“Tok, Tok, Tok”
Pameran tunggal Anggi Satoko
3-30 Juni 2016
Wanderlust Coffee Division
Jl. Sosrowijayan Wetan Gang I (GT I/95)
Gedong Tengen, Yogyakarta 55271
0274-29215902
Pembukaan pameran :
Jumat, 3 Juni 2016, pukul 17.00
Pameran dibuka oleh :
Dr. Wahyudi, M. Sc., SpKJ
Musik dan Performans oleh :
Oscar Artunes, Anggi Satoko, Nataniel
Sisir Tanah
Andy SW
Anggi Satoko (Yogyakarta) adalah seorang ibu, seorang crafter dibalik nama HeyYou Handmade. Pada awal proses pameran tunggal pertamanya ini ia ingin bercerita tentang dirinya, karena tawaran pameran tunggal dari Wanderlust ini merupakan kesempatan baik untuk mengenalkan dirinya ke publik seni. Sebuah tawaran yang kemudian membawanya kepada proses penciptaan karya, yang juga membawanya kepada perjalanan tidak stabil tentang dirinya sendiri, yang mana Anggi Satoko merasa buta untuk mengadakan pamerannya sendiri. Ide-ide awal karya Anggi Satoko mulanya hanya berdasar pada asumsi bahwa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Hingga pada pertengahan proses pameran ia mengalami depresi yang sangat panjang dan berat, di hari itu ia memutuskan untuk pertama kali berkenalan dan konseling bersama dr. Wahyudi, M. Sc., SpKJ, pada sebelum-sebelumnya ia memang sering bertemu psikiater untuk mendampingi teman-temannya. Beberapa minggu kemudian, seiring proses konseling ia didiagnosa positif menderita Bipolar Disorder atau gangguan jiwa/depresi tipe sedang yang secara pokok mempunyai dua pola. Yang pertama adalah fase depresif dan yang kedua adalah fase manic, antara dua fase ini memiliki jangka kemunculan yang tak terduga, relatif singkat, dan silih berganti. Dimana suatu ketika fase depresif muncul ia dapat menarik diri, menjadi pendiam, kurang percaya diri, susah tidur, lebih cenderung ke sedih. Di satu waktu yang sama ia dapat beralih ke fase manic, dimana mood meningkat, ia menjadi pekerja keras, banyak ngomong, percaya diri, boros. Selain itu masih ada fase lain dari Bipolar Disorder yaitu hipomania dan normal.
Setelah ia mengetahui apa yang sebenarnya ada didirinya sejak dulu, alasan kenapa ia merasa sering jatuh-bangun untuk menghadapi hari-harinya, dari situ ia mulai mengembangkan ide baru untuk pamerannya hingga tercetuslah tajuk dari “Tok, Tok, Tok”, sebuah pameran tunggal tentang perjalanan seorang Anggi Satoko dalam menghadapi hari sebagai penderita Bipolar Disorder, bagaimana ia menyapa ulang teman-temannya dengan keadaannya sekarang. Keadaannya sendiri dan fakta bahwa di Indonesia, Bipolar Disorder masih kurang dikenal secara luas oleh masyarakat membuat Anggi Satoko ingin membuka banyak mata untuk lebih peka terhadap penderita. Bahwa alih-alih menempelkan stigma tidak berdasar pada penderita gangguan jiwa, masyarakat harusnya justru memberi dukungan, termasuk pada para penderita Bipolar Disorder ini.
Melalui karya-karyanya, narasi-narasi kecil yang ia tampilkan, ia juga mencoba mengajak penderita lainnya untuk terus berjuang, untuk selalu berbagi semangat positif. Itu yang tanpa disadari menjadi alasan Anggi memilih menggunakan medium lukis karena selain cenderung ekspresif, ia merasa itu adalah cara ia berterapi, untuk menenangkan dirinya ketika mengalami fase-fase yang selalu berubah.
Yonaz Kristy
Kurator Pameran