JOGJA CROSS CULTURE HARI PERTAMA: DARI FESTIVAL JAMU HINGGA WAYANG KOTA

Jogja Cross Culture Hari Pertama: Dari Festival Jamu hingga Wayang Kota

Pelaksanaan Jogja Cross Culture hari pertama di Kilometer 0 Yogyakarta
dimulai Sabtu ini (03/08) sejak pukul 15:00 WIB dengan ditandai oleh mulai dibukanya stan-stan
Festival Jamu dan diakhiri pertunjukkan Wayang Kota, yaitu pementasan wayang ukur yang dibawakan
oleh lima orang dalang muda.

JAMFEST atau Festival Jamu yang digelar di utara Monumen SO 1 Maret 1949, diikuti oleh 12 stan yang
berasal dari warga kecamatan-kecamatan Kota Yogyakarta menandai diawalinya Jogja Cross Culture di
sore harinya. Jamu-jamu yang disediakan oleh stan-stan ini dapat dinikmati secara cuma-cuma oleh
masyarakat yang sedang berada di kawasan Kilometer 0 Yogyakarta tersebut.

Dalam festival jamu ini, sesama pelaku tidak dikompetisikan untuk menjual, tetapi saling menyanding
untuk memberikan informasi kepada pengunjung tentang jamu dan kuliner, bahkan mereka akan
berbagi minuman tradisional kepada pengunjung.

Malam harinya menjelang acara Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA yang
berkesempatan hadir di hari pertama pelaksanaan Jogja Cross Culture ini pun menyempatkan diri
mengunjungi stan-stan JAMFEST yang ada sambil mencicipi jamu-jamu yang disuguhkan.

Usai mengunjungi seluruh stan Festival Jamu, orang nomer dua kota Yogyakarta ini segera menuju
panggung utama yang berada di Monumen SO 1 Maret untuk secara simbolis membuka acara
pertunjukkan Wayang Kota, yang juga merupakan rangkaian dari Jogja Cross Culture.

“Apa yang kita tampilkan di Jogja Cross Culture dari tadi sore hingga besok malam adalah kultur-kultur
yang ada di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Baik kultur dari Nusantara maupun dari negara lain.” kata
Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA., dalam sambutannya.
“Jogja Cross Culture menandai bagaimana Yogyakarta baik sebagai orang maupun sebagai seni
budayanya ketika bersama-sama dengan kultur lain akan saling menghidupkan dan memberikan
kekuatan. Sehingga lahirlah seni budaya-seni budaya baru hasil perkawinan seni budaya – seni budaya
tersebut.” lanjut beliau lagi.

Kemudian secara simbolis Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MA., menyerahkan 8
kayon dan satu karakter wayang Gatotkaca kepada lima orang dalang dan tiga orang panjak yang akan
mempersembahkan pertunjukkan Wayang Kota ini, sebagai tanda secara resmi dimulainya kegiatan Jogja
Cross Culture 2019.

Adapun lima dalang milenial yang berkolaborasi membawakan lakon Kancingjaya ini adalah Bumi
Gedhe Taruna, Ganes Sutono, Bayu Probo, Sunu Prasetya, dan Bayu Gupito. Sementara yang menjadi
panjak di pergelaran ini adalah Wahyu WIcaksono, Wahyu Prasetya Aji, dan Zudhistiro Bayu P.

Wayang Kota dengan lakon Kancingjaya ini adalah perpaduan budaya tradisi dengan kekinian
dipersembahkan melalui sajian wayang. Menghadirkan kolaborasi Wayang Ukur yang dimiliki oleh
Maestro Wayang asal Kota Yogyakarta, Sigit Sukasman, dengan lima dalang yang lahir dari generasi
milenial. Pagelaran ini mencatatkan sebuah proses fase demi fase penyatuan para dalang. Diawali dengan
kegiatan workshop Wayang Ukur, para dalang usia muda yang awalnya hanya mendengar tentang
keunikan Wayang Ukur, kini memiliki kesempatan untuk menyentuh bahkan memainkannya dalam
sebuah pementasan.

Sebelum pergelaran wayang dimulai, masyarakat yang memadati kawasan Kilometer 0 Yogyakarta
terlebih dahulu dihibur oleh pertunjukkan tari berjudul Kayon yang dibawakan oleh Anter Asmorotedjo
dan Olivia Tamara.

Sekitar pukul 20:30 WIB, pergelawan Wayang Kota ini dimulai dengan Bumi Gedhe Taruna berada di
depan kelir sepanjang 10 meter dan setinggi 2,5 meter, membelakangi penonton seperti para dalang pada
umumnya bersiap memainkan wayang yang telah disiapkan di kanan kirinya. Sementara itu Gedhe
Taruna, Ganes Sutono, Bayu Probo, Sunu Prasetya, dan Bayu Gupito, dibantu oleh para panjak berada di
balik kelir. Mereka menggerakkan wayang yang bayang-bayangnya akan tampak selain memperindah
tampilan, juga menguatkan jalan cerita selama pertunjukkan yang berlangsung selama kurang lebih 3
jam ini.

Pertunjukkan yang menceritakan tentang sepak terjang Gatotkaca ini disutradarai oleh Ki Catur
“Benyek” Kuncoro yang sekaligus menjadi penulis naskahnya. Sebagai penata musik adalah Danang
Rajiv Setyadi dan arranger Reno Sandro Hana. Untuk menciptakan visual yang menarik, Eko Sulkan dan
Arif Dharmawan hadir sebagai penata cahaya. Kemudian masih diperkaya lagi dengan tampilan video
grafis oleh Bayu Sanjaya, Agung Nasrullah, dan Dimas Purwadharma.

“Kancingjaya adalah salah satu nama dari tokoh utama lakon ini yaitu Gatotkaca, yang tidak banyak
dikenal orang. Kisah ini menjadi menarik karena keutuhan cerita, fase demi fase dibangun dari
penyatuan kelima dalang,” pungkas Ki Catur “Benyek” Kuncoro.

Pada penyelenggaraan hari kedua Jogja Cross Culture besok (04/08), kegiatan dimulai sejak pagi pukul
08:00 WIB dengan historical trail Njeron Journey yang mengajak para peserta menjelajah dan mengenal
keunikan dan keragaman budaya yang ada di dalam beteng.
Kemudian pada pukul 10:00 WIB dilanjutkan kegiatan Sketsa Bersama Maestro di kawasan Kilometer 0
Yogyakarta. Sesuai namanya, kegiatan sketsa bersama ini nanti akan ditemani oleh para maestro seperti
Joko Pekik dan Kartika Affandi.

Pukul 12:00 WIB giliran Keroncong Paramuda menghibur masyarakat di kawasan tersebut. Anak-anak
pun mendapat kesempatan menikmati dan bersenang-senang di Jogja Cross Culture dengan Dolananè
Bocah nJobo Latar pada pukul 15:00 WIB. Satu jam kemudian, seluruh masyarakat diajak menari
bersama ratusan penari di kegiatan nJogéd nJalar Jog Jag Nong.

Selepas Isya’, kurang lebih pukul 19:00 WIB, acara dilanjutkan dengan Historical Orchestra Selaras
Juang. Setelah kegiatan ini, pada 20:30 WIB dilaksanakan peluncuran Gandhes Luwes, Road to Jogja
Cross Culture 2020, dan tak ketinggalan peluncuran Jenang Golong Gilig, yang diharapkan akan menjadi
makanan khas Kota Yogyakarta. Menutup seluruh rangkaian Jogja Cross Culture 2019 ini, pada 21:00
WIB digelar Cross Culture Performance réUnèn dengan salah satu bintang tamu di dalamnya adalah
Nugie.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
SEKRETARIAT JOGJA CROSS CULTURE 2019
Mergangsan Kidul Mg II 1328, Wirogunan
Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta 55151

Telp : 0813-9210-7496
Email : jogjacrossculture@gmail.com
Facebook Page : Jogja Cross Culture-JCC
Instagram : @jogjacrossculture
Twitter : @jgjcrossculture

Narahubung :
Lisa Febriyanti (0812-1575-4349)

—————————————————————————————————————-

JADWAL ACARA:

Sabtu, 3 Agustus 2019:
15:00 WIB Festival Jamu dan Kuliner – JAMFEST
19:30 WIB PAMBUKA
20:00 WIB WAYANG KOTA – Wayang Ukur dengan lakon KANCING JAYA

Minggu, 4 Agustus 2019:
08:00 WIB Historical Trail – JERON JOURNEY
10:00 WIB JOGJA SKETSA bersama MAESTRO
12:00 WIB KERONCONG PARAMUDA
15:00 WIB Dolanan Bocah – nJOBO LATAR
16:00 WIB nJoged nJalar – JOG JAG NONG
19:30 WIB Historical Orchestra – SELARAS JUANG
20:30 WIB CELEBRATION (Launching GANDHES LUWES; Launching JENANG GOLONG GILIG;
Road to JOGJA CROSS CULTURE 2020)
21:00 WIB Cross Culture Performance – réUnèn

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *