Prontaxan – Pajeromon Remix
Dari Jogja Sampai Bali, Tetap Longxor Tanpa Narkoba
Prontaxan is back!!!
Kolektif musik multi disiplin asal Yogyakarta kembali dengan lagu remixed terbaru, sebagai kado untuk yang tesayang dibulan penuh cinta. Adalah lagu Pajeromon milik band eklektik rock pulau dewata Rollfast yang menjadi korban dekonstruksi terbarunya.
Lagu bergaya Funkot (Funky Kota) berdurasi 5:59 menit ini masih menjadi landasan bermusik, spirit dan aksi dari Prontaxan. Nada-nada campur sari, dangdut, sampai rock diaduk dalam mesin dan perangkat elektronika untuk menghasilkan suara dan nuansa ‘kencang’ menyenangkan.
Pajeromon sendiri adalah salah satu single dari album Garatuba, yang bercerita tentang fenomena Ajik (Oom) di Bali. Dirilis pada tahun 2020 via LaMunai Records, menjadi salah satu album terbaik Indonesia dan Asia pada tahun itu. Garatuba full abum dapat dicek di https://rollfast.bandcamp.com/album/garatuba
“Pajeromon itu sindiran keras ya dari Rollfast untuk menanggapi kebiasan Ajik-Ajik ini. Akhirnya kami representasikan karakternya melalui beat dan warna musik yang berubah-ubah di lagu remix nya. Ya namanya Ajik-Ajik, kalo di Jawa ya ‘isuk dele sore tempe’, mau berubah-rubah ya terserah dia. Ngotot tapi inconsistent.” Prontaxan
Selamat menikmati suguhan terbaru dari Prontaxan berjoget bersama kawan-kawan tercinta.
Peace, Love, & Keep Healthy.
Yours Truly,
P.
ABOUT PRONTAXAN
It is a fuse of ice breaking in the disturbance of a party or celebration, by offering basic human needs is to dance and cheer to escape one’s memory for a moment the restraints of routine and the shackles of the pressures of contemporary society.
Based on information disclosure and ease of access to technology, PRONTAXAN uses Youtube as a bible and some MP3 controller devices as a microphone to echo selected track verses. This curation of verses echoed by PRONTAXAN is associated with the celebration of the mixing of electronic music, dangdut, campursari, and the native sounds of the Archipelago. This mix is more popularly known as Funkot.
PRONTAXAN’s choice of Funkot offers accusations of music consumption and its relation to the construction of social class.
The association was initiated by Yahya Dwi Kurniawan, Uji Hahan Handoko, Lana Pranaya & Rangga Sang Eshayoga, Bagas Oktariyan Ananta, & Dito Satriawan formed in 2018 in Yogyakarta.
PROTAXAN,
Protaxan@gmail.com
+62812 53 985878
INFORMASI MENGENAI PRESS KIT:
Laura D. – 085320909207