak direncanakan, kami mencoba memperpanjang cerita “dialektika” namun, plotnya secara kronologis tokoh aku berbicara pada tokoh kau sebelum salah satu diantaranya mati. “Pulih” termasuk salah satu komposisi di album kedua kami yang rencananya akan di rilis bulan maret. tapi sayangnya, pandemi covid-19 menunda rencana kami untuk melakukan rilis album kedua.
Proses Recording kami lakukan di Rockstar Studio & Zhufu studio, dioperatori oleh Team KancaSwara Birowo Sulaksono dan Cahyo Tanujoyo, sedangkan mixing dan mastering dikerjakan oleh Uya Cipriano di Askara Studio.
Melengkapi semua cerita di single “pulih”, Kami menambahkan Artwork, kali ini kami berkolaborasi dengan emerging artist yang berdomisili di jogja, Yaitu “Wayan Yusa Dirgantara”. Kami membebaskan yusa untuk merespon “Pulih” dengan interpretasi dia ketika mendengarkannya.
22 Mei 2020, 1st Single BUKTU yang berjudul “Pulih” sudah bisa didengarkan via Platform Digital kesayangan kalian, diantaranya Spotify, Youtube Music, Apple Music, Itunes, dll. Semoga “pulih”, jembatan kami menuju album kedua ini dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.
PULIH (1st Single Buktu, 2020).
Ditulis oleh Bodhi IA.
Aku meracau pada luka-luka yang tak kunjung sembuh. Pada pengembaraan kita yang terlampau mabuk, ingatkah kau bagaimana kita bisa terluka? Atau aku memang pengeluh yang handal? Yang tak kunjung lelah, yang tak kunjung rehat dan mengambil jeda dari segala umpatan? Pada waktunya nanti, luka akan berubah menjadi tanda. Dan sesaat aku terdiam memperhatikan sekujur bilur yang membiru. Mencermati kepedihan dan mengenang lubang-lubang yang membuatku terjerembap, tersungkur jatuh berkali-kali. Tapi sebentar saja. Sebab aku sedang mengikuti waktu. Bangkit, berdiri, meluapkan semua energi untuk pilihan yang diambil, atau berhenti tak melanjutkan semuanya sama sekali.
Menelusuri waktu berarti menyiapkan diri untuk jatuh berkali-kali. Artinya, akan ada waktu-waktu kehilangan. Kehilangan kawan, kehilangan cinta, bahkan kehilangan akal. kemungkinannya akan mebawaku berakhir di trotoar jalan, di penjara, di rumah sakit jiwa, diantara secercah api, atau didalam pelukan orang-orang asing. Luka-luka ini mengisolasi, menciptakan dinding pembatas agar jiwa didalam tubuh dapat menyembuhkan diri. Segala ketakutan telah terkelupas seiring mengeringnya robekan luka didada. impunitas duka, tak ada sendirian yang membuatku kesepian.
Saat tukak dikaki terobati, aku segera berlari menyerupai angin. Tak ada seorangpun yang mampu melihatku, sebab luka yang telah sembuh membuatku melebur kesegala penjuru, menuju apapun, kapanpun. Berotasi menghabiskan energi.
Jika tiba waktu ku mati. Jangan datang kemakamku, aku tak bersemayam disana. Kau tak perlu menangis dimakamku, aku yang kau kenal sudah tak ada lagi disana. Seluruh luka yang pernah kulalui, membawaku menjadi segala obat yang bisa kau ciptakan, dalam rintik hujan, dalam embun pagi, dalam kabut gunung, dalam deru ombak, dalam mimpi indah, dalam selaksa bintang, dalam senyum pecinta, dalam peluk hangat seorang kawan, dalam kecupan kekasih. kupastikan lukaku, tak akan kubiarkan menjadi lukamu.
Sembuhlah segala sakitmu, berikan padaku jika kau sedang buru-buru menelusuri waktu.
untuk informasi lebih lanjut, Silahkan menghubungi :
Whatsapp or Call : +62 878 1297 5944 (Adhie)
Instagram : @b.u.k.t.u
Email : storyofbuktu@gmail.com