“DUNIA MILIK KITA” ALBUM PERDANA DIALITA

Untitled-1

“DUNIA MILIK KITA” Album Perdana Dialita

Dunia Milik Kita yang merupakan judul album perdana Paduan Suara Dialita akan dirilis secara
digital dan dapat diunduh pada hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia, 17 Agustus
2016. Album berjudul “Dunia Milik Kita” ini bertujuan sebagai “silent monument tragedi 1965”,
yaitu sebuah monumen yang akan mengingatkan kita untuk menyampaikan kepada publik
tentang kebenaran sejarah masa lalu dan mencegah terjadinya peristiwa serupa oleh karena
ketidaktahuan sejarah. Semangat kemerdekaan bangsa Indonesia dijadikan sebagai momen
tepat untuk memdistribusikan lagu-lagu Dialita yang direkam pada bulan Maret lalu dengan
dukungan dari Indonesia Visual Art Archive (IVAA). Lagu-lagu Dialita berkisah tentang peristiwa
politik 1965 yang diciptakan oleh tahanan politik saat dipenjara dan ada juga yang diciptakan
saat sudah bebas di masa rezim Orde Baru. Pada masa Orde Baru situasi politik berada dalam
tekanan dan keterbatasan, sehingga para eks-tapol tidak dapat dengan mudah hidup dalam
sistem yang seperti itu. Peristiwa-peristiwa politik seperti ini yang dimulai dari penggulingan
paksa masa pemerintahan Soekarno pada 1965, pergantian pemerintahan dengan rezim Orde
Baru, dan munculnya kekerasan yang menyertai semakin bertumpuk tanpa adanya penyelesaian
oleh Negara.

Dialita bersama musisi muda berkolaborasi menciptakan aransemen lagu-lagu tersebut dan
merekamnya secara digital untuk didistribusikan secara gratis melalui situs web
yesnowave.com. Musisi tersebut antara lain Frau, Sisir Tanah, Cholil Mahmud, Nadya Hatta,
Prihatmoko Moki, Komunitas Kroncongan Agawe Santosa dan Lintang Radittya. Lagu-lagu yang
direkam adalah Asia Afrika Bersatu, Dunia Milik Kita, Kupandang Langit, Lagu Untuk Anakku,
Padi Untuk India, Di Kaki-kaki Tangkuban Perahu, Taman Bunga Pelantungan, Salam Harapan,
Viva Ganefo, dan Ujian. Aransemen lagu-lagu tersebut dimaksudkan untuk memberikan nuansa
baru yang sesuai dengan selera musik generasi muda di masa sekarang, yakni generasi muda
yang tidak mengetahui peristiwa 1965 yang jumlah-nya semakin bertambah dan juga
memberikan perspektif lain atas korban peristiwa 1965. Album ini dipublikasikan dengan
menggunakan lisensi Creative Commons yang memberikan akses terbuka bagi publik untuk
menyebarkan, menyalin, menggunakan dan menggubahnya secara bebas sehingga mampu
mengembangkan aset karya seni budaya kita ke bentuk-bentuk baru. Album ini juga dibuat
dalam bentuk CD bersama dengan booklet bersisi sejarah dibalik terciptanya lagu-lagu tersebut
yang akan dirilis mendatang.

Single “Di Kaki-Kaki Tangkuban Perahu” karya Putu Oka Sukanta (syair), Karatem (lagu),
aransemen Frau, Sisir Tanah & Lintang Radittya. Lagu ini diciptakan untuk kaum tani yang hidup
di kaki gunung Tangkuban Perahu oleh Putu Oka Sukanta (lirik) dan M. Karatem (lagu dan
musik). Perjuangan Kaum Tani dimulai pada tahun 1960an, untuk memperjuangkan hak-nya di
UUBH (Undang-undang Bagi Hasil) dan UUPA (Undang-undang Pokok Agraria). Aksi tersebut
dilakukan oleh kaum tani pada siang hari setelah berkerja di sawah. Pada malam hari mereka
berdiskusi menyusun strategi untuk mendapatkan haknya sebagai kaum tani untuk kehidupan
yang lebih baik dan adil. Lagu tersebut digubah pada tahun 1964 dan sempat dijadikan lagu
wajib untuk Lomba Seriosa oleh RRI Pusat tahun 1965 dan 1967.
Putu Oka Sukanta lahir di Singaraja Bali, pada tanggal 29 Juli 1939 adalah seorang penulis dan
wartawan. Putu Oka aktif di Lekra, ia ditahan sejak 1966-1976 di Jakarta dan Tangerang.
M. Karatem lahir di Ngaibor Pulau Tarangan, Kepulauan Aru di Maluku Tenggara pada tanggal 29
Agustus 1934. Beliau pernah mempelajari instrumen angklung di bawah pimpinan Daeng
Soetigna di Bandung selama 3 bulan, pernah menjadi juri seriosa bintang radio RRI di Ambon,
Jakarta Raya, dan tingkat nasional bersama alm. E.L. Pohan, R.A.J. Soejasmin dan Binsar
Sitompul (1960-1964).

Yes No Wave Music adalah sebuah label rekaman non-profit yang mendistribusikan musik
secara unduh bebas melalui jaringan internet dengan tujuan memberikan akses informasi dan
karya seni secara terbuka.

Kontak

Venti Wijayanti +6285 634 224 30
venti.wijayanti@gmail.com

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *