PAMERAN SENI BOTANI : RAGAM FLORA INDONESIA 2

70 Lukisan Flora Asli Indonesia Karya Seniman Botani Indonesia dan Mancanegara Akan Dipamerkan di Yogyakarta

Sekitar 70 lukisan flora asli Indonesia karya 36 seniman botani Indonesia dan mancanegara akan dihadirkan dalam pameran seni botani RAGAM FLORA INDONESIA 2. Pameran yang terbuka untuk umum ini diselenggarakan oleh Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 6-13 September 2019 di Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta.

Ragam Flora Indonesia (RFI) yang menjadi agenda tahunan IDSBA sejak 2018 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap seni botani dan keanekaragaman hayati Indonesia. Di tahun kedua RFI ini, tumbuhan yang dihadirkan dalam lukisan pun sangat beragam. Melalui 70 karya yang dipamerkan, para seniman menyajikan keindahan dan keunikan 66 spesies dari 41 famili flora asli Indonesia yang menjadi subyek karya mereka. Selain 70 lukisan tersebut, pengunjung juga akan disuguhi kompilasi Botanical Art Worldwide berupa slideshow berisi 1000 karya oleh lebih dari 700 seniman dari 25 negara yang menampilkan tumbuhan asli negaranya masing-masing.

Berbeda dari lazimnya pameran lukisan, dalam RFI 2 para pengunjung tak hanya akan menyaksikan keindahan flora Indonesia melalui karya seni botani, namun juga akan mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang tumbuhan subyek karya. Para pemandu yang terdiri dari para mahasiswa Fakultas Biologi UGM akan mendampingi para pengunjung, sementara katalog pameran yang khusus dirancang agar bernilai artistik dan edukatif akan menampilkan lukisan sekaligus memuat informasi tentang karakteristik, distribusi, habitat, konservasi, dan manfaat tumbuhan bagi manusia.

Menegaskan hakikat seni botani sebagai perpaduan antara sains dan seni rupa, dan meneruskan tradisi yang dimulai sejak seleksi RFI pertama, karya-karya yang dipamerkan telah melalui proses seleksi yang melibatkan kurator seni rupa, pakar botani, dan seniman botani. Dewan Juri tahun ini terdiri dari Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum. (Kurator Galeri Nasional Indonesia dan Pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia – Yogyakarta), Prof. Dr. Purnomo, M.S. (Guru Besar, Pakar Sistematika Tumbuhan dan Etnobotani Fakultas Biologi UGM) dan Jenny A. Kartawinata (seniman botani, pendiri IDSBA dan editor buku-buku referensi botani).

“Seni lukis botani adalah sebuah genre seni lukis yang merupakan paduan kajian botani (sains) dan seni (lukis). Karyanya bersifat ilmiah sekaligus indah. Estetika lah kunci yang membuka khazanah sains menjadi indah tersebut”, Jenny A. Kartawinata, salah satu anggota dewan juri menjelaskan.

Dari sisi ilmu botani, Prof. Dr. Purnomo, M.S., pakar sistematika tumbuhan dari UGM menilai karya-karya yang dipamerkan “sangat menarik karena menyejajarkan seni lukis dan ilmu botani menjadi seni yang botanis atau ilmu botani yang artistik. Harapannya, “pelukis makin tertarik pada tumbuhan, demikian pula ahli botani tertarik belajar melukis”.

Sementara itu, Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum., mengungkap bahwa, “Lukisan-lukisan cermat bertema keragaman hayati ini adalah realitas lain dalam praktik seni rupa, utamanya seni lukis, di Indonesia kini, …yang menyodorkan daya pesona visual, serta kemungkinan makna yang lebih luas bagi dunia ilmu pengetahuan/sains.” Menurutnya, “Karya-karya lukisan cermat ini semacam interupsi yang memberikan banyak kejutan di tengah riuhnya seni rupa kontemporer yang seolah tanpa tepi. Lukisan-lukisan bertema keragaman hayati menyodorkan pengetahuan yang jelas dan pengalaman keindahan (artistik) yang berbeda”. Lebih lanjut juri yang mewakili dunia seni rupa tersebut menyimpulkan bahwa ”Praktik seni para pelukis cermat dapat dilihat sebagai bukti bahwa seni sesungguhnya adalah sains”.

Dalam Ragam Flora Indonesia, tumbuhan yang dilukis harus memenuhi syarat khusus yaitu tumbuhan yang berasal dari Indonesia termasuk hibrida alami tetapi tidak termasuk kultivar, hibrida buatan manusia atau tumbuhan luar yang dikembangkan di Indonesia. Untuk memastikan agar ketentuan tersebut terpenuhi, tim botaniwan dilibatkan dalam seleksi dan memeriksa setiap spesies tumbuhan yang menjadi subyek lukisan dengan seksama.

Ragam karya yang dihadirkan dalam RFI 2 mengajak para pengunjung untuk menyadari dan mengapresiasi kekayaan flora Nusantara, dari tumbuhan yang masih mudah dijumpai maupun yang endemik, langka, atau sempit sebaran alaminya. Karyono Apic, misalnya, menghadirkan detail tumbuhan gadung ( Dioscorea hispida) yang mengingatkan publik akan ragam pangan lokal dengan begitu apik dan teliti. Phytocrene macrophylla dan Phytocrene bracteata yang unik pun hadir melalui karya Victor Wong yang selama beberapa tahun melukis dengan meretas jarak ribuan kilometer dari tempat tinggalnya di Vancouver, Kanada untuk mengamati tumbuhan-tumbuhan subyek karyanya secara langsung di Indonesia dan melalui referensi spesimen yang telah dikeringkan. Ada pula lukisan lengkap bagian-bagian tumbuhan Alsomitra macrocarpa yang juga dikenal sebagai Javan cucumber : tumbuhan merambat yang hidup di naungan kanopi hutan tropis, yang ketika buahnya pecah, biji-bijinya yang ringan dan bersayap putih transparan beterbangan ke segala penjuru terbawa angin, bahkan sampai terbawa oleh kapal-kapal – yang digarap dengan sangat detail dan indah oleh seniman muda Ananda Firman yang masih berusia belasan tahun. Anggrek Paraphalaenopsis labukensis yang memiliki daun unik berbentuk seperti ekor tikus yang merupakan tumbuhan khas endemik Borneo pun hadir Pameran Seni Botani RAGAM FLORA INDONESIA 2 www.idsba.com | info@idsba.com | IG @idsba melalui karya Feby Nazuar. Rafflesia arnoldii – tumbuhan ikonik Indonesia pun dihadirkan melalui goresan kuas Grace Syiariel, yang melukisnya berdasarkan referensi yang didapat dari kelompok pemandu wisata sadar lingkungan dari Bengkulu. Karya ikonik yang juga akan dipamerkan adalah bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum/ titan arum yang dilukis sesuai ukuran aslinya, setinggi 2,4 meter karya Eunike Nugroho. Bunga majemuk terbesar di dunia ini menjalani fase vegetatif yang panjang, 7-10 tahun, untuk menyiapkan fase generatif yang sangat singkat, yakni bunga mekar sempurna hanya dalam 1 malam. Karya yang digarap dengan sangat detail membuat pengunjung mampu melihat tiap lekuk dan kontur bunga raksasa ini dan membayangkan perasaan saat melihatnya secara langsung saat berbunga.

Selain menghadirkan keindahan aneka flora Indonesia melalui karya yang dipamerkan, IDSBA juga menggandeng berbagai komunitas yang terhubung dengan seni botani, baik dari sisi seni rupa maupun ilmu botani untuk berkolaborasi. Komunitas yang akan berpartisipasi dalam Ruang Komunitas dan Art Jamming selama pameran berlangsung antara lain Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), Paguyupan Tanaman Karnivora Yogyakarta (PTKY), Biology Orchid Study Club (BiOSC) UGM, Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT UGM, Rumah Serangga, Indonesia’s Sketcher Jogja (IS Jogja), dan Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (Kolcai Jogja). IDSBA juga akan menggelar Open Studio , untuk menunjukkan bagaimana seniman botani bekerja secara langsung kepada para pengunjung.

Seniman dan ilustrator botani dari dalam dan luar negeri akan mengampu berbagai workshop. Victor Wong dari Kanada yang karyanya memiliki kekhasan pada komposisi yang rumit dengan menampilkan tumbuhan secara lengkap, akan menjadi narasumber untuk sesi belajar komposisi dalam seni botani. Sementara itu, Eunike Nugroho, pendiri IDSBA dan seniman botani Indonesia yang karyanya telah mendunia akan mengampu sesi melukis venasi dan dimensi dengan cat air. Karyono Apic, seniman yang karyanya menghiasi berbagai seri perangko Pos Indonesia akan mengajar peserta melukis tekstur pada tumbuhan. Ada juga sesi belajar ilustrasi botani dari Dr. Ichsan Suwandhi, dosen taksonomi tumbuhan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi bandung (SITH ITB) yang mewakili Indonesia dalam Margaret Flockton Award , kompetisi dan pameran ilustrasi botani sedunia. Workshop lain yang juga akan diadakan adalah melukis daun, membuat terrarium, melukis floral, nature journaling dan kelas pensil warna. Semua workshop ini dapat diikuti oleh masyarakat umum yang berminat.

Pameran Seni Botani
RAGAM FLORA INDONESIA 2
Bale Banjang Sangkring, Yogyakarta
6 – 13 September 2019

Pembukaan Pameran
Oleh Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum.
Jumat, 6 September 2019
16:00 WIB – selesai

Media/Press Preview
Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta
Jumat, 6 September 2019
14:00 WIB – 15:30 WIB
*Konfirmasi kehadiran: Aida (WA 082191789673)

Narahubung:
Aida (082191789673), Keke (08156524406), Youfi (085882145817)
info@idsba.com
Instagram @idsba
www.idsba.com

Daftar Peserta Pameran RAGAM FLORA INDONESIA
1. Eunike Nugroho (Yogyakarta)
2. Jenny Ardantiningsih Kartawinata
(Bogor) – karya kehormatan
3. Karyono Apic (Depok)
4. Ichsan Suwandi (Bandung)
5. Victor Wong (Vancouver)
6. Kelly Bassett (Singapura)
7. Carrie-Ann Lee (Singapura)
8. Andiriana Wisnu (Jakarta)
9. Deinitisa Amarawi (Bandung)
10. Bonita Hutagalung (Ubud)
11. Henny Herawati (Yogyakarta)
12. Grace Syiariel (Surabaya)
13. Elizabeth Rachel Soetopo (Malang)
14. Luhki Heranisvari (Jakarta)
15. Indira Putri Diani (Jakarta)
16. Kurniati Rahmadini (Jakarta)
17. Fanny Agustina (Jakarta)
18. A. C. Febiola Nazuar (Makassar)
19. Youfeta Devy (Jakarta)
20. Irene Ng (Jakarta)
21. Alexandria Lily Prietama (Jakarta)
22. Silvia Zulaika (Surabaya)
23. Wahyu Handayani (Yogyakarta)
24. Ananda Firman (Jakarta)
25. Aditya Wirabakti (Surabaya)
26. Nofiar Hadi (Banjar Baru)
27. Sani Mar’atus Solihah (Bogor)
28. Faradina Elmahda (Bandung)
29. Heni Susanti (Bandung)
30. Irawan Wiryadi (Jakarta)
31. Hervina Aprilia (Jakarta)
32. Kazha Zuhria Rhapsody (Bandung)
33. Keri Lasmi (Depok)
34. Alhaynurika Neyvla Putri (Yogyakarta)
35. Adelia Surya Kusumawardhani (Yogyakarta)
36. Muhammad Fabio Kurniawan (Jakarta)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *