Kolektif Gulung Tukar adakan Gelaran Seni Multi-Disiplin Pertama di Tulungagung:
“Turunkan Jangkar, Kembangkan Layar”
Tulungagung, 8 Januari 2020 –Sekelompok anak muda di Tulungagung yang tergabung dalam kolektif terbuka Gulung Tukar, sedang mengadakan acara seni multi-disiplin bertajuk “Turunkan Jangkar, Kembangkan Layar”. Acara ini diselenggarakan sejak 27 Desember 2019 lalu hingga 12 Januari 2020 mendatang.
Agenda utama acara ini berupa pameran foto dan pemutaran film, yang dibarengi dengan beragam program harian seperti lokakarya, diskusi, dan kegiatan lain. Seluruh rangkaian acara digelar di empat venue: Shelter Coffe, Loodst Coffe, Rumalaman, dan Echo’s Coffe di Tulungagung.
Acara ini diadakan juga sebagai rangkaian Jatim Biennale VIII yang tahun ini diadakan secara sporadis dan mandiri di 15 kota di seluruh Jawa Timur. Format Jatim Biennale tahun ini secara langsung telah memantik geliat seni di seantero Jawa Timur.
Meski begitu, agenda yang dibawa Gulung Tukar sendiri adalah untuk mengawali geliat kreatif di Tulungagung dan diharapkan bisa memantik acara-acara serupa di hari depan. Panitia juga berharap agar semangat yang dibawa kolektif Gulung Tukar bisa bersifat berkesinambungan dan kolaboratif.
Terhitung tanggal 8 Januari, Gulung Tukar telah sukses menyelenggarakan acara hingga hari ke-13. Kami merasa hal ini perlu dikabarkan kepada khalayak lebih luas. Selama 13 hari tersebut, kami menyelenggarakan pameran foto dan program harian yang direspon positif oleh anak muda Tulungagung. Kami mulai menemukan benang merah dan teman-teman sevisi yang siap bergerak. Hal yang sangat membahagiakan. “Senang sekali akhirnya bisa melihat geliat seni bisa muncul di rumah sendiri,” ujar Benny Widyo, kurator pameran ini.
Pada beberapa hari yang tersisa ke depan, kami punya beberapa agenda: Pemutaran film “Kucumbu Tubuh Indahku” dari Garin Nugroho, film “Istirahatlah Kata-Kata” dari Yosep Anggi Noen, pemutaran film-film pendek teman-teman Tulungagung, dan beberapa lokakarya. Di hari terakhir, akan ada konser mini dari dua musisi asal Yogyakarta: Jono Terbakar dan Umar Haen.
Publikasi atas hal ini tak hanya akan berarti sebagai sebuah pencapaian, tapi lebih dari itu, kami ingin mengabarkan bahwa api kecil geliat muda di kota Tulungagung telah menyala. Kami ingin agar hal ini mendapat kemungkinan respon yang luas, baik berupa jejaring, apresiasi, maupun sekedar kabar baik yang membuat sunggingan senyum di wajah teman-teman di manapun berada.
Selengkapnya, berikut kuratorial acara:
TURUNKAN JANGKAR, KEMBANGKAN LAYAR
“Mbok ora ngopa-ngopi wae cah!”
“Hash, arep ngapain suwi-suwi ning Tulungagung, ra ono opo-opo. Bosen!”
“Gae opo ya sing mening? Andewe iso opo wae sih?”
Yang baru saja anda baca adalah beberapa nukilan yang kami ambil dari obrolan-obrolan di tongkrongan, di pesan Whatsapp, juga barangkali terselip diam-diam di kepala. Temanya serupa, berupa kegelisahan tersebab minimnya geliat kreatif di kota Tulungagung. Makin kentara ketika jarak yang semakin pudar membuat kita dengan gampangnya membuat perbandingan dengan kota-kota lain seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, atau bahkan Jakarta. Dari rumah kita yang damai ini, kota-kota tersebut terlihat lebih semarak, lebih padat dengan gelaran kreatif yang diaktori anak-anak muda—pameran, konser musik, lokakarya, pemutaran film, kumpul-kumpul, ini-itu-ini-itu.
Bermacam acara yang dipayungi dalam istilah “acara seni-senian” ini, selain memang menyenangkan, punya fungsi penting. Dalam acara semacam ini, kita diajak merayakan sesuatu yang mengikat dan mengembalikan kita pada hakikat rasa sebagai manusia, barangkali sebuah jeda di antara bingar dan sibuknya hari-hari di sebuah kota. Semakin penting karena ia juga selalu jadi wadah bagi orang-orang dengan visi serupa untuk bertemu dan berjejaring, yang pada akhirnya akan berperan jadi katarsis atas terciptanya gelaran kreatif lain. Pada akhirnya, anak-anak muda dan geliat kreatif merekalah yang jadi tanda denyut sebuah kota.
Berangkat dari hal-hal itu, kolektif terbuka Gulung Tukar lahir. Gulung Tukar adalah kolektif terbuka yang mewadahi cah-cah enom lintas-disiplin yang sepakat untuk bergerak bersama menghidupkan bara api geliat muda di Tulungagung. Gulung Tukar membawa semangat untuk tumbuh bersama dan berkesinambungan. Saling menggulung menciptakan gelombang dan bertukar kebaikan dalam bentuk apapun.
Dalam tajuk “Turunkan Jangkar, Kembangkan Layar” kami ingin menjadikan acara ini sebagai jangkar, mengumpulkan segala daya bersama. Jangkar yang menancapkan spirit untuk obah dengan kuat, sebelum akhirnya suatu saat nanti kapal bersama ini akan berlayar ke kemungkinan yang lebih luas.
Kami menyebarkan woro-woro dalam waktu singkat, dan berhasil mengumpulkan belasan orang sebagai penggerak. Jumlah karya yang terkumpul juga tak main-main: 41 karya fotografi, 24 film, dan 12 program harian. Tak bisa dibilang sedikit dan ini sangat menggembirakan. Lewat acara ini, kami ingin mewadahi karya dalam spektrum seluas mungkin, menunjukkan potensi yang ada, mengawali pergerakan, menjadi titik pijak, menjadi benih untuk ekosistem kreatif di kota kita tercinta.
Gelaran ini juga diadakan sebagai rangkaian Biennale Jatim VIII yang digelar secara sporadis dan mandiri. Gulung Tukar bangga menjadikan Tulungagung, satu dari 15 kota di Jawa Timur yang mengadakan acara bulan Desember-Januari ini. Rangkaian acara ini membuktikan bahwa seni adalah milik semua orang dan harus dirayakan semerdeka mungkin.
Kelak kami harap acara ini bisa memantik geliat berkesinambungan untuk bergiat di hari-hari depan. Ayo buktikan bersama-sama kita bisa berkarya dan berdaya!
***
Gulung Tukar mempersembahkan:
TURUNKAN JANGKAR, KEMBANGKAN LAYAR
27 Desember 2019 – 12 Januari 2020
Shelter, Loodst Coffe, Lab Bahasa SMAN 1 Kedungwaru – TULUNGAGUNG
Acara:
– Pameran foto
– Pemutaran film
– Program Harian
INFO GULUNG TUKAR:
Instagram: @gulung.tukar (https://www.instagram.com/gulung.tukar/)
JADWAL KEGIATAN:
https://linktr.ee/gulung.tukar
KONTAK:
email: gulung.tukar@gmail.com
WA: 081226505616