The Sailors baru saja meresmikan namanya dalam gigs kolam renang pada Minggu (29/10) yang lalu setelah dua tahun menggunakan nama The Sailor And The Waves. Dalam acara tersebut pula mereka sekaligus merilis single pertama mereka, “Bandeng Presto”, yang menandai keseriusan The Sailors dalam bermusik. Sebuah lagu sederhana khas The Sailors yang menggelitik namun menyimpan makna yang dalam. Bandeng Presto dirilis sebagai single karena mampu mewakili musik The Sailors yang bernuansa SurfRetro ala 1960an dan dibalut dengan sound yang modern.
Rilis single Bandeng Presto ini menandai babak baru The Sailors dalam mengarungi kancah musik Jogjakarta. Setelah kemarin mengeluarkan rilis fisik berupa CD Bandeng Presto, kini The Sailor telah meluncurkan lagu Bandeng Presto secara digital di Spotify, dazzler, iTunes, serta beberapa portal musik digital lainnya yang dapat dinikmati dengan cara streaming ataupun download berbayar.
“Single ini melengkapi bekal The Sailor untuk melangkah lebih jauh lagi sebagai sebuah band.” Ungkap Dana. “Kurang lengkap rasanya jika sudah berdinamika cukup lama di dunia musik Jogja tapi belum mendokumentasikan karya, maka inilah karya kami.” Tambahnya. The Sailors memang telah cukup lama berkecimpung dalam hingar bingar musik Jogja, kurang lebih dua tahun lamanya.
Tian menambahkan, lagu baru ini masih berkaitan dengan kehidupan mahasiswa, namun kali ini yang menjadi sumber kegelisahan mereka adalah fenomena panjat sosial remaja tanggung. “Kami kasihan melihat remaja yang ingin populer begitu getol melakukan segala cara agar jadi populer. Ada yang pamer belahan, ada yang pamer hidup glamor, macem-macem demi mendapat tempat di komunitasnya.” Kisah Tian, yang kini mengisi posisi bass di The Sailors. “Berbagai cara instan untuk mendapatkan polularitas itu kami ibaratkan seperti menggoreng Bandeng. Cepat, mudah.” Pungkasnya lagi.
Lagu Bandeng Presto ini diciptakan oleh Dana yang melihat fenomena tersebut dan terheran-heran. Ketika Dana mengungkapkan idenya tentang fenomena ini, Duta dan Tian menyatakan pendapat yang sama, maka jadilah lagu Bandeng Presto ini.
Lirik lagu ini memang minimalis, namun kisah sebenarnya tertanam pada aransemen musiknya. Musik tegang namun menggelitik yang dapat membawa ingatan pada film komedi tahun 70an dipadukan dengan intonasi vokal yang seakan menggoda, mengisahkan bahwa para “Bandeng” tersebut rindu digoda. Lalu perubahan intonasi vokal di bagian selanjutnya yang menjadi lebih tegas menggambarkan mereka yang terpelatuk oleh unggahan menggoda tadi dan mulai mengintip lebih jauh akun penggoda tadi.
Secara keseluruhan lagu Bandeng Presto sangat mudah diingat dan dilafalkan karena liriknya yang sederhana dan musik yang ringan namun menghentak.