TEMU KOMUNITAS FILM INDONESIA 2016

click copy
Temu Komunitas Film Indonesia 2016

Temu Komunitas Film Indonesia Segera Berlangsung
Bermitra dengan Pusat Pengembangan Film Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Peserta telah terkumpul, layar telah terbentang. Temu Komunitas Film Indonesia
2016 (TKFI 2016) siap dilaksanakan pada 25-27 Maret 2016 di Villa Kayu
Palem, Baturraden, Jawa Tengah. Selama tiga hari di kaki Gunung Slamet yang
asri nan sejuk, lebih dari tiga ratus pegiat komunitas film di Indonesia akan
berbagi, berdiskusi, dan bersenang-senang bersama melalui serangkaian
kegiatan—mulai dari kelas, forum diskusi, forum pendanaan, layar tancap, lomba
karaoke, hingga presentasi tentang perfilman Indonesia hari ini.

Temu Komunitas Film Indonesia 2016 bertujuan untuk mendedah
perkembangan terbaru di lingkup komunitas film, memperbaharui data jaringan,
berbagi pengetahuan, serta membangun jaringan antarkomunitas.

“Akan hadir 350 orang peserta yang mewakili 95 komunitas film dari 33 kota
atau 14 provinsi di Indonesia. Ditambah teman-teman komunitas film yang hadir
meramaikan acara, kami akan mengelola 400 orang lebih selama tiga hari
penyelenggaraan acara,” ujar Nanki Nirmanto selalu direktur operasional TKFI 2016.

Pertemuan akbar ini diselenggarakan oleh sebuah jaringan kerja bersama, yang
terdiri dari CLC Purbalingga, Jaringan Kerja Film Banyumas, Cinema Poetica,
Serunya, boemboe, dan Viddsee. Pada penyelenggaraan kali ini, CLC Purbalingga
bertanggungjawab sebagai pengelola pertemuan, sebagai bentuk apresiasi atas
capaian komunitas film Purbalingga dan Banyumas Raya di tingkat nasional.
TKFI 2016 turut bermitra dengan Pusat Pengembangan Film Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan – Kemendikbud, sebagai upaya untuk
mengkoordinasikan kerja-kerja komunitas film dengan rencana pengembangan
perfilman Indonesia ke depannya.

“Kemitraan yang dibangun bersama Pusbang Film Kemendikbud adalah usaha
untuk mensinergikan kerja-kerja yang selama ini terfragmentasi antara sektor
komunitas dan pemerintah. Tidak hanya itu, segera setelah TKFI 2016
terselenggara, kami bersama Pusbang Film akan mengadakan presentasi publik,
melibatkan pelaku dari sektor industri film untuk membedah kemitraankemitraan strategis yang bisa dibangun,” ungkap Adrian Jonathan, salah satu penyelenggara.

Ada dua program yang menjadi sentra kegiatan TKFI 2016. Pertama, kelaskelas tematik sebagai ruang berbagi untuk para pegiat komunitas film. Ada
enam topik yang ditawarkan, meliputi penulisan proposal kegiatan, pengelolaan
pemutaran dan festival film, pengelolaan teknis pemutaran film, apresiasi dan
kritik film, distribusi dan teknologi, serta penulisan skenario. Kelas-kelas ini
tidak memungut biaya keikutsertaan, dan akan dipandu oleh narasumbernarasumber dari dunia perfilman Indonesia.

Pendaftaran untuk kelas-kelas ini terbuka dari 5 Februari hingga 5 Maret 2016.
Total pendaftar untuk kelas-kelas Temu Komunitas Film Indonesia adalah
345 orang dari 95 komunitas, kelompok, dan lembaga yang tersebar di 33
kota atau 14 provinsi.

Kedua, Forum Pendanaan Inisiatif Komunitas. Tidak seperti forum pendanaan
pada umumnya, forum ini hanya menerima pengajuan proposal kegiatan
perfilman non produksi, seperti: pemutaran, kajian, diskusi, pendidikan,
penelitian, pengarsipan, pengembangan, dan kegiatan-kegiatan terkait. Di tengah
jumlah komunitas film yang berkembang pesat, pegiatan perfilman non produksi
belum tergarap semarak kegiatan produksi di tengah jumlah komunitas film
yang berkembang pesat. Itulah alasan utama TKFI 2016 berfokus pada kegiatan
non produksi. Forum Pendanaan Inisiatif Komunitas akan memilih dua proposal
kegiatan, dan masing-masing akan mendapat dukungan senilai Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah).

Sama seperti kelas, pendaftaran untuk forum pendanaan terbuka dari 5 Februari
hingga 5 Maret 2016. Panitia Temu Komunitas Film Indonesia 2016 menerima
18 proposal kegiatan yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri.
Proposal-proposal yang masuk berasal dari 17 komunitas film dan satu
perorangan. Dari 18 proposal, tim seleksi Forum Pendanaan menentukan lima
komunitas film untuk mengikuti tahap presentasi akhir proposal masing-masing
di Forum Pendanaan, yaitu Ruang Film Bandung, Komunitas Gubuak Kopi Solok
(Sumatera Barat), Komunitas Kedung (Kebumen), Kine Klub UMM (Malang), dan Liarliar Films (Solo).

Tentunya, di luar peserta kelas dan forum pendanaan, Temu Komunitas Film
Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya bagi kawan-kawan semua yang
berminat hadir. TKFI 2016 terbuka bagi kelompok maupun komunitas film senusantara. Juga bagi individu-individu yang berminat dan aktif berkegiatan
melalui film.

Informasi selengkapnya tentang Temu Komunitas Film Indonesia 2016 tersedia di
Telepon  :  0812 8597 5183
Kontak  :  temukomunitasfilm@gmail.com
Situs  :  temukomunitas.cinemapoetica.com

PROFIL LEMBAGA PENYELENGGARA

CLC Purbalingga
CLC Purbalingga berdiri pada 4 Maret 2006. Fokus kegiatan CLC Purbalingga
meliputi lokakarya, produksi, pemutaran, perpustakaan, distribusi, dan festival
film.

Jaringan Kerja Film Banyumas
JKFB adalah asosiasi komunitas film di Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas,
Banjarnegara, dan Cilacap) yang berdiri sejak 2007 dan saat ini berdomisili di
Purbalingga. JKFB merupakan lembaga fasilitator dan mediator dalam
mengembangkan dan memajukan kegiatan perfilman di Banyumas Raya.

Cinema Poetica
Cinema Poetica adalah kolektif kritikus, jurnalis, peneliti, dan pegiat film. Dirintis
pada 14 Oktober 2010, Cinema Poetica berfokus pada produksi dan distribusi
pengetahuan sinema bagi publik, sebagai tanggapan terhadap minimnya
literatur tentang film di Indonesia, serta minimnya kajian tentang sinema
Indonesia pada umumnya.

Boemboe
Didirikan pada 2003, Boemboe adalah organisasi berbasis online yang fokus
pada promosi/distribusi film pendek Indonesia, membangun jaringan kerja
antar pembuat film, komunitas film, kine klub, festival film lokal dan pada saat
bersamaan membangun hubungan yang baik dengan kegiatan film pendek di
luar Indonesia.

Serunya
Sebuah perusahaan film yang sejak 2007 telah melahirkan sejumlah penulis
skenario film bioskop maupun televisi melalui kegiatan pelatihan, juga menjadi
agen/manajer untuk sejumlah penulis skenario profesional. Pada 2014, serunya
mendapat nominasi Apresiasi Film Indonesia untuk kategori institusi
pendidikan.

Viddsee
Viddsee adalah sebuah multiplatform online yang mengumpulkan dan memilih
film pendek Asia terbaik untuk ditampilkan di platform kami. Viddsee memiliki
basis audiens internasional yang luas, mempromosikan film pendek Asia terbaik
ke seluruh jaringan film pendek, festival, film market, dan banyak lainnya.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *