Kota Malang rasanya menjadi tanah yang menjanjikan untuk memulai sebuah awalan; pertemuan, romansa, pemikiran hingga pelbagai aktifitas lainnya. Begitupula dengan “The Relationship in Art!” atau biasa disingkat “TRA!” yang lahir dan berawal dari kota Malang – kota di mana denyut kreatifitasnya selalu menyalak.
•
TRA! ibarat sebuah muara yang terbentuk akibat dari pertemuan dua insan di mana sekarang telah berjalan hampir setahun lamanya.
•
Mungkin dahi sebagian dari kalian sekarang telah mengernyit membentuk lipatan dan mulai bertanya apa spesialnya hingga kalian semua perlu mengetahui hikayat waktu pertemuan ini hingga melahirkan TRA!
•
Jadi begini, lahirnya @tramalang bukan berawal dari sekedar pertemuan biasa. Bahkan melebihi simpul asmara di mana momen spesial akan selalu diingat dan hanya dirayakan dengan segempok kata-kata roman saja.
•
Berbeda dengan pertemuan antara dua insan yang biasanya semakin erat dikarenakan banyak kesamaan minat, pemikiran atau lainnya. Pertemuan ini – yang lahir atas nama seni – terjalin justru karena perbedaan. Dan karena perbedaan itulah perjalanan TRA! menjadi lebih menyenangkan hingga mampu melahirkan ruang lintas seni dan minat.
•
Oleh karenanya, kami menyebut hubungan ini “The Relationship in Art”. Dan dari sinilah semuanya berawal.
•
#tramalang
#artificialhome
TRA “Artificial Home”
7 Hari Pameran Seni Rupa, Musik dan Kemah
Sampai juga pada big bang dari gelaran TRA tahun 2018, The Relationship in Art yang mengetengahkan pameran – pameran seni yang out of box di Malang. TRA! adalah program acara seni di Malang, Jawa Timur yang diselenggarakan generasi muda dan komunitas – komunitas di Malang yang bertujuan mengajak masyarakat Malang untuk lebih aware dan apresiatif tentang berkesenian. Dengan Prinsip; Mandiri, Self Aware untuk ekspresi jiwa berkontinuitas, Inklusif dan Passionate, TRA mempunyai misi untuk membawa gairah baru dalam ranah seni di Malang. Diharapkan ekosistem seni rupa di Malang akan berkelanjutan dan berkembang, untuk itu Relationship in Art atau hubungan seni diambil sebagai nama yang juga mengandung tujuan untuk menjadi jembatan untuk membuka akses di ranah seni rupa baik dalam hubungan pihak TRA dengan seniman professional, pekerja seni dan audience. Setelah menampilkan tema Pangan pada bulan mei lalu dan Sandang di bulan juli, kini melalui Tra “Artificial Home” , TRA menggelar pameran bertema papan atau hunian di tengah – tengah situs arkeologi yang masih dalam proses penggalian dimana diatasnya berdiri Museum Panji. Artificial Home ini diambil untuk merespon konsep “Rumah” yang makin materialistis, disini TRA justru ingin mengangkat konsep bahwa Rumah tidak selalu harus berbentuk secara fisik (berbentuk bangunan) namun bisa dalam bentuk apapun, misalnya sebuah pertemanan atau hubungan antar manusia. Memang Manusia tidak pernah bisa jauh – jauh dari kebutuhan papan sandang pangan, namun kali ini dalam hubungannya dengan “PAPAN”, dengan mengutip ungkapan “Home Is Where The Heart Is” atau rumah adalah di mana hati tinggal, dari filsuf romawi kuno Pliny The Elder, Tra “artificial home” ini membuat statemen bahwa rumah adalah lebih dari sekedar bangunan tempat bernaung. “Artificial Home” ingin menyatakan bahwa “tempat bernaung” itu bersifat spiritual yaitu hubungan antar manusia seperti pertemanan yang bersifat “homey” atau seperti rumah.
Museum Panji yang terletak di Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang adalah museum edukasi yang berisi koleksi kebudayaan dan kearifan lokal Indonesia. Adapun koleksi seperti wayang, patung bahkan golek (boneka) yang terkenal di jaman dahulu ada di Museum Panji. Kebanyakan koleksi adalah replika, namun masih bisa menjadi representasi kebudayaan atau kehidupan nenek moyang kita di Indonesia khususnya Pulau Jawa jaman dulu hanya. Selain Museum, areal ini juga terdapat kolam renang dengan tingkatan kolam renang anak – anak yang dangkal hingga kolam renang ukuran orang dewasa. Yang unik di dalam areal Museum Panji juga terdapat fasilitas sewa kuda untuk dinaiki berkeliling areal.
Event Tra nanti sendiri dirancang untuk menjadi paket liburan -art dan music camp yang berisi rangkaian program yang meliputi: pameran seni rupa, pertunjukan musik, screening film, workshop, sesi diskusi, yoga bersama dan pertunjukan teater. Dengan rangkaian program tersebut Tra “artificial Home” yang memang diplot menjadi acara utama TRA tahun 2018 bertujuan untuk menyediakan sebuah platform pertemuan dan tempat saling berbagi pengetahuan di antara seniman, penikmat festival musik, musisi, pelaku seni dan masyarakat umum lintas disiplin dan lintas generasi. TRA percaya bahwa gagasan – gagasan segar, nakal dan cerdas bermula dari budaya kumpul bersama yang rileks spontan dan alamiah. TRA juga menawarkan paket camping selama tujuh hari bagi pengunjung yang ingin menikmati event pameran dan festival di tengah – tengah Lembah Tumpang yang sejuk ini. Selain itu, Program Musik Tra “artificial home” juga menampilkan musisi – musisi pilihan yang inspiratif dan eksentrik. Sesi diskusi dan workshop TRA “artificial home” juga mengundang praktisi dan berbagai organisasi/komunitas yang aktif bergerak menyebarkan pengetahuannya kepada publik seperti seniman, kreator dan inisiator untuk berbagi pengalaman di bidang kerja masing – masing. Program Film TRA “artificial home” juga akan memutarkan karya video, film pendek dan film panjang untuk menambah kemeriahan suasana festival ini.
Seniman – seniman yang terlibat di TRA “artificial Home” Arief Fitriawan, Astu Prasidya dan Novan Tri, Bobby Nugroho, Diaz Prabu, Hendung Tunggal Djati, Isa Ansory, Kus Teguh Prasetyo, Masari Arifin, Pandu Wijaya, Sigit Purnomo, Yoga Mahendra, Yosa Batu, Agapetus Kristiandana, Anon Anindito, Bambang Girindra, Bonita Margareth, Danu Ranuhandoko, Joko Sulistiono, Leny Ratnasari, Norman Hendrasah, Ponco Widianto, Popok Tri Wahyudi, Syalabi, Ugo Untoro, dan Yuli Rinawati. Total ada 25 seniman yang ikut pameran di acara TRA “artificial Home” nanti. Untuk Musisi terdiri dari kurang lebih 30 musisi yang akan tampil segera diumumkan. TRA “artificial home” akan diselenggarakan pada tanggal 14 sampai 20 September 2018.