FESTIVAL FILM DISABILITAS #1

Pamflet promo

Rilis Pers :

Festival Film Disabilitas 2013

Berbagi, Berkarya, Peduli!

 

Minggu, 27 Oktober 2013

Jogja National Museum, Jl. Amri Yahya No. 1 Wirobrajan, Yogyakarta

(Timur SMAN 1 Yogyakarta Jl. HOS Cokroaminoto/ Timur Asri Medical Center (UMY lama))

Apa yang bisa kita lakukan untuk saudara kita yang difabel? Berangkat dari pertanyaan itu, kami akhirnya mulai pada kesimpulan sederhana bahwa kita, sebagai manusia, tidak bisa berdiam diri terhadap isu disabilitas. Maka tercetuslah ide menghelat Festival Film Disabilitas untuk mengarusutamakan isu disabilitas/difabel yang sedianya akan kami adakan pada Minggu, 27 Oktober 2013. Ide ini adalah tantangan sekaligus jawaban dari pertanyaan yang mengemuka di awal tulisan ini.

Festival yang berskala nasional ini akan kami helat di Jogja National Museum, Wirobrajan (timur SMAN 1 Yogyakarta) sehari penuh. Jogja National Museum kami pilih karena dapat menampung ratusan pengunjung dan kami buat siapa saja bisa lega mengunjunginya. Seperti lazimnya perhelatan festival film, kami akan menyediakan serangkaian kegiatan sebagai ruang untuk berbagi ide kepedulian.

Pertama, kami bikin talkshow bertema Disabilitas, Film, dan Gerakan Sosial. Acara bincang-bincang ini dilaksanakan agar peserta Festival Film Disabilitas dapat berdiskusi, berbagi ide, dan pengalaman dengan panelis dari akademisi, aktivis gerakan difabel dan sosial, tentang pengarusutamaan isu disabilitas. Kami meyakini bahwa setiap orang punya pengalaman yang unik dan ide yang menarik dalam pengarusutamaan isu disabilitas. Tentu juga ini dapat dan sudah pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Talkshow inilah yang menjadi tempat bertemu ide dan pengalaman dari banyak pihak itu. Salah satu cara mengampanyekan isu disabilitas misalnya lewat film. Film diyakini sebagai media yang cukup efektif dalam memengaruhi publik. Telah banyak bukti yang menguatkan bahwa film adalah salah satu media yang cukup signifikan sebagai media kampanye.

Kedua, ada juga kami adakan workshop film dokumenter. Tomy W. Taslim, dosen Institut Kesenian Jakarta, kami daulat menjadi instruktur dalam workshop ini. Kami ingin mengajak kita semua untuk dengan konkrit berbagi kepedulian pada difabel salah satunya dengan membuat film. Workshop ini harapannya akan memantik peserta bisa menjadi filmaker yang peduli pada isu difabel.

Ketiga, workshop social media  untuk kampanye isu disabilitas. Ini yang kami yakini berbeda dari festival film kebanyakan. Ini adalah salah satu upaya memenuhi misi festival ini yang sedari mula telah kami nisbatkan yaitu pada kampanye pengarusutamaan isu disabilitas/difabel. Maka pelatihan dan workshop yang menjadikan teknologi sebagai bagian alat kampanye yang mumpuni sudah menjadi keharusan. Apalagi instruktur yang kami undang adalah mahir di bidang ini. Mereka adalah Irsyadul Ibad (Direktur Infest) dan Suryaden dari Blogger Nusantara. Kami rasa, dua workshop ini menjadi klop sebagai dua alat kampanye yang cukup kuat. Ditambah, belum banyak dari kita yang menggunakan keduanya sekaligus untuk menyalurkan kepedulian kita pada difabel.

Keempat, kami membuka pula ruang untuk kompetisi film dokumenter (durasi 15 menit). Temanya tentu semua seputar isu disabilitas. Tahun produksi film juga tak kami batasi. Ini juga salah satu upaya menampung semua kreatifitas dan kepedulian yang pernah ada dari masa yang telah lalu. Siapapun boleh mengirimkan karyanya. Pelajar, mahasiswa, dan umum. Semua karya kami harap dapat menginspirasi. Sebab kami tak menentukan estetika sebagai kriteria utama. Dan tentu cuma dengan 15 menit kita sudah bisa ikut peduli pada difabel.

Kami juga menggelar screening/pemutaran film-film tema disabilitas/difabel yang bisa disaksikan oleh siapa saja tanpa kami pungut biaya. Ini komitmen kami menjadikan festival ini tak elitis, merakyat, dan dapat diakses siapa saja. Puncaknya adalah penganugerahan pemenang kompetisi film beserta penampilan akustik dan rapper khas jogja yang cukup menginspirasi.

Namun, tentu harus pula dijawab pertanyaan, “Mengapa festival film? Bukan yang lain” Jawabannya lagi-lagi sederhana. Kami percaya bahwa film adalah medium yang tak mensyaratkan sekat-sekat kelas sosial untuk dapat menikmatinya. Siapapun bisa menikmatinya. Dan tentu saja film adalah sarana yang mudah dicerna kalangan manapun tanpa harus mengerutkan dahi.

Ide festival ini juga muncul juga karena keinginan kami mengampanyekan isu disabilitas/difabel agar isu ini semakin merasuk ke dalam keseharian. Kami sadar bahwa menyikapi difabel bukan dengan bergidik, tapi dengan kesadaran bahwa difabel atau bukan adalah sama. Jika kesadaran ini timbul, maka bukan kata ‘bergidik’ yang sehari-hari tampil oleh kita, melainkan ‘bergerak’.

Pada kata ‘bergerak’ inilah festival ini meletakkan harapannya. Kami berharap festival ini dapat membuat semua dari kita bergerak peduli pada difabel, mengerti kebutuhan difabel, bahkan pun dapat menggerakkan kawan-kawan kita yang seringkali ‘bergidik’ terhadap difabel. Dan tentu ini tak membeda-bedakan baik difabel atau bukan. Festival ini adalah undangan untuk memanfaatkan ruang sederhana ini bagi kita semua untuk menjadi sama sesama manusia dan berbuat seperti motto festival ini: bergerak, berkarya, peduli! q

Penyelenggara

United Cerebral Palsy Wheels For Humanity Indonesia (UCPWFH Indonesia) bekerjasama dengan filmpelajar.com, joglo.tv, Masyarakat Peduli Media (MPM)

Media Partner

Jogja Update, Pamityang2an Qwerty Radio, Radio Kanaltigapuluh,

Sekretariat Panitia Penyelenggara

United Cerebral Palsy Wheels For Humanity Indonesia (UCPWFH Indonesia)

Jalan Kabupaten 3,6 Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta

cp: 08562910551 (Pambudi) & 085643588237 (Bayu Hernawan)| ffdis.karyakreatif.com | twitter: @filmdisabilitas | FB: Festival Film Disabilitas

 

Hari/ tanggal

Waktu

Kegiatan

Kegiatan

Ahad, 27 Oktober 2013

09.00-11.00 TALK SHOW:

Tempat: Ruang A

 

Tema                                                          

Disabilitas, Film, dan Gerakan Sosial

 

Panelis:

  1. Joni Yulianto (SIGAB)
  2. FX Rudi Gunawan (Majalah Diffa)
  3. Zaki Habibi (Komunikasi UII)
  4. Budhi Hermanto (UCPWFH Indonesia)
  5. Sri @Sri_klaten (a paraplegi journey with modified motorbike from jakarta to bali)

 

Panelis dalam konfirmasi

 

 

 

 

 

  11.00-12.00  

SCREENING FILM (Ruang Theatre D)

 

 
  12.00-13.00 ISTIRAHAT ISTIRAHAT
  13.00-15.00 WORKSHOP (Kelas A)

“Film Dokumenter”

Ruang B

 

Fasilitator :

Tomy W Taslim (IKJ & Founder Filmpelajar.com)

WORKSHOP (Kelas B)

“Pemanfaatan Social Media”

Ruang C

 

Fasilitator :

Irsyadul Ibad (Infest) dan Suryaden (Blogger Nusantara)

  15.00-Selesai

ISTIRAHAT dan HIBURAN

 

AWARDING

(Penganugerahan Pemenang Kompetisi)

 

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *