MAKASSAR FILM FESTIVAL 2013

FLYER A4 + POSTER A3 EDIT

“Suara dari Timur” di Makassar Film Festival 2013

Demi menjawab kelangkaan film-film berkualitas dari Timur Indonesia, Makassar Film Festival digelar perdana di tahun berangka “ajaib”, 2013. Ide dicetuskannya blueprintgelaran ini berawal dari penelusuran bahwa belum ada festival yang dapat mengapresiasi karya-karya dari sineas muda di kawasan Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Bisa dibilang hanya dua kota, Makassar dan Palu yang beberapa tahun terakhir aktif melakukan produksi film pendek. Sementara di daerah lain, masih juga sulit terdengar suaranya. Mirisnya, karya-karya dari dua kota tersebut belumlah diberi apresiasi oleh tetangga sendiri, sudahpun berlaga di daerah lain hingga ke kelas internasional dan nyaris sedikit dari orang timur yang tahu kabarnya.

Menariknya, meskipun wadah apresiasi cenderung kurang, komunitas-komunitas film enthusiast bermunculan bak berudu di musim hujan. Mereka seolah tidak peduli ada atau tidaknya alat yang dapat memperdengarkan suara mereka ke seantero Indonesia. Tujuan utama festival ini adalah menemukan dan memperdengarkan suara-suara itu.

Setelah lama berbincang, kedua pendiri Makassar Film Festival, Ichwan Persada dan Rezkiyah Saleh Tjako dari komunitas Findie Makassar mantap menyelenggarakannya dengan tema “Berlayar ke Ujung Pandang”, memanggil orang-orang di seluruh Indonesia untuk datang ke Makassar yang berkharisma. Dalam kemunculan perdananya, ditambah dengan permasalahan klasik industri kreatif di negara ini –kekuarangan dana—maka festival perdana fokus pada eksibisi dan edukasi. Program utama Makassar Film Festival tiap tahunnya adalah festival “Suara dari Timur”. Program ini mencari, melakukan kurasi dan memutar film-film pendek yang murni diproduksi oleh sineas-sineas dari Timur Indonesia.

Makassar Film Festival (MFF) 2013 diselenggarakan pada 7-8 Desember 2013 di deLuna Resto & Cafe dan WoodsyGab Food Court. Festival digelar mulai pukul 09.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA.

Di sisi edukasi, MFF juga menggelar mini-workshop “How to be A Good Film Producer” dan “Musik & Film” bersama musisi muda, Nadya Fatira. Ada pula “Pameran Foto” Makassar tempo doeloe di tiap-tiap venue kegiatan.

“Harapan saya, MFF tahun ini berjalan sesuai rencana dan tujuannya. Bisa jadi penyemangat untuk film enthusiast, khususnya di Makassar dan jadi lebih menghargai budaya sendiri. Tahun depan, kami berharap dapat mengadakan kompetisi yang menganugerahkan Phinisi Awards” terang direktur festival, Rezkiyah Saleh Tjako.

CONTACT :

Rezkiyah Saleh Tjako

Direktur Festival

+62 821 876 79007

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *