“TAKKAN MATI”: PENGEJAWANTAHAN PERADUAN DALAM UPAYA BUNUH DIRI

“Takkan Mati”: Pengejawantahan Peraduan Dalam Upaya Bunuh Diri

Sebagaimana karya sebelumnya dari Manner House / @mannerhouse.official, isu kesehatan mental menjadi satu topik yang terus mereka bawa sampai saat ini. Terlebih dalam nomor kedua yang akan dirilis, mereka berfokus pada pencegahan upaya bunuh diri yang terjadi di masyarakat. Wajar jika mereka fokus pada hal itu mengingat jumlah orang yang melakukan upaya bunuh diri cukup tinggi dewasa ini.

Dinukil dari laporan Tirto.id, dalam publikasinya, Menurut catatan WHO, setiap 40 detik, seseorang kehilangan nyawa karena bunuh diri. WHO mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk ikut dalam “40 Seconds of Action” untuk meningkatkan kesadaran tentang skala bunuh diri di seluruh dunia dan peran masing-masing orang untuk mencegahnya.

Masih dari laporan yang sama, “Perilaku bunuh diri telah ada sepanjang sejarah manusia, tetapi karena beberapa faktor kompleks, perilaku bunuh diri ini meningkat secara bertahap di semua bagian dunia dan dalam beberapa dekade terakhir, telah mencapai tingkat statistik yang mengkhawatirkan,” ujar President WFMH, Alberto Trimboli.

Digawangi oleh Esa Prakasa pada gitar bersama Zulfikar Azhar Mahmud pada vokal dan piano, Manner House merespons isu tersebut dengan mengajak siapapun – baik orang yang pernah teripikir dan atau berupaya untuk mengakiri hidupnya sendiri bahkan yang tidak mengalami hal tersebut – untuk menggali lebih dalam mencari alasan hidup pula berjuang menemukan makna keberadaan dirinya di dunia, serta merangkul semua hal buruk yang pernah dialami lantas terus bertahan dan tetap hidup di dunia yang indah ini.

Lewat single bertajuk Takkan Mati, mereka mengejawantahkan peraduan batin dalam diri seseorang yang terpikir dan berupaya bunuh diri, kemudian mencoba menularkan semangat bertahan hidup dengan merangkul semua pengalaman buruk yang terjadi dalam hidup ini alih-alih menyangkal dan mencoba berperang melawan hal tersebut.

Zulfikar kembali menuangkan segala keresahan pribadinya dalam Takkan Mati. Ditambah lagi, dalam perjalanannya ia bersama Esa Prakasa banyak menemui orang yang memiliki keresahan serupa. Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesamanya, dan merespon gerakan WHO dalam perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2019 yang bertajuk ”Suicide is Preventable” maka lahirlah Takkan Mati.

“Perasaan itu emang kaya perang yang gak pernah berhenti sih, ada aja terus. Tapi ya kalo mati sekarang buat apa kemaren berjuang? Jadi diri sendiri juga yang harus nentuin mau gimana kedepannya, terus perjuangin apa yang kita mau akhirnya. Embrace aja gitu (pengalaman tidak menyenangkan dalam hidup ini) dan coba hidup beriringan dengan sisi gelap itu,” ujar Zulfikar. Perasaan itu tersurat dengan lugas lewat lirik yang ia tulis dan dipahami sebagai proses pencarian dan pendewasaan baginya.

Pre Chorus :
Haruskah, kulepas beban fana ini?
Rasa tak ingin hilang, muncul bersahutan

Reff :
Aku takkan, mati, walau hati ini
Terus mati, untuk berkali – kali
Takkan mati, walau hati ini, terus mati, berkali – kali.

Lagu dengan durasi 4:32 ini disajikan dengan musik yang eksploratif, bak sebuah wahana mungkin bisa dibilang ini adalah sebuah wahana roller coaster yang tidak berujung. Kentara dengan nuansa gelap dan depresif namun di waktu bersamaan menunjukan semangat luar biasa, dibalut dengan gubahan ciamik menggiring pendengar menyusuri naik turunnya lantunan karya tersebut agar bisa meresapi dan menikmatinya sambil bernyanyi. Nantinya Takkan Mati menjadi salah satu nomor dalam album yang akan dirilis kemudian. Seluruh nomor dalam rencana album tersebut membahas soal kesehatan mental dengan premis berbeda tiap lagunya. Seluruhnya disimpul dengan premis “don’t stop”.

Yoga Umbara

CREDITS
Manner House are Zulfikar Azhar Mahmud & Esa Prakasa
Produced by Canggar Krisnatry
Executive Producer Ilman Fauzia Rahman
Composed & Arranged by Zulfikar Azhar Mahmud & Esa Prakasa
Lyrics by Zulfikar Azhar Mahmud
Mixed by Canggar Krisnatry at Borland Audiolabs, Bandung
Mastered by Streaky at Streaky Mastering London, UK
Vocals, Background Vocals, Keyboards & Synthesizers by Zulfikar Azhar Mahmud
Choir by FAVOR (Bella Stephanie, Devina Ompusunggu, Andhika Caesar Sesa, Ardy Sandry Singgalen)
Acoustic & Electric Guitars by Esa Prakasa
Electric Bass by Esa Prakasa
Drums Programming & Sound Design by Canggar Krisnatry
All Keyboards, Synthesizers, & Drums Programing Recorded by Canggar Krisnatry at Borland Audiolabs, Bandung
All Vocals, Background Vocals, Choir, Guitars, & Bass Recorded by Canggar Krisnatry, at Studio 12 & Escape Studios, Bandung
Artwork by Ega Mawardani

Perilisan single kedua Manner House dengan tajuk Takkan Mati khusus pada layanan apple music sudah bisa dipesan secara pre-order sejak tanggal 17 Oktober 2019, dan perilisan di layanan streaming music digital ini mengawali rangkaian perilisan Takkan Mati. Selanjutnya, Manner House akan merilis kontur lain dari karya Takkan Mati via YouTube pada waktu men`datang dan seluruh info nya akan kembali kami siarkan dalam waktu dekat.


About Mannerhouse

It is all started in 2017, in the midst chaos of the quarter-life crisis. Space and time are converged two people in a tiny place in the corner of the universe, called Bandung. With some courage and madness, these two formed a music band, which was officially later named Manner House in 2018. It is Zulfikar Azhar on keyboard and vocal, and Esa Prakasa on guitar. They were Influenced by musicians like Frédéric Chopin, Radiohead, Queen, and John Mayer, these two peoples tried to explore every possible progression and weirdest chord.

Zulfikar is an engineer that is very passionate about his dreams to become
a musician, firstly he just wanted to play keyboard in the band, but unexpectedly, he eventually also become the vocalist. while esa is an anthropologist that somehow becoming an experienced musician as a guitarist and have played in many bands before, he currently also a guitarist in “Angsa dan Serigala” band.

Canggar also introduces Manner House to two very important people
which is Dawan Saputra and Odenk that is later becoming Manner House Band
Team for recording and live session, Dawan as the drummer, and Odeng as
the Bassist. Dawan is currently involved as drummer personnel in “Rock and
Roll” Mafia. Odenk is also a session player that is often hired in a recording
session, he was ”Juicy Luicy” bassist for the recording session in the past

Later, Manner House collaborates with Canggar Krisnatry as their producer.
He once produced several musicians such as “Angsa dan Serigala” and
“Dhira Bongs”. With Canggar valuable experience in music production, He and
Manner House tried to explore every sound and progression in every possible way.

Manner House classifies themselves as an art-pop band because they tried
to see music as a work of art that is created by a vast exploration of imagination using emotional power that hopefully could reach many person’s hearts. Therefore, they tried to explore every possibility in a structure of a song, by blending the two-sided perspective of dark and light, that construct our music as a whole.

Currently, they have a single called “Fiction Mind”, this song is an intro for their bigger project, which is mainly concerned about “Mental Health Issues”, their future album will tell stories about a person’s journey in fighting mental illness.

INFORMATION
E-mail : mannerhouse.official@gmail.com
WhatsApp : +6285 220 919 212 (Bayu)
Instagram : mannerhouse.official
Soundcloud : Obrolan Abad 21
YouTube : Manner House

“Takkan Mati”

Verse 1 :
Lelah hati, dikubur rayu
Sendiri, ingin pergi jauh

Verse 2 :
Tak kuasa, menahan perih
Berdiri, dalam dunia yang berbisik

Pre chorus :
Haruskah, kulepas beban fana ini?
Rasa tak ingin hilang, muncul bersahutan

Reff 1 :
Aku takkan, mati, walau hati ini
Terus mati, untuk berkali – kali
Takkan mati, walau hati ini, terus mati, berkali – kali.

Verse 3 :
Lelah hati, mencipta perih
Menepi, menanti sunyi

Verse 4 :
Melawan perih di dalam hati
Menanti kesunyian esok hari
Melebur nadir didalam nadi
Menanti kebenaran yang tak pasti

Pre chorus :
Haruskah, kulepas beban fana ini?
Rasa tak ingin hilang, muncul bersahutan

Reff 2 :
Aku takkan, mati, walau hati ini
Terus mati, untuk berkali – kali
Takkan mati, walau hati ini, terus mati, berkali – kali.

Coda :
Jiwa telah terbuang
Seribu harapan
Menjelma bisikan
Merenggut kenangan

aku tak kan hilang
aku tak kan hilang
aku tak kan hilang

Reff 3 :

Aku takkan mati, hancur telah berpaling, raga kan kembali

Aku takkan, mati, walau hati ini
Terus mati, untuk berkali – kali
Takkan mati, walau hati ini, terus mati, berkali – kali.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *