KERIUHAN “PASKA SENYAP” ASHES DAN ALTARLOGIKA

 

Keriuhan “Paska Senyap” Ashes Dan Altarlogika

“Paska Senyap” merupakan upaya kolaborasi dari dua orang eksponen musik eskperimental asal Bogor yang memiliki penggayaan berbeda satu sama lain. Adalah Tahu otak dibalik Ashes dan Galis manusia dibalik moniker Altarlogika yang menginisiasi proyek tersebut. Nama yang disebut terakhir merupakan salah satu titan muda yang menjaga bara api hip hop lokal Bogor tetap hidup dan menyala. Sedangkan nama pertama merupakan produser musik elektronik eksperimental yang lebih dulu dikenal dengan proyek industrial/digital hardcore miliknya, Merah Berdarah. Melalui “Paska Senyap” Ashes dan Altarlogika mencoba untuk mendobrak batas nyaman yang dimiliki oleh keduanya.

Bagi Galis, ini merupakan track kolaborasinya yang kesekian sebagai Altarlogika setelah sebelumnya pernah mengecap kolaborasi dengan nama-nama yang sudah tak asing lagi di scene hip hop lokal seperti Tuantigabelas, Randslam, Prime Manifez, dan Da Sylva. Sedangkan bagi Tahu, ini merupakan mukadimah, sebuah pengantar bagi keberlangsungan proyek Ashes yang direncanakan untuk berjalan. Walaupun memiliki latar belakang dan pengaruh yang berbeda, keduanya sama-sama memiliki kecintaan terhadap pendekatan musikal yang dilakukan di “Paska Senyap” yaitu hip hop, namun lagi-lagi, dengan penghayatan berbeda satu sama lain.

Altarlogika membentangkan lirik sosial-politik dengan mengambil perspektif dari sudut pandang seorang pemabuk di atas musik yang ditulis oleh Ashes. Beat monoton nan kotor serupa polusi di jalan raya Gunung Putri berkelindan dengan berbagai umpatan serta ocehan bekecepatan setara motor matic 110cc cicilan ketiga. Altarlogika memuntahkan rima demi rima metafora mengenai kehidupan yang terus berjalan di atas tanah kuburan massal korban 65, pemahaman yang dipaksakan, pergulatan spiritualitas, kebangoran akhir zaman, dan hip hop itu sendiri. Hip Hop? Ya, ada beberapa easter eggs mengenai hip hop yang bertebaran di bait-bait liriknya jika kamu benar-benar menyimak. Ashes kemudian membangun beatnya dari kepingan gitar Varg Vikernes, musik elektronika industrial, dan serpihan derau Masami Akita yang ditambal sulam dengan pecahan C.P.O. Menjadikan atmosfer dari “Paska Senyap” terselubung aura gritty pekat, intens, dan gelap dengan bau logam basah berkarat yang samar tercium di kejauhan.

“Paska Senyap” digodok pertama kali di tahun 2018 dan baru dapat diselesaikan di dalam studio pada pertengahan Maret 2019 dikarenakan hal klise yang jamak ditemui di proyek musik independen mana pun, kesibukan yang datang dan pergi. “Paska Senyap” direkam di Amplop Studio dengan bantuan Bonar dari unit folk rock, Life Cicla, dengan keseluruhan proses rekaman dan mixing yang hanya memakan waktu 7 jam. Ashes dan Altarlogika menyusun “Paska Senyap” dengan visi yang sama untuk menghadirkan energi dari kecintaan terhadap musik, literasi, pegulatan pemikiran secara personal, kesadaran untuk tidak melupakan sejarah, dan kewarasan diri sendiri, melalui narasi serta eksperimentasi yang dibangun dari bongkahan industrial dan hip hop. Track ini merupakan pembuka jalan bagi keduanya untuk kembali menapaki jejak kolaborasi secara bersama dan memecah sunyi. Karena seperti halnya ketenangan yang timbul setelah badai, keriuhan akan selalu ada paska senyap.

Musik dan aransemen oleh Ashes
Vokal dan lirik oleh Altarlogika
Direkam dan dimixing di Amplop Studio oleh Yos Bonar Singgah
Gambar sampul oleh Linesofdeath
Dirilis oleh Hujan! Rekords tahun 2019

Komposisi musik mengandung:
“Naar Himmelen Klarner” oleh Burzum
“Humming Bird” oleh Merzbow
“Sin Nanna” oleh Sunn O)))
“Asylum (Permanent Underclass)” oleh Dälek
“Sisters! Brothers! Small Boats Of Fire Are Falling From The Sky!” oleh The Silver Mt. Zion Memorial Orchestra Tra-La-La Band
“Ballad Of A Menace” oleh C.P.O

“Paska Senyap”
(Verse 1)
Kami praktis bagi gratis bait langit hari akhir
Di ladang maut mampir sambut balik
Angkat gelas bir!
Sakral bagai panji langit
Bertasbihkan api, bak Mobb Deep dan Rakim
Lengkapi tiap playlist
Kami sesaki lorong tak berhuni
Rawan longsor dan penuhi dengan moron datar bumi
Di Bogor hantam sunyi tasbih kombo bar puitik
Berlorong nada sumbing, cawan kosong kan kuisi
Merapal Zarathustra diatas sarang Marabunta
Berjalan dalam senyap, berdansa di atas jurang
Bawa raga yang terjual, kala hasrat telah tertukar
Di atas tanah tanpa tuan, tanpa tumbal, tanpa rudal
Manuskrip bak sabda Tuhan
Ramu pitam Dasamuka
Bawa murka bak Ashes berkanvas breaks, membakar dupa
Berkawan nada gusar, tantang dunia yang telah usang
Nyala tembang hantam dusta di Tartarus kan kau putar

(Bridge)
Dan kami ramu pitam yang berdarah
Kala tanah, hasilkan harum kabar
Paska deras amis hujan
Benderang kala terang tahan gelap paska senyap
Genderang bawa kabar tuk berbaris selamanya
Paksa kami ramu pitam yang berdarah
Kala tanah, hasilkan harum kabar
Paska deras bendung mayat
Bernafas di udara yang harumkan pengkafiran
Berjalan di atas tanah tapak makam enam lima

(Chorus)
Kala lepas kendali bermandi tembang berapi
Jejaki petang berkali temani setan bertasbih
Berkali tagih janji tuk lengkapi tiap sesaji
Jelang hari tantang langit
Genggam sabit jampi bait
Aku lepas kendali bermandi tembang berapi
Jejaki petang berkali temani setan bertasbih
Berkali tagih janji tuk lengkapi tiap sesaji
Jelang hari tantang langit
Genggam sabit jampi bait

(Verse 2)
Seminggu penuh berteori jampi bait
Hari ini apokalips paska Tupac kami salib
Awali gelap abadi bak sejarah kalian rakit
Di halaman terakhir, kau berakhir tak terlahir
Prosa ini kolase sangkakala dan kiamat
Bawa marka bak isyarat tafsir ayat ayat Ilah
Di selasar akhir takdir berlalu bak Kafilah
Bak tiap nyawa yang tak “iya”
Kalian labeli “kafirlah!”
“Kafirlah, kafirlah!
Kafirlah kalian, lihat!
Kami bawakan firman, fatwa, hadist yang ku pilah
Genapi tiap jiwa yang mati di keganjilan
Berakit ku kan hilang berenang di kesendirian
Sunyi dingin malam ku heningkan para cipta
Yang lipat gandakan rima tuk tikam para panglima
Di hadapan tangis langit, di bawah payung hitam
Bak kamisan tanya jiwa tak balik dan tak terlihat

(Bridge)
Dan kami ramu pitam yang berdarah
Kala tanah, hasilkan harum kabar
Paska deras amis hujan
Benderang kala terang tahan gelap paska senyap
Genderang bawa kabar tuk berbaris selamanya
Paksa kami ramu pitam yang berdarah
Kala tanah, hasilkan harum kabar
Paska deras bendung mayat
Bernafas di udara yang harumkan pengkafiran
Berjalan di atas tanah tapak makam enam lima

(Chorus)
Kala lepas kendali bermandi tembang berapi
Jejaki petang berkali temani setan bertasbih
Berkali tagih janji tuk lengkapi tiap sesaji
Jelang hari tantang langit
Genggam sabit jampi bait
Aku lepas kendali bermandi tembang berapi
Jejaki petang berkali temani setan bertasbih
Berkali tagih janji tuk lengkapi tiap sesaji
Jelang hari tantang langit
Genggam sabit jampi bait

(Outro)
Lepas kendali tembang berapi
Petang berkali setan bertasbih
Tagih janji tiap sesaji
Tantang langit genggam sabit
Lepas kendali tembang berapi
Petang berkali setan bertasbih
Tagih janji tiap sesaji
Tantang langit genggam sabit

“Paska Senyap” dapat diakses melalui:
http://hujanrecords.com
http://paskasenyap1

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *