“Music sometimes speaks louder than words.”
Bagi sebagian orang, ungkapan ini boleh saja dianggap sebagai sekedar kiasan yang
tak bermakna penuh. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Semenjana. Kuartet folk pop asal
Jakarta ini meyakini betul bahwa ungkapan itu benar adanya. Setidaknya itu dibuktikan
dalam penggarapan LAH, singel terbaru mereka.
“Awalnya, lantaran kami merasa capek bikin lirik yang artinya ‘dalem’. Terus dari situ,
kepikiranlah bikin lirik ngasal yang nggak ada artinya. Maunya supaya orang nggak
anggap kami itu terlalu ‘serius’,” cerita Didit, gitaris sekaligus vokalis band yang berdiri
pada 2017 lalu.
Secara tema, lirik singel berdurasi 3 menit 20 detik ini memang berbeda dengan liriklirik
lagu Semenjana sebelumnya yang jika dicermati, masing-masing secara spesifik
menyorot isu-isu sosial, politik, lingkungan juga percintaan lengkap dengan
perumpamaan dan kalimat-kalimat indah bersayap.
Apa yang tersaji di sepanjang singel ini adalah permainan kata dan logika kalimat,
yang disusun secara cermat sehingga mendukung keseluruhan aransemen dan menjadi
pelengkap melodi dasar lagu ini. Hal ini langsung tercermin di bait pertama lagu ini:
“Aku hanya LAH
Engkau hanya LAH
Dia hanya LAH
Mereka hanya LAH…”
Mirip seperti yang dilakukan oleh REM di era ’90-an dulu, di singel ini band yang selain
Didit juga beranggotakan Adit (vokal, gitar, bas), Abe (gitar, vokal), Ozie (vokal,
perkusi) itu mencoba untuk memperlakukan seksi vokal sebagai bagian dari instrumen.
Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan akan lirik yang bermakna atau memiliki pesan
mendalam tak lagi menjadi prioritas dibanding susunan lirik yang singable, catchy dan
menyatu dengan aransemen besar.
“Sejak awal, kami sepakat untuk nggak memusingkan genre kami. Maksudnya supaya
kami bisa lebih leluasa berkarya. Itu rasanya bisa terlihat dari karya kami sejauh ini.
Album pertama liriknya bicara soal isu sospol dan lingkungan. Mini album, malah
mendayu-dayu ngomongin percintaan. Sekarang rasanya wajar saja jika kami mencoba
untuk bereksperimen bikin lagu dengan lirik yang sama sekali nggak ada maknanya.
Kalau musiknya udah kuat, mau diisi lirik seperti apapun akan jadi enak aja. Biar musik
yang bicara lebih keras dari kata. Yang penting dalam setiap karya, ada progres yang
kami hasilkan. Ada peningkatan,” beber Didit.
Dibuat dalam waktu yang relatif tidak lama, sekitar dua minggu, singel LAH siap
diunduh atau didengarkan via Youtube mulai 03 Maret 2020. Lalu albumnya sendiri?
“Baru akhir tahun sepertinya. Kami masih berpikiran untuk merilis beberapa singel lebih
dulu sebelum album. Doakan ya!” tutup Didit.