NUSASONIC – CROSSING AURAL GEOGRAPHIES

NUSASONIC — CROSSING AURAL GEOGRAPHIES

2—13.10.2018 Artistic Lab & Festival | Yogyakarta, Indonesia

Nusasonic merupakan proyek multitahun yang menyelami keberagaman budaya bunyi dan musik
eksperimental di Asia Tenggara, membuka dialog dalam kawasan tersebut, dengan Eropa, dan negara-
negara Iainnya. Berawal pada tanggal 2-13 Oktober 2018 di Yogyakarta, Indonesia, dengan lebih dari
50 seniman dari berbagai wilayah di Indonesia, Asia Tenggara dan Eropa. Nusasonic dimulai
sebagai laboratorium dimana sebuah hacklab, sekelompok sonic wilderness dan pasangan-
musisi/seniman baru akan bermain bersama serta mencipta karya, ide dan kemungkinan musikal baru,
dan berpuncak pada festival yang mempertunjukkan hasil kerjasama tersebut dalam sebuah program
yang mencakup konser, sebuah malam klub, acara outdoor gerilya serta program diskusi, panel dan
lokakarya.

Nusasonic Yogyakarta menampilkan penampilan dari:

AGF [DE/FI] / Caliph8 [PH] / Dangerdope [ID] / Fauxe [SG] / Gabber Modus Operandi [ID] / Jessica
Ekomane [FR/DE] / Joee & | [PH] / Jogja Noise Bombing [ID] / mobilegirl [DE] / Nadah el Shazly [EG] /
Nadya Hatta [ID] / N.M.O. [INT] / Opium Hum [DE] / Peter Kirn [US/DE] / Potro Joyo [ID] / Setabuhan
[ID] / Sote [IR] / Uwalmassa [ID] / Yennu Ariendra & J Mo’ong Santoso Pribadi [ID]

Dan kolaborasi khusus:

Cheryl Ong [SG] + Riska Farasonalia [ID] + Nadya Hatta [ID] + Kok Siew Wai [MY]

Erick Calilan [PH] & Duto Hardono [ID]

Kombo arahan Rully Shabara [ID] bersama Bhakti Prasetyo [ID], Caliph8 [PH], lkbal Lubys [ID], Kok
Siew Wai [MY], Mahamboro [ID], Rubén Patifio [ES], Setya RKJ [ID], Sudarshan [ID], Tony Maryana
[ID], Yuen Cheewai [SG]

MusicMakers Hacklab arahan Peter Kirn [US/DE], Andreas Siagian [ID] dan Lintang Radittya [ID]
bersama Arnont Nongyao [I’H], Evans Storn [ID], Mica Agregado [PH], Tad Ermitafio [PH] & Iainnya

Sonic Wilderness arahan AGF [DE/Fl] bersama Asa Rahmana [ID] / Ayu Saraswati [ID / Joee and | [PH]
/ Menstrual Synthdrone [ID] / Sarana [ID]

Nusasonic mengambil tajuk dari “Nusantara”, sebuah istilah bahasa Jawa kuno yang kini digunakan
untuk menggambarkan aneka pertalian negara—negara Asia Tenggara. Nusasonic akan menggabungkan
beragam format seperti lab artistik, karya komisi, konser, instalasi, festival, diskusi, terbitan dan Iain
sebagainya untuk mengamati bagaimana praktik—praktik bunyi kontemporer memungkinkan hubungan
dan dialog di kawasan Asia Tenggara dan Eropa. sambil terus memberi perhatian kritis terhadap konteks
lokal dan global yang tengah berlangsung. Selain menghadirkan suara—suara artistik berbakat kepada
publik, inisiatif ini juga bertujuan mendukung seniman dalam praktiknya, memperkuat jaringan lokal,
mendorong kerjasama lintas batas dan inter—budaya serta memberikan kontribusi terhadap perluasan
pemahaman atas praktik bunyi kontemporer.

Dengan mengadopsi pendekatan multi—perspektif, proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Yes No
KIub (Yogyakarta), WSK Festival of the Recently Possible (Manila), PIayfreer/BIackKaji (Singapore)
dan CTM Festival for Adventurous Music & Art (Berlin). Nusasonic merupakan inisiatif Goethe—lnstitut
di Asia Tenggara.

Selepas inagurasi di Yogyakarta, Nusasonic akan mengambil bentukan serta format berbeda dan
mengunjungi Manila, Singapura dan lokasi Iainnya di Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang.
Inisiatif ini juga akan menghubungkan Berlin serta negara asing Iainnya.

Nantikanlah jadwal lengkap acara dan program diskusi yang akan ditayangkan akhir September!

Website | Facebook | Instagram @nusasonic

Panggilan Terbuka untuk Peserta

MusicMakers Hacklab — Play Ecology Music

Makers Hacklab merupakan laboratorium kolektif terbuka selama satu minggu yang dipimpin oleh
Peter Kirn dari CDM (cdm.link) dan diadakan dalam kerja sama dengan CTM Festival sejak 2013.
Setelah singgah di festival dan lokasi lain seperti Mexico City dan Praha, Hacklab tiba di Yogyakarta
dengan co-host Andreas Siagian dan Lintang Radittya, untuk menyelami aspek main-main dan
kolaboratif pada penciptaan musik.

Penciptaan acapkali berfokus pada diri — sang pencipta tunggal — menjadikan objek dibuat hanya untuk satu
pengguna saja. Tetapi musik selalu menyoal transmisi dan ansambel, dan pada penampilan yang disiarkan
secara Iangsung (berbeda dengan rekaman), selalu mengutamakan perangkat yang ada berikut
kesertamertaan untuk berimprovisasi dengan perangkat tersebut. Musik adalah soal bermain.

Bagaimana penari balet akan berimprovisasi dengan penabuh drum punk rock? Bagaimana ahli mikrobiologi
akan membayangkan komunikasi kelompok. Bagaimana Anda akan membuat instrumen dari barang-barang
yang ada di sekitar kita untuk memudahkan bermain bersama — dan seperti apa pendekatan Anda seandainya
Anda berlatar belakang teknik elektro atau pemipaan atau arsitektur atau seni keramik? Apa yang akan terjadi
seandainya pemain gamelan yang berpengalaman memadukan metode dengan pemimpin paduan suara?

Dengan tema Play Ecology, Hacklab membayangkan serangkaian penampilan dan kreasi instrumental yang
berlandaskan suara dan gagasan yang timbul berbarengan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk
menemukan bagaimana kita semua dapat bersuara pada saat bersamaan sekaligus menggali cara—cara baru
untuk mengatakannya secara bersama—sama.

Undangan

Kami mengundang peserta untuk menciptakan penampilan kolaboratif yang mewadahi improvisasi, kerja tim,
fleksibilitas, suara ganda, dan berkisar pada tema Play Ecology.

Seniman visual, penyanyi, penari, musisi, seniman improvisasi, ahli teknologi, ilmuwan, pembuat
instrumen, performer dan pengembang dari berbagai disiplin yang berminat dipersilakan mengajukan ide—
ide proyek musik untuk menjadi Hacklab Fellows.

Dengan mengusung semangat berbagi dan semangat komunitas, Hacklab terbuka untuk kalangan hacker
maupun masyarakat umum tanpa harus membuat janji dulu. Kita akan mempunyai waktu satu minggu untuk
menjelajahi dan mencipta. Dengan puncak acara berupa penampilan live di Elorogo Art House pada tanggal
13 Oktober.

Batas waktu pendaftaran: 25 September 2018.

Formulir Pendaftaran

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdAE9PRJ88wNvikRkFj_JwOJEj10cyMN89gW7KQmlYEZ5fipQ/viewform

Pelamar yang terpilih akan diumumkan seminggu setelah batas waktu pengajuan. Hacklab Fellows akan
memperoleh pas masuk ke festival Nusasonic sebagai kompensasi.

Panggilan Terbuka

Lokakarya Sonic Wilderness

7 Oktober 2018 | 16—18:00 | Teater Garasi

Terbuka bagi perempuan yang berminat tanpa dipungut biaya

#SonicWilderness merupakan praktik yang terbuka bagi musisi, seniman, akademisi dan siapapun
yang tertarik, untuk menyatu secara bebunyian dengan alam dan tempat publik. Penekanan praktik
ini adalah pada pendengaran, interaksi, kolaborasi dan bermain dengan bunyi apapun yang dapat
ditemukan saat mengeksplorasi tempat—tempat ini.

Diinisiasi oleh seniman AGF tahun 2011, #SonicWilderness berubah—ubah bentuk dan fokus tergantung
pada tempat dan waktu pelaksanaannya. Di Yogyakarta, program ini membentuk sebuah kelompok
yang terdiri atas Iima seniman/proyek perempuan dari berbagai disiplin dan negara: Asa Rahmana, Ayu
Saraswati, Joee and l, Menstrual Synthdrone, dan Sarana. Para partisipan tersebut akan
berkolaborasi selama seminggu penuh.

Seniman, praktisi, pelajar dan publik perempuan yang tertarik dapat bergabung dalam #SonicWilderness
yang akan berlangsung tanggal 8 Oktober. Lokakarya akan dimulai dengan pengantar dan instruksi serta
Iatihan kolaborasi sederhana, dan mungkin berpindah ke lokasi outdoorterdekat. Partisipan dipersilakan
membawa instrumen kecil atau alat musik elektronik dan alat rekam portable, jika mau (tidak wajib).

Organisasi di Balik Nusasonic

Goethe-lnstitut

Goethe—Institut adalah pusat kebudayaan internasional Jerman dan mempromosikan kolaborasi budaya
di seluruh dunia. Institusi ini mendorong pengetahuan bahasa Jerman dan membawa citra komprehensif
Jerman dengan memberikan informasi tentang kehidupan budaya, sosial dan politik di Jerman. Program
budaya dan pendidikan menggalakan dialog antar budaya dan memungkinkan pergerakan budaya.
Berpusat pada produksi artistik bersama, penerimaan dan refleksi, Goethe-lnstitut menginisiasi dan
mengorganisasi proyek—proyek yang mendorong mobilitas pekerja seni dan budaya dan memperkuat
jaringan lintas budaya dari perspektif global.

https://www.goethe.de/indonesien/

CTM Festival (Berlin)

Didirikan tahun 1999, CTM — Festival bagi Musik dan Seni Petualang merupakan salah satu festival
internasional terkemuka di dunia yang didedikasikan bagi musik elektronik kontemporer, pop leftfield
dan musik eksperimental.

Diselenggarakan di bawah tema tahunan, tiap edisi festival menguji kemungkinan dan batas—batas musik
terkini, serta mendukung beragam musisi/seniman yang berkarya dalam konteks musik dan budaya
bebunyian. Program 10-hari festival ini membuka ruang bagi eksperimen yang tak lazim. Melintasi batas
genre, kancah dan disiplin, festival ini memadukan pengalaman first—hand dalam Iatar konser dan klub
dengan refleksi kritis, pertukaran dan pembelajaran dalam program diskusi, lokakarya, pemutaran film,
instalasi dan pameran. Sejak awal, CTM senantiasa diadakan secara bersamaan dan bekerjasama
dengan transmediale — festival internasional untuk seni dan budaya digital, Berlin. Kedua festival paralel
ini membentuk salah satu acara yang paling komprehensif dan relevan di dunia yang merefleksi budaya
digital.

Festival CTM merupakan sebuah proyek independen dan diselenggarakan oleh DISK Berlin. Selain

festival tahunan ini, DISK dan afiliasinya, DISK Agency memproduksi dan mengurasi acara dan proyek
secara reguler, baik di Berlin maupun negara Iainnya.

https://www.ctm-festival.de/

Playfreely / BlackKaji (Singapura)

Playfreely adalah sebuah inisiatif musik yang didirikan oleh The Observatory dengan fokus pada kreasi
musik lintas—genre, lintas—budaya dan tak terkekang serta improvisasi kolektif yang mengemukakan
kolaborasi musikal inventif antara musisi dari beragam Iatar belakang musikal. Terinspirasi oleh program
lokasi musik eksperimental di New York, The Stone, Playfreely berawal sebagai inisiatif dua—mingguan
yang mendorong sesi reguler diantara para musisi untuk berkarya dan bermain tanpa batas. Tak ada
aturan tetap atas apa yang tepat atau menarik, tak ada fiksasi genre, dan yang terpenting, tak ada
penilaian. Setelah sekian tahun, Playfreely telah berkembang menjadi festival tahunan yang
menampilkan musisi dari berbagai belahan dunia.

BlackKaji merupakan serial reguler dari konser—konser berskala kecil hasil kolaborasi The Observatory
dan UjiKaji untuk menampilkan musisi dari berbagai genre musik —dari elektronik, free jazz,
eksperimental, ambient, electro acoustic, harsh noise, indie dan klasik. Diselenggarakan di studio The
Observatory — The Black Axis— inisiatif yang sangat DIY/DIWO (Do—It—YourseIf/Do—It—With—Others) ini
dengan segera mengumpulkan deretan performans berikutnya.

https://www.facebook.com/plafireelyexgeriment/

https://www.facebook.com/theobservatorv

WSK Festival of the Recently Possible (Manila)

WSK —sebuah bentuk disemvoweled (peluruhan huruf vokal) dari “wasak”, yang berarti “pecah” atau
“hancur” dalam bahasa Tagalog— adalah festival seni internasional tahunan pertama dan satu-satunya
yang didedikasikan bagi seni elektronik kontemporer, digital dan eksperimental. Diadakan tahun 2008
sebagai Fete dela WSK dan kemudian diperkenalkan sebagai WSK tahun 2013, festival ini
mengeksplorasi keberagaman aktivitas artistik lintas—disiplin dalam budaya dan performans digital,
dengan fokus pada proyek kolaborasi antara Filipina, Asia Tenggara, dan sekitarnya. Festival ini
bertujuan untuk mengaburkan, merubuhkan dan membayangkan kembali pernyataan umum mengenai
bagaimana seni, budaya dan teknologi meluas, menyatu dan bekerja sama.

Inisiatif ini diselenggarakan oleh SABAW Media Art Kitchen —sebuah inisiatif seniman bukan-untuk-profit
yang memberi perhatian khusus pada kuratorial dan produksi riset persimpangan seni dan teknologi.
Festival ini berjalan atas dasar etika Do-It-Yourselfdan Do-It—Together serta acapkali swadana, dengan
dukungan dana parsial dari organisasi budaya.

https://www.wsk.io/

Yes No Klub (Yogyakarta)

Yes No Klub adalah platform berskala kecil bagi eksperimentasi musik dan bebunyian dengan
performans, yang dikurasi oleh Wok The Rock dan Tom O’Donoghue. Didirikan tahun 2010, pertunjukan
bulanan ini bekerjasama dengan artspace dan kolektif seniman untuk melibatkan seniman internasional
yang berkunjungan dengan seniman lokal dan memperluas jaringan komunitas.

Yes No Klub merupakan bagian dari Yes No Wave Music, sebuah label musik non—profit yang
mendistribusikan karya bunyi/musikal pada publik luas sebagai gerakan ‘ekonomi—hadiah’; sebuah
eksperimen yang mengaplikasikan musik cuma-cuma yang legal baik daring maupun luring untuk
mendukung budaya indahnya—berbagi.

Berlin Current

Didirikan tahun 2013, Berlin Current merupakan inisiatif CTM Festival, yang bertujuan
mengidentifikasi dan mendukung bebunyian baru dan seniman muda di kota tersebut. Didukung
oleh Berghain dan rekan media seperti The Quietus dan BLN.FM, inisiatif ini telah menampilkan
pertunjukan dan kesempatan komisi bagi seniman lokal dan internasional. Didanai oleh
Musicboard Berlin.

Bunyi khas Berlin —house dan tekno— telah menetapkan Ianskap bebunyiannya selama bertahun—tahun.
Namun, seiring para pemikir kreatif dari penjuru dunia yang terus berdatangan ke kota tersebut demi
mencari kondisi yang menguntungkan bagi pekerjaan mereka, Berlin menyaksikan sebuah ekspansi
radikal atas keberagaman musiknya. Apa sajakah bebunyian dan musik menantang yang muncul dari
pusaran budaya dan gaya musik bebunyian kota Berlin? Dengan Berlin Current, CTM menempatkan
telinga pada kancah tersebut untuk menampilkan ide—ide musikal baru dan futuristis dari Berlin.

CTM dengan bangga mempersembahkan beberapa seniman di Nusasonic Yogyakarta, di bawah
naungan Berlin Current. Musisi dan seniman instalasi Jessica Ekomane [FR/DE], dan afiliasi Staycore,
mobilegirl [DE] yang akan tampil solo secara live sementara Opium Hum [DE] akan menampilkan nomor
yang atmosferik di awal dan akhir acara klub malam Nusasonic di Tap House. Peter Kirn [US/DE]
memiliki peran hibrida seorang performer tunggal, sekaligus mengepalai MusicMaker Hacklab yang akan
sibuk menciptakan ide-ide musikal baru selama festival berlangsung.

Informasi lebih lanjut: https://www.ctm-festival.de/Droiects/berlin-Current/berlin-current/

KONTAK MEDIA

Diendha Febrian

> Diendhafebrian@gmail.com

+6281727—1109

 

KONTAK FESTIVAL

Goethe-Institut Indonesien

> Maya.maya@goethe.de

+62 (0)21 235 50208 ext. 116

 

REKAN & PENDANA NUSASONIC

Sebuah proyek oleh

Goethe-Institut Indonesien | CTM Festival | PIafireely/Black Kaji | WSK Festival | Yes No Klub

Didukung oleh

Musicboard Berlin | SHAPE platform | Creative Europe | Goethe-lnstitut Cairo | Goethe-Institut Tehran |
Teater Garasi | Sarana Buildinq | Lifeoatch | Starcross

Pendanaan proyek ini didukung o1eh European Commission (Komisi Eropa). Publikasi (komunikasi) ini hanya merefleksi pandangan penulis saja. dan Komisi tidak bertanggung jawab atas segala penggunaan informasi yang tercantum di dalamnya.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *