FISIPOL ART DAYS 2017

FISIPOL Art Days 2017
Transisi dalam Era Post-Truth

Garis waktu dihidupkan oleh pergerakan manusia. Gerak yang disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi dalam suatu masa. Tantangan tak pernah sama, maka pergerakan manusia berubah agar tetap bertahan. Manusia menapaki perpindahan, dimaknai sebagai proses yang terjadi dalam setiap perubahan. Dalam setiap perpindahan terdapat pergeseran yang memunculkan wujud nilai baru yang mengaburkan kebenaran. Seperti era post-truth, fakta tidak lagi menjadi titik tumpu, melainkan emosi serta preferensi yang mengambil alih.

Melalui tema “Transisi”, FISIPOL Art Days 2017 hadir untuk mengantarkan khalayak mengingat sekaligus membandingkan posisi awal dan akhir dari suatu objek dalam tolak ukur yang beragam. Khalayak diajak untuk memaknai perjalanan atas perpindahan sebagai aktualisasi dirinya dan orang lain. Berangkat dengan kesadaran khalayak sebagai individu dan makhluk komunal, “transisi” mencoba menelusuri lompatan-lompatan yang terjadi dalam proses hidup manusia sehingga bisa meredam kemungkinan konflik.

FISIPOL Art Days akan diselenggarakan pada 26-30 September. Dalam rangkaiannya, terdapat 3 program inti yang bisa dinikmati: Pameran, Pertunjukkan, dan Diskusi Film. Ketiga acara diadakan di FISIPOL UGM dan Kelas Pagi Yogyakarta.
Tahun ini, secara khusus pameran mengusung tema “FUTURE LEAK: 5W + 1H ARE WE GOING?”. Tema tersebut diusung berangkat dari keyakinan bahwa seluruh pergerakan manusia menuju masa depan, apa pun bentuknya. Meskipun demikian, keyakinan terhadap masa depan tidak dipahami sebagai hal yang datang begitu saja. Wujud masa depan, pergerakan manusia dalam mengisi masa depan, peran yang dimainkan di masa depan, hingga alasan manusia memburu masa depan menjadi pertanyaan besar dalam tema ini.

Dengan menunjuk Titah A.W. sebagai kurator utama, pameran utama FISIPOL Art Days memilih 20 karya submisi dan karya seniman tamu, yaitu Akiq A.W., Budi N.D. Dharmawan, Jompet Kuswidananto, Maria Tri Sulistiyani (Papermoon Puppet Theatre), dan Timoteus A. Kusno untuk ditampilkan di penjuru lantai 3 hingga 4 Gedung Mandiri FISIPOL UGM. Karya seni yang ditampilkan tidak hanya berwujud visual, juga menekankan kekuatan audio, bahkan menggabungkan keduanya sehingga interaktif. Karya-karya terpilih dianggap mampu memantik khalayak untuk menerawang masa depan dengan cara yang menyentil, kontekstual, dan berani. Khalayak diajak untuk merefleksikan masa depan, sebagai realitas yang maju atau mundur. Menyadarkan bahwa ide-ide tidak lagi harus berwujud materi, relasi digiring jadi kolaborasi, dan kerja cerdas adalah kunci baik di level personal maupun komunal.

Tidak hanya berefleksi, FISIPOL Art Days 2017 pun mengajak memahami media yang mengabadikan setiap masa agar dapat diamati kembali di masa depan. Zine saat ini menjadi media yang banyak dipilih untuk merekam pergerakan manusia. Oleh karena itu, FISIPOL Art Days 2017 berkolaborasi dengan Indisczine Partij untuk memperkenalkan zine lebih jauh melalui penyelenggaraan pameran arsip di sepanjang Taman Sansiro FISIPOL UGM. Pameran arsip zine akan digelar terhitung hari kedua hingga penutupan FISIPOL Art Days 2017. Agar khalayak lebih memahami eksistensi zine, pada hari ketiga Indisczine Partij menjelaskan penelitian mereka mengenai zine sebagai fenomena sosial di Selasar Gedung BC FISIPOL UGM. Penelitian tersebut bertujuan melihat kecenderungan zine di Yogyakarta.

Pada hari keempat, FISIPOL Art Days 2017 mengadakan Screening “Film Kawan-Kawan Kita”. Film yang ditayangkan merupakan deretan film karya kawan-kawan FISIPOL UGM. Penayangan film ini sebagai bentuk apresiasi kepada mereka. Tahun ini, FISIPOL Art Days 2017 juga menghadirkan kembali Forum Film FISIPOL, yang akan menyebarkan semangat membaca film secara politik. Secara khusus film yang ditampilkan dalam program-program Forum Film FISIPOL mengambil tema “Berdamai dengan Perbedaan”, yang mencoba menyampaikan pesan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk tidak percaya maupun membenci orang lain mengingat perbedaan merupakan hal yang lazim muncul dalam pergerakan manusia. Rangkaian ini akan digelar pada hari ketiga hingga terakhir di dua lokasi: FISIPOL UGM dan Kelas Pagi Yogyakarta.

FISIPOL Art Days 2017 mengakomodasi kebutuhan manusia yang memaknai pergerakan sebagai eksistensi diri. Oleh karena itu, panggung alternatif dihadirkan di Selasar BC FISIPOL UGM dengan berkolaborasi bersama The Idea of Human . Selain itu, secara khusus FISIPOL Art Days 2017 memberikan ruang bagi para pegiat seni untuk menunjukkan diri sepanjang rangkaian acara. Teater Selasar dan Forum Musik FISIPOL menjadi penampil pertama dalam pembukaan.

Selain itu, dalam malam akustik dan pertunjukan musik para musisi akan mengekspresikan dirinya. Pada hari ketiga, Backyard Lullaby, Jono Terbakar, Sparking Field, dan Umar Haen akan meramaikan Lapangan Parkir Mobil FISIPOL UGM dalam malam akustik. Selanjutnya, pada hari kelima sekaligus penutup rangkaian FISIPOL Art Days 2017, A National Acrobat, B.U.K.T.U, Marsmolys, Seahoarse, dan Summerchild akan menemani para pengunjung dalam pertunjukan musik di tempat yang sama.

Transisi merupakan sebuah elemen yang berada dalam penarikan masa lalu, kini, dan nanti. Sebagai elemen yang bersifat sementara sebelum manusia memasuki masa berikutnya dan dibingungkan oleh realita di depan mata, transisi mengantarkan manusia menuju kesejatiannya. Oleh karena itu, manusia perlu memahami perjalanan yang dia lalui melalui berbagai media perekam pergerakannya. FISIPOL Art Days 2017 berupaya menjadi perantara untuk memahami hal yang berada di dalam dan di luar diri dalam transisi manusia dengan menampilkan berbagai media yang memantik perenungan sejauh mana kita berjalan.

Informasi lebih lanjut dan jadwal penayangan selama FISIPOL Art Days 2017 dapat diakses melalui media sosial Instagram www.instagram.com/fisipolartdays/

Selma Theofany
Publisis FISIPOL Art Days 2017
085730542121

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *