GELAR KARYA : MASKER KAIN TRADISIONAL

Kita Muda Kreatif di masa pandemi: Pakai Maskermu, Dukung Budayamu!

Masa pandemi tidak menjadi penghalang kreativitas. Ini dibuktikan oleh lebih dari 50 wirausaha muda dari Denpasar, Tabanan, Kota Tua Jakarta, Klaten, Jogjakarta, Borobudur, Lombok, dan Toba, yang turut serta dalam kampanye “Pakai Masker Kain Tradisional”. Sebuah kampanye membuat masker orisinal menggunakan kain tradisional Indonesia, termasuk ulos, batik, tenun endek, dan tenun Lombok. Masker-masker hasil karya para wirausaha muda yang mengikuti kampanye ini dapat dilihat di akun Instagram Kita Muda Kreatif (@kitamudakreatif)

Karya para wirausaha muda ini akan ditampilkan di acara Live Virtual Show malam ini, 16 September 2020 jam 18:30 – 20:30 WIB, melalui:

• Kanal YouTube Kita Muda Kreatif – https://s.id/KitaMudaKreatif
• Instagram Live Kita Muda Kreatif – https://www.instagram.com/kitamudakreatif/

***

Pandemi COVID-19 memberikan dampak buruk pada sektor budaya dan kreatif. Adanya larangan bepergian dan kegiatan mengumpulkan massa serta melakukan kegiatan-kegiatan komersial yang “tidak penting” membuat pariwisata untuk sementara dibatasi, konser-konser dan kegiatan-kegiatan live dibatalkan; dan permintaan produk-produk budaya menurun, sehingga secara drastis mengurangi peluang pendapatan bagi para seniman dan mereka yang bekerja di sektor kreatif.

Merespons krisis ini, UNESCO Jakarta sejak Maret 2020 memfasilitasi serangkai pelatihan bisnis secara virtual, untuk mendampingi sekitar 400 wirausaha muda dari Jawa Tengah, Jogjakarta, Kota Tua Jakarta, Toba, dan Bali untuk mengatasi masa-masa sulit ini. Salah satu kegiatan yang digagas adalah kegiatan “Kampanye Pakai Masker Kain Tradisional” yang secara khusus diprakarsai guna mendukung wirausaha muda yang bekerja di sektor tenun tradisional dan fesyen untuk memberikan mereka alternatif peluang pendapatan.

Kampanye yang diluncurkan UNESCO Jakarta sejak Juli 2020 ini, memberikan pemahaman mengenai sejarah dan signifikansi budaya kain tradisional, serta pelatihan secara langsung tentang mengembangkan cerita produk dan menjahit masker berkualitas. Antara Agustus dan September, kampanye ini kemudian memberikan penugasan pada para peserta untuk mendesain dan membuat masker mereka sendiri, kemudian membuat foto dan pesan yang menarik untuk diunggah di media sosial.

Digelar oleh UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia, kampanye ini merupakan bagian dari proyek “Creative Youth at Indonesian Heritage Sites” yang didukung oleh Citi Foundation. Tujuannya membangun kapasitas 400 wirausaha muda yang tinggal di dan di sekitar empat daerah tujuan wisata utama Indonesia: Borobudur, Prambanan, Kawasan Danau Toba, Bali, dan Kotatua Jakarta. Proyek ini bermaksud membangun keterkaitan antara situs warisan budaya dan mata pencaharian penduduk sekitar, dengan menyediakan pelatihan-pelatihan bagi para wirausaha muda untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan bisnisnya seraya terus melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya situs tersebut.

“Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar bagi kita semua di segenap sektor kehidupan. Pada saat bersamaan, hal tersebut juga memberi kita kesempatan untuk berpikir secara berbeda dan tetap tangguh. Segera setelah larangan pergerakan publik dan mengumpulkan massa diumumkan di Indonesia, UNESCO Jakarta segera mengubah bentuk kegiatan workshop dari pertemuan langsung di ruang kelas menjadi daring, memanfaatkan platform media sosial. Ini memungkinkan kami terus terhubung dengan para wirausaha muda kami dengan lebih sering. Kampanye Pakai Masker Kain Tradisional ini adalah salah satu dari hasil pelatihan-pelatihan daring kami. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para wirausaha muda, pakar, dan mentor yang secara antusias terlibat dalam pelatihan-pelatihan ini yang menunjukkan semangat tinggi mereka di masa sukar ini.” kata Prof. Shahbaz Khan, Direktur dan Perwakilan UNESCO Jakarta.

“Kampanye ini memberi saya inspirasi untuk membuat masker inovatif mengombinasikan motif batik truntum dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia. Saya membuat masker ini bersama-sama dengan para pembatik di desa saya untuk membantu mereka selama masa krisis ini. Apalagi setelah masker tersebut diunggah di Instagram @kitamudakreatif, saya mendapatkan banyak tanggapan dan pesanan. Sampai akhir Agustus 2020, kami sudah tiga kali memproduksi masker tersebut, untuk merespons pesanan-pesanan baru yang masuk. Terima kasih pada kampanye ini, saya jadi belajar makna motif-motif batik dan bagaimana mengemas kisah produk saya. Pendapatan bisnis saya jadi meningkat dan membuat saya mampu membantu ibu-ibu pembatik di desa saya.” kata Lutfi Koriah Yunani, seorang wirausaha muda dari Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

“Masker kain tradisional telah menjadi pilihan alternatif di kala pandem COVID-19. Masker-masker berbahan kain tradisional ini, seperti tenun endek Bali, ulos Toba, tenun Lombok dan Batik mempunyai kekayaan filosofi dibalik setiap motifnya, sehingga selain sebagai pelindung wajah juga bisa menjadi souvenir dengan nilai seni yang tinggi. Kami mendukung kegiatan ini, karena selain merupakan upaya pelestarian, kegiatan ini juga bisa secara positif membantu para perajin kain tradisional di tengah krisis.“ demikian disampaikan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, I Made Dharma Suteja.

Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs, Citi Indonesia mengatakan, “COVID-19 sekarang telah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, mengubah struktur lembaga keuangan, politik, dan ekonomi global di seluruh dunia. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh UNDP Indonesia, didukung oleh Citi Foundation, 84% pengusaha muda memilih untuk tetap terhubung dalam jaringan mereka dan menciptakan inovasi. Kami melihat bahwa pengusaha muda memainkan peran kunci dalam membangun ekonomi Indonesia di masa depan, dan oleh karena itu, bersama dengan UNESCO Jakarta, Citi berkolaborasi untuk melaksanakan program ini, yang sejalan dengan inisiatif Pathways to Progress dalam membantu lebih dari 500.000 pemuda di seluruh dunia.”

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Puni A. Anjungsari
Country Head of Corporate Affairs
Citi Indonesia
corporateaffairs.indonesia@citi.com
Moe Chiba
Kepala Unit Budaya
UNESCO Jakarta
www.unesco.org/jakarta

Tentang Citibank Indonesia
Citibank Indonesia adalah sebuah cabang dari Citibank, N.A., New York, USA. Citibank, N.A., Indonesia telah berdiri sejak 1968 dan merupakan salah satu bank berjaringan internasional terbesar di negara ini. Citibank beroperasi di 10 cabang yang tersebut di enam kota besar Indonesia – Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan and Denpasar. Di Indonesia, Citibank memiliki jaringan transaksi konsumen sekitar 33.000 titik pembayaran dan jaringan distribusi korporasi sekitar 6.000 lokasi di 34 provinsi. Citibank N.A., Indonesia tersambung dalam jaringan ATM Bersama dengan lebih dari 70.000 terminal ATM yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh wilayah Indonesia.

Di tahun 2018, Citibank Indonesia mendapatkan penghargaan bergengsi sebagai Best International Bank in Indonesia dari Finance Asia, Best Bank-Global in Indonesia, Best Bond Adviser-Global in Indonesia, Best Digital Bank in Indonesia, Best Retail Mobile Banking Experience dari majalah the Asset, Digital Banking Initiative of the Year-Indonesia dari Asian Banking and Finance, serta Innovative Company in Digital Services di kategori Foreign Bank dari Warta Ekonomi. Di tahun 2017, Citibank Indonesia mendapatkan penghargaan bergengsi sebagai Best Corporate/Institutional Digital Bank dan Best Consumer Digital Bank dari Global Finance Magazine, Best of the Best Philanthropy, Best Employee Volunteering dan Best Social PR Program dari Mix Magazine, Best Foreign Bank di Indonesia dari Finance Asia, Bank dengan Kepatuhan Pelaporan Terbaik di Kategori LLD (Lalu Lintas Devisa) dan DHE (Devisa Hasil Ekspor) dari Bank Indonesia, The Asset Asian Triple-A Awards sebagai Best e-Bank in Indonesia, Best Bank – Global in Indonesia, Best Corporate and Institutional Bank – Global in Indonesia, Best Corporate Bond in Indonesia, dan Best Liability Management in Indonesia serta Best Perform in Custodian Bank dan Indonesia Digital Innovation Award 2017 di kategori Bank Asing dari majalah Warta Ekonomi.

Informasi lebih lengkap dapat diperoleh di Website: www.citigroup.com | Twitter: @citi | Youtube: www.youtube.com/citi |Blog: http://blog.citigroup.com | Facebook: www.facebook.com/citiindonesia | LinkedIn: www.linkedin.com/company/citi Untuk mendapatkan pengalaman perbankan digital, silakan kunjungi www.citibank.co.id

Citibank N.A., Indonesia adalah bank yang berlisensi, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).

Tentang UNESCO
UNESCO adalah satu-satunya badan PBB yang memiliki mandat untuk melindungi warisan budaya. Melalui rangkaian konvensi internasional, UNESCO menetapkan pedoman dan mendukung praktik-praktik baik untuk konservasi warisan budaya sambil mengaitkannya dengan tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, kesetaraan gender, dan perdamaian. Di Indonesia, proyek unggulan “Creative Youth at Indonesian Heritage Sites” hasil kerja sama dengan CITI Indonesia dan dengan dukungan CITI Foundation menyoroti pentingnya berinvestasi pada peningkatan kapasitas bisnis sumber daya penduduk setempat sebagai bagian dari pengelolaan pariwisata warisan dunia.
Laman Resmi: www.unesco.org/jakarta | Facebook: www.facebook.com/unesco | Twitter: @unescojakarta

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *