“Skala Kecil”: Perayaan Kelahiran Ke-2 Untitled Joy
Jika hidup di dunia persilatan, Untitled Joy: Adi Ripa (Guitar), Bagus Tomo (Drum), Nico Okada (Vocal), Riyan Kresnandi (Bass), dan Toy Gregori (Guitar) adalah para pendekar di satu perguruan yang kembali dipertemukan nasib usai mengembara ke banyak rimba. Sekian rimba menambah kanuragan, lalu tiap jurus yang ditempa dari banyak pertarungan disatukan. Bukan menjadi geni yang menghancurkan, melainkan kitab berisi kisah kelahiran mereka yang kedua.
“Kami dari tongkrongan yang sama sejak 2006. Ngeband, bikin mini album lalu vakum lama sekali. Tiba-tiba bertemu lagi dengan kisah dan referensi (musik) yang baru. Pas bertemu bikin karya di studio. Saya pikir kalau tidak direkam, maka kejadiannya akan sama seperti bertahun-tahun yang lalu: kami ditelan nasib lalu pisah lagi,” kisah Nico Okada mengawali cerita tentang mini album terbaru mereka.
Ratusan jurus berubah menjadi lima perkara dalam mini album atau kitab jika memaknainya masih dalam dunia persilatan, berjudul “Skala Kecil”. Lima perkara bagi Untitled Joy itu adalah jejak-jejak masa silam yang penuh kesal, duka, cita, dan cinta yang tak bisa tanggal begitu saja.
Dibuka “Jingga: Ruang Lingkup Skala Kecil” tentang asmara yang kian melekap di hari Minggu. Track pembuka itu menyisipkan bebunyian “menyebalkan” yang mengusik telinga saat tensi mulai naik. Saat sesi dengar di DeBarBar beberapa waktu lalu, track pembuka ini membuat banyak pendengar musik meyakini Untitled Joy mulai mengarah ke avant-rock.
“Sebenarnya kami sudah lama main begitu, ketika masih bernama Wisma Binaria. Kami memainkan sesuatu yang kental dengan new wave, garage, dan post-punk. Tahun 2009 Maiky masuk, deru bising gitarnya bikin kami kian mantap main musik eksperimental suka-suka. Sambung Nico lalu cengegesan.
Track ke-2 berjudul “Jam Terbang” – perkara sebagian Jogja ada dalam lagu ini. Tentang band yang jarang manggung karena tak punya modal besar memperkuat perwajahan di era digital, di mana angka menjadi Tuhan kecil untuk sebagian pegiat event. “Api Neraka” di track ke-3 menyerbu pendengar dengan sound band festival tahun 80-an. Track ke-4, “Barat” bisa dibilang lagu termuram Untitled Joy.
Mengukur peran / beban harapan menikam / terhisap fana / penuh dengan tanda tanya. Mengemas kemuraman itu. Perkara binalnya definisi kota yang mengubah pandang anak-anak muda atas kehidupan. Tentang keberanian menerabas dingin dan sunyi yang berakhir ganjil.
Mini album ke-2 mereka ditutup “Roda-Roda Gila”, track terliar dari keempat lagu sebelumnya. Rasa dan energi yang ditaruh dalam media rekam sangat berbeda. Sebab yang dipaparkan Nico adalah pandangan Untitled Joy terhadap masa lalu. Sejarah tak pernah benar-benar tandas bagi mereka..
“Lagu ini awal tercipta di 2006, merupakan lagu pertama dari Wisma Binaria yang berlirik bahasa Indonesia. Ada tiga versi dari lagu ini dengan tempo yang berbeda. Di mini album ini adalah versi yang aman untuk didengarkan, sekaligus dimainkan hahaha!” pungkas Nico.
Untitled Joy dipertemukan tahun 2006 saat para personel masih duduk di bangku SMA. Nico dan Adi sekelas sejak kelas satu, tapi mulai akrab saat penjurusan kelas di kelas dua. Mereka sama-sama memilih Bahasa sebagai jurusannya.
Ketika para guru mengajak para murid memburu sintaksis dan turunannya, mereka yang duduk sebangku malah merumuskan band-bandan. Hasilnya adalah proyek seronok bernama Wisma Binaria yang personelnya teman sekelas yang terdiri dari: Nico Okada (Vokal dan tata bahasa), Adi Ripa (Gitar), Dody Prasetyo (Bass), Bagus Tomo (Drum), dan Carol Dandy (Kibor).
Singkat cerita, tahun 2009, mereka mengubah nama band menjadi Untitled Joy yang diambil dari judul lagu mereka. Ada perubahan personel. Carol keluar diganti Maiky Nofriyanto. Instrumen kibor berganti deru gitar Maiky yang berisik.
Perubahan itu menahbiskan mereka sebagai band post-punk suka-suka. Tak selang lama Dody hengkang mengejar mimpinya ke Jakarta. Posisi bass lalu diisi oleh Riyan Kresnandi. Tahun 2011 Untitled Joy melahirkan mini album pertama berjudul “Enza From Narita”. Usai mini album pertama, para personel menyibukkan diri ke pertapaan di rimba masing-masing. Ketika mereka dipertemukan kembali di 2019, Toy hadir mengisi peran dari Maiky yang masih mengembara.
Baru-baru ini mereka menyuguhkan penampilan dan memainkan mini album “Skala Kecil” secara langsung secara memukau dan seronok belingsatan di tengah hadirin yang datang ke pentas rilis mini albumnya.
“Skala Kecil” sudah tersedia dalam format CD, kaset pita, dan bisa didengarkan di platform layanan musik digital.
https://www.instagram.com/untitledjoy/
https://twitter.com/untitledjoy
https://soundcloud.com/untitledjoy
https://www.youtube.com/channel/UCH6oa0y3bwzgKdNp-klJifQ
https://open.spotify.com/artist/5g6UDlx3Ha6rxuLp0MsrSi?si=YEcIdfSiR52Wr4D5PGIY9w