FESTIVAL SEWU KITIRAN 2016 : SERIBU KREATIVITAS DESA

poster

Festival Sewu Kitiran III: Seribu Kreativitas Desa

Festival adalah salah satu aktivitas budaya yang selama satu dekade ini menunjukkan pertumbuhan grafik yang meningkat. Yogyakarta, pada kurun waktu tersebut, sekurang-kurangnya memiliki ratusan festival yang diselenggarakan oleh aktor publik, aktor intelektual, aktor profesional, dan bahkan aktor lokal. Fenomena festival, yang kurang diminati untuk diteliti, kini mulai menjadi objek wacana di lingkungan profesional, yang mencoba untuk mendefinisikan dan mengurai unsur-unsur yang terdapat di dalamnya untuk tujuan mendekati aspek-aspek pragmatisnya untuk dikembangkan bagi masa depannya.
“Festival Sewu Kitiran adalah pesta rakyat yang berlokasi di dusun Sompok ditujukan untuk pengembangan kemandirian wisata desa di wilayah desa Sriharjo yang secara langsung mengampu sungai Oyo dan lingkungan alamnya yang masih otentik. Alamnya yang berbukit, di tebing-tebing tertentu terdapat air terjun, sawah-sawah terasering tadah hujan, dan di dasar lembah dua dusun ini mengular sungai Oyo,”ungkap Winarto Sabdo selaku ketua panitia Festival Sewu Kitiran III, yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 November 2016.

Festival untuk ekonomi pedesaan

Menyebut bahwa Festival Sewu Kitiran tahun ini adalah yang ketiga kalinya, maka perlu dirujuk bahwa Festival Sewu Kitiran I dan II, pernah diselenggarakan pada tahun 2014 dan 2015. Keduanya diselenggarakan di dua dusun yang sama: Sompok dan Kedungmiri.

“Pada Festival Sewu Kitiran I, kami melibatkan sivitas akademika Sekolah Vokasi UGM. Hasilnya cukup menarik. Antara masyarakat lokal, sivitas akademika, dan pemerintah daerah terdapat kesepahaman bahwa pengenalan perayaan budaya dalam bentuk festival, adalah bentuk yang memadai bagi suatu valorisasi kekayaan budaya dan alam untuk tujuan pengembangan ekonomi kreatif,”lanjut Winarto Sabdo.

Pada pemahaman di atas, pengembangan ekonomi pedesaan adalah perekonomian yang berbasis ekonomi kreatif, bukan lagi perekonomian yang berbasis eksplorasi sumber daya alam. Ekonomi kreatif yang dimaksudkan tidak lain adalah nama baru dari ekonomi budaya, yakni ekonomi yang berbasis pada pengetahuan, suatu prinsip yang menerjemahkan bahwa jika suatu produk budaya dulunya adalah biaya, maka pada era ekonomi kreatif, produk itu adalah modal. Penjelasan ini serta merta gayut dengan prioritas kerja Dinas Pariwisata Provinsi DIY, bahwa pada tahun 2014-2016 pariwisata DIY mengunggulkan pariwisata minat khusus dan wisata desa.

Cultural branding

“Untuk Festival Sewu Kitiran II, bentuk perhelatannya sudah berkembang. Dusun Sompok dan Kedungmiri terlibat sepenuhnya sebagai penyelenggara festival,”menjelaskan Tomi Bastomi selaku mantan ketua panitia Festival Kitiran II.” Waktu itu, festival kami sepakati untuk dikembangkan sebagai cultural branding, suatu atraktivitas dari suatu destinasi lokal. Karena itu aktivitas festivalnya kami kembangkan dengan mengangkat seni-seni pertunjukan lokal seperti kethoprak, wayang kulit, dan gejok lesung. Dan venue yang kami pakai adalah amfiteater yang dibangun oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY, yakni Sono Seneng.”
Yang membedakan Festival Sewu Kitiran III dengan dua festival sebelumnya ada beberapa hal. Pertama, lokasi dipindahkan ke wilayah dusun Sompok, mengingat dusun Kedungmiri sudah dua kali menjadi venue festival dan sudah mulai dikenal di masyarakat luas sebagai ‘dusun kitiran’. Kedua, di lokasi Sompok ini, lahan untuk menancapkan kitiran jauh lebih longgar dan lebar, sehingga dimungkinkan menggelar sekurang-kurangnya 600 kitiran berbagai model. Ketiga, lokasi penancapan ratusan kitiran itu diampu oleh rumah tradisional warisan dukuh pertama Sompok yang dalam rencananya akan menjadi home-stay pertama di dusun Sompok. Dan tema pun disesuaikan dengan semangat pembangunan lokal: seribu kreativitas desa.

Festival Sewu Kitiran dan JIHW

“Penyebutan kata sewu pada Festival Kitiran memang mengandai pada referensi seribu kitiran,”jelas Winarto Sabdo kembali.”Tetapi, yang kami inginkan dari kata sewu itu adalah makna simbolik. Seribu itu dapat melambangkan kekuatan yang dibutuhkan untuk membangun wisata desa yang benar-benar menarik wisatawan domestik dan manca. Seribu kitiran itu juga memaknai bahwa energi alam dan manusia yang dimiliki dusun-dusun di Yogyakarta merupakan kekuatan yang tidak boleh dibiarkan terpendam. Kata seribu itu adalah wujud kreativitas desa-desa di Yogyakarta yang dibutuhkan dalam mengembangkan wisata tematik dan khas pedesaan.”
Pada penyelenggaraan Festival Sewu Kitiran III ini akan bertepatan dengan program tahunan JIHW ke-8 (Jogjakarta International Heritage Walk). Bukan suatu kebetulan bila tanggal penyelenggaraan festival, 20 November 2016, dibarengkan dengan program tahunan JIHW tersebut. Karena para peserta JIHW yang berasal dari berbagai negeri manca akan melewati jalan venue festival. Dapat dikatakan Festival Sewu Kitiran III diselenggarakan untuk menyambut dan meramaikan event tahunan tersebut.
“Para peserta JIHW akan kami suguhi dengan tari kitiran, kesenian gejog lesung, dan kesenian lainnya. Kami juga menyediakan stand-stand kuliner (makanan dan minuman) tradisional higienis yang gratis bagi para peserta jalan kaki JIHW, dan tentu saja bagi para pengunjung festival,”pungkas Winarto Sabdo.

Global Culture Institute bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY mempersembahkan FESTIVAL SEWU KITIRAN 2016 “Seribu Kreativitas Desa”.
Mengajak Anda untuk menikmati pesta rakyat dengan suguhan atraksi budaya serta romantisnya artistik alam sekitar dengan berbagai pertunjukan dan lomba yang dapat diikuti dengan cuma-cuma.

Minggu, 20 November 2016, di Dusun Sompok, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, pukul 08.00 – Selesai.

Pertunjukan :
-Kirab kitiran bocah
-Tari kitiran/Ni Sompok
-Pencak Rancak
-Gejog lesung
-Musik Ethno
-Jathilan

Perlombaan:
-Lomba kitiran
-Lomba Fotografi
-Lomba mewarnai gerabah dan layang-layang
-Lomba menanak thiwul
-Lomba kuliner tradisional

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi :
+62 856 4375 3246 (Tomi)
+62 856 4383 7813 (Bella)
+62 813 3639 4173 (Agil)

atau kunjungi media sosial FSK 2016 :
FB : Sewu Kitiran
Twitter : @1000kitiran
instagram : sewukitiran_
Line : @gdm7143f

sosmed

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *