AMIR MUJAHID IBRAHIM UNGKAP HUBUNGAN TOXIC DALAM SINGLE “SADARLAH”

Amir Mujahid Ibrahim Menuturkan Hubungan Toxic di Single “Sadarlah”

Solois dan penulis lagu pendatang baru Amir Mujahid Ibrahim, resmi lepas single
debutnya “Sadarlah” di berbagai layanan streaming digital 27 Februari 2021 lalu. Pria
berambut ikal ini tidak hanya menyanyikan lagu tersebut, ia juga mengomposisikan lirik
hingga instrumen musik di dalamnya. Riff gitar yang menghentak ditambah penekanan
intonasi vokal pada refrain seolah-olah membawa pendengar ikut merasakan kemarahan dan
keputusasaan seseorang yang tengah berada di sebuah hubungan toxic. Terinspirasi dari
pengalaman pribadinya, lagu “Sadarlah” dihayati penuh oleh Amir bahkan hingga ke proses
rekaman. “Momen-momen dalam hubungan tersebut yang membuat aku bisa menghasilkan
lagu ini. Tanpa disengaja pun saat merekamnya tetap teringat momen-momen
menjengkelkan itu pas rekaman,” ungkapnya.

Amir mendefenisikan “Sadarlah” sebagai lagu yang cenderung bernuansa rock
alternatif. Tidak terpaku pada satu genre spesifik dalam penulisan lagu, Amir mengungkapkan
bahwa lagu debutnya ini dibuat via aplikasi smartphone yakni Garage Band. Kecuali bagian
gitar yang direkam terpisah oleh gitaris dari band Tirant yakni Achmad Muizzul, Amir
membuat semua instrumentasi musik di aplikasi tersebut termasuk biola, drum, hingga vokal.
“Pada bulan november tahun lalu aku menemukan aplikasi GarageBand, di situ aku mulai
mengaransemen dan mengkomposisi lagu tersebut. Dari drum sampai biola, semuanya aku
buat melalui GarageBand. Melodinya sendiri terutama di bagian interlude lagu ‘Sadarlah’ aku
mencoba menggambarkan perasaanku yang resah dan kewalahan berada dalam hubungan
waktu itu,” ceritanya.

Sebagai seorang penulis lagu, Amir cenderung menceritakan pengalaman pribadi dan
menulisnya dalam lirik sebagai sebuah coping mechanism (red: cara menanggulangi stres).
Maka dari itu, “Sadarlah” hanyalah secuil dari kisah hidup Amir dan caranya dalam
menjelaskan berbagai emosi yang ia alami. Lewat artwork berwarna hitam yang
menggambarkan bunga mawar berduri yang digenggam erat, sang musisi ingin
menyampaikan pesan bahwa memaksakan untuk tetap bertahan menggenggam erat cinta
bisa malah melukai dibandingkan melepaskan.

Pemuda 22 tahun yang menggemari musik sejak SMP ini mengaku sangat banyak
terbantu lewat komunitasnya yakni homeband FEB UB yang mengenalkannya pada talentatalenta
berbakat lain. Di komunitas tersebut ia juga belajar tentang sound engineering yang
akhirnya melahirkan lagu “Sadarlah”. Musisi berkacamata tersebut juga tidak berhenti
berkarya setelah melepas single debutnya. Saat ini, Amir terlibat dalam pembuat soundtrack
sebuah mini series “Kisah Cinta Dalam 3 Babak” yang dibintangi oleh Keisya Idol. Sedangkan
proyek album penuhnya yang diberi tajuk “Chapter 21” sedang dirampungkan dan akan dirilis
pada akhir tahun nanti. Mari berkenalan dengan Amir lewat “Sadarlah” yang bisa dinikmati di
berbagai kanal digital.

Dengarkan “Sadarlah” di:

 

 

“Sadarlah” credits:
● Judul: Sadarlah
● Artis: Amir Mujahid Ibrahim
● Written by: Amir Mujahid Ibrahim
● Composer & Arranger: Amir Mujahid Ibrahim
● Electric Guitar by: Achmad Muizzul

SADARLAH

Batas amarah buas terlepas
Jarak bergerak semakin berkerak
Jadi yang lama terulang-ulang
Kurang uang malah bersulang

Lama bersua buta logika
Kita tak sama tapi memaksa
Nafsu dunia kejar bahagia
Tapi tak paham hanya sementara

Ego rakus dalam hatinya
Wajar saja jadi curiga
Sebenarnya ku milik siapa
Milik tuhan tapi kau memaksa

Ungkap rasa hanya usap luka
Terik benci bekas perih kau tuli

Sadarlah!
Tak perlu diperjelas
Semua terlihat membekas
Biarkan aku dan lepaskan aku

Butir mengalir mengusir pilu
Ukir akhir mengusik tidur
Saling hakimi, tusuk berduri,
babi membuta, hancur sendiri.

Saat berkaca terbukalah luka
Ikatan ini beracun takkan terlupa

Sadarlah!
Apakah kau tak sadar
Batas mu tak melebar
Biarkan aku dan lepaskan aku

Hey! Inilah tamanku,
Hey! inilah anganku,
Tolong pahami batasmu.
Hey! Sadarlah Hatiku tlah membiru
Ini
Semua
Karenamu.

Kurang basuh air suci yang menyucikan
Malah minum air haram yang menghanyutkan
Sadarlah!

 

About Amir Mujahid Ibrahim:

Lahir di Jakarta, pada 23 Februari 1999, dari keluarga yang sederhana. Nama Amir Mujahid
Ibrahim diberikan oleh kedua orang tua dan nenek saya. Sejak kecil sudah dikenalkan kepada
musik oleh keluarga terutama kakek saya yang suka membuat karaoke kecil-kecilan setiap
ada acara keluarga. Tapi baru saat saya menduduki kelas 2 smp, mulai memiliki interest
kepada musik dan selalu bermimpi mempunyai karir dalam industri musik. Memasuki bangku
perkuliahan saya bertemu dengan Homeband FEB UB, disana saya mulai dibantu untuk
mengembangkan interest saya dalam bidang musik. Sejak itu, saya mulai serius untuk
mendalami industri musik dan membangun karir di dalamnya.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *