JUANG MANYALA MELUNCURKAN ALBUM SOLO PERDANA MELALUI EKSIBISI MUSIK “THIRTY CONTEXT”

“30” PERJALANAN HIDUP JUANG MANYALA YANG DIABADIKAN DALAM SEBUAH ALBUM

Album bertajuk “30” menjadi titik pencapaian baru bagi Juang Manyala dalam menjalani kehidupan selama 30 tahun. Karya-karya sederhana yang ditulis langsung berdasarkan pengalaman hidup sang seniman, meliputi spiritual, kultur, keluarga, kesenian, dan berbagai hal penting yang terjadi dalam keseharian.

Di album “30” ini, Juang Manyala melibatkan beberapa senima lokal dan nasional diantaranya sebagai berikut:

Basri Baharuddin Sila, maestro musik tradisional asal Sulawesi Selatan. Melalui musik, tari dan teater skala internasional, Daeng Basri melanglang buana di dunia perfilman dengan menjadi pengarah musik (music director) untuk film Atambua 39˚ Celsius yang disutradarai oleh Riri Riza.

Andi Fadly Arifuddin, yang akrab disapa Fadly, lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, adalah vokalis utama dari band ‘Padi’ yang juga salah satu pendirinya, sekaligus vokalis dari band ‘Musikimia’.

Cholil Mahmud, adalah vokalis dan gitaris dari grup musik rock alternatif asal Indonesia, Efek Rumah Kaca dan Pandai Besi.

Satrio Budiono, dikenal sebagai penata suara film. Ia mendirikan Fourmix JFS sebagai studio Dolby Atmos pertama di Indonesia. Film debutnya adalah “Petualangan Sherina” dan beberapa karyanya antara lain: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), Habibie & Ainun 3 (2019), Keluarga Cemara (2019), Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC), Humba Dreams (2019), Bebas (2019), dan masih banyak lagi.

Riri Riza, adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film ternama Indonesia. Dia muncul dalam debutnya sebagai sutradara melalui film “Kuldesak” pada tahun 1998, dan film drama musikalnya yang berjudul “Petualangan Sherina”.

Gardika Gigih, merupakan seorang komponis dan pianis lulusan ISI Yogyakarta. Sejak duduk di bangku kuliah, Gigih telah banyak membuat komposisi musik, baik album sebagai pianist, maupun proyek lainnya seperi musik untuk film dan konsep bebunyian eksperimental.

Wukir Suryadi, adalah personel dari duo grup ‘Senyawa’ dari Yogyakarta. Ia adalah komposer yang menciptakan instrumentnya sendiri yang diberi nama Bambu Wukir.

Aditya Ahmad, dikenal melalui sederet prestasinya dari film-film pendek independen yang dibuat sepanjang dekade ini. Sejauh ini, telah membuat dua film pendek yang berhasil meraih pengahargaan di kancah internasional.

Ardhyanta Sampetoding, adalah vokalis grup musik bernama “Melismatis”. Bersama grup band tersebut, ia telah merilis 2 album pada tahun 2011 dan 2016.

Rahmat Zulfikar, adalah seorang Desainer yang merancang City Branding Sulawesi Selatan. Aktif bersama kolektif kreatif yang dia dirikan yakni Ethnica.

Jasmine Risach, salah satu penyanyi muda berbakat asal Makassar yang sudah mengeluarkan single perdananya berjudul ‘Little Bird’.

Andry Bayu Jasmine, adalah seorang Produser dan Audio Engineer. Setelah lulus dari studinya di “Study Music Production” di Foothill, California, USA, ia kembali ke Makassar dan mendirikan studio produksi yang diberi nama “Celestial Records”.

“30” ALBUM CREDITS
Track 1 : “Jenggala” with Daeng Basri Sila
Track 2 : “Matoa” with Wukir Suryadi
Track 3 : “Anre Gurutta” with A. Fadly Arifuddin (Fadly Padi)
Track 4 : “WE” with Cholil Mahmud & Gardika Gigih
Track 5 : “Riuh” with Ardhyanta Sampetoding
Track 6 : “Asa” with Jasmine Risach

SEKILAS TENTANG JUANG MANYALA
Juang Manyala mendirikan sebuah kelompok ensembel Melismatis sejak 2006 di Makassar, lalu dia pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi musiknya di Universitas Pasundan, Bandung.

Lulus dari studinya, dia pulang untuk mendirikan sebuah ruang kolektif kesenian yang diberi nama Prolog Studio. Melalui kolektif tersebut, dia bergerak bersama komunitas-komunitas untuk mendukung geliat skena musik di kota Makassar, salah satunya melalui festival musik tahunan bernama Prolog Fest.

Saat ini dia aktif bersama band rock bernama LOKA’ dan menjadi komposer musik untuk beberapa film salah satunya film Athirah (Emma’) karya sutradara ternama Riri Riza yang menjadi film terbaik Piala Citra tahun 2016. Melalui film itu, Juang Manyala masuk sebagai nominasi Penata Musik Terpilih Piala Maya 2016

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *